"Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat nya terkesan"
"Seperti badut?"
"Kenapa harus badut?!"
"Ya.. Badut membuat orang terkesan dengan perut gendut nya, lelucon, trik sulap"
"Nonono! Bukan itu Jisoo-yaa. Terkesan disini maksudnya kau melakukan tindakan yang tidak pernah dipikirkan orang itu bahwa kau bisa melakukanya"
"Tapi... Menjadi badut juga gak ada dipikiran Jennie."
"Ter-se-rah!! Aku harap Jennie Unnie tidak menikah dengan idiot seperti mu!"
"Jahat... Aku hanya bercanda Lisa-ya. Jadi terkesan seperti apa?"
Lisa menatap wajah Jisoo yang memelas. Dia akhirnya mengalah dan kembali berbicara. "Apa kau tau kalo wanita selalu luluh pada pria yang romantis?"
"Apa aku harus membawakan nya bunga?" Tanya Jisoo sekali lagi.
"Menjadi romantis tidak harus selalu memberi bunga." Lisa tanpa sadar memutar matanya. Mungkin ini salahnya sampai Jisoo yang berumur delapan belas taun tidak tau cara mendekati seseorang.
'Kau terlalu protective Lisa, harusnya kau membiarkan Jisoo mu mendekati satu atau dua orang. Biar dia tidak terlalu polos seperti ini!' batin Lisa menyalahkan diri sendiri
"Pria Romantis itu seperti Pria yang pandai memasak, Contohnya" Ucap Lisa.
Tapi, Jisoo justru memasang wajah bingung. Melihat ini Lisa kembali menjelaskan. "Ini seperti, Kau bangun tidur, lalu tiba-tiba pasanganmu membawakan sarapan ke ranjang mu sambil berkata. 'Sayang, aku membuatkan sarapan untuk mu', Bukanya itu romantis? Pasangan mu akan bahagia jika kau bisa memperlakukanya seperti ratu."
"Trus?" Tanya Jisoo lagi, jelas dia terlihat bingung.
Tiba-tiba Lisa merasakan marah di hatinya karena kepolosan Jisoo. "Maksudku, buatkan sarapan untuk Jennie dan bawakan ke ranjangnya! Buat dia terkesan dengan cara itu!"
Mendengar ucapan Lisa, Jisoo menggaruk pipinya sedikit malu. "Tapi, aku tidak bisa masuk ke kamar Jennie. Apalagi mendekati ranjangnya.."
Lisa langsung frustasi. Kata ranjang hanya kiasan, kenapa Kim Jisoo harus menganggapnya serius?
"Apartemen! Kau kan tau Unit apartemen nya. Tunggu dia di depan pintu dan berikan dia sarapan."
"Tapi Lisa-ya, aku tidak bisa memasak"
"Belajar!" Tanpa sadar nada suara Lisa meninggi membuat Jisoo menatapnya dengan bingung.
"Kenapa kau berteriak?" Tanya Jisoo dengan nada tidak suka.
Lisa melirik Jisoo dengan sinis. "Maaf, aku hanya terlalu bersemangat."
Jisoo hanya mengangguk tidak ambil pusing. Setelah terdiam, Jisoo kembali berbicara. "Tapi, Jika dia menolak gimana?"
"Selalu ada perjuangan untuk mengejar seseorang" Ucap Lisa dengan nada acuh. "Jika dia menolak, lakukan lagi, terus sampai dia perlahan menerimanya"
Jisoo menatap Lisa dengan kagum. Dia tidak sadar jika Lisa bisa berguna disaat-saat seperti ini.
"Terimakasih saran nya, Limario." Ucap Jisoo tulus.
"Untuk saat ini, lakukan ini dulu, Unnie. Untuk yang lain. Aku akan memberitahumu perlahan."
Setelah percakapan itu. Pada pukul 3 pagi, Jisoo sudah berkutat di dapur. Ponsel nya menyala menunjukan tutorial untuk membuat bubur ayam.
Sebenarnya Jisoo tidak tau makanan kesukaan Jennie dan dia juga tidak tau sarapan yang baik untuk ibu hamil. Jadi Jisoo memutuskan untuk membuat bubur ayam. Juga, menurut tutorial cara pembuatan nya sangat mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy
FanfictionRATE MATURE!!! Tidak disaran kan di bawah jembatan apalagi umur ok?! crita agak aneh, tapi moga kalian suka!! SEMUA RESIKO DITANGGUNG PEMBACA, YAKALI DIBAGI SAMA AUTHOR! KALO VOTE NYA BISA LAH DI BAGI! **************** Yang Jennie ingat hanya waj...