30. Permohonan.

1.5K 299 62
                                    

TIN! TIN! TIN! TIN! TIN! TIN! TIN!

Suara Klakson Mobil bergema keras sepanjang jalan dari tempat parkir menuju gerbang sekolah. Beberapa kepala siswa menyembul keluar jendela dari kelas yang berada dekat dengan tempat parkir, penasaran dengan sumber suara yang menganggu Kegiatan belajar mengajar. Namun, Yang mereka lihat Justru mobil merah yang melaju kearah gerbang yang tertutup tanpa ada niatan berhenti sedikitpun.

Satpam penjaga juga melihat dengan penasaran kearah suara dan segera mendapati sebuah mobil yang melaju kearahnya dengan kecepatan stabil tanpa ada perlambatan. Semua orang menatap ngeri, membayangkan benturan yang akan terjadi. Namun, Satpam penjaga memiliki reflek cepat. Dia dengan cepat membuka gerbang dan sedetik kemudian dia merasakan angin yang berhembus melewati punggungnya dengan cepat.

Si satpam merasakan punggungnya basah oleh keringat dingin dan jantungnya berdetak tidak karuan. Dia mengelap sedikit keringat yang mengalir di dahinya sambil bergumam. "Dasar siswa gila! Demi membolos sampai membahayakan nyawa seperti itu!"

Gila? Ya, Kim Jisoo memang sudah gila.

Tidak ada yang tetap waras saat mengetahui orang yang kau cintai akan membunuh bayi mu.

Bisa saja Jisoo meminta ijin untuk absen hari ini. Tapi, itu terlalu rumit dan paling cepat harus menghabiskan waktu tiga pulus menit sebelum dia bisa keluar dari sekolah. Sedangkan, pesan dari Seulgi mengatakan bahwa jika Jisoo membuang waktu sedikit saja. Maka semuanya akan terlambat.

Jadi, dengan pikiran kacau setelah menemukan mobil teman nya. Jisoo bergegas pergi ke gerbang dengan kecepatan penuh. Dia tau jika dia memperlambat mobilnya, satpam akan mencegah dirinya untuk keluar karena dia tidak memiliki surat ijin. Untung saja satpam memiliki reflek yang cepat. Jika tidak, tidak akan ada yang tau kerusakan seperti apa yang akan Jisoo Terima.

Apa Jisoo peduli tentang semua itu? Sayang nya tidak. Dia tidak berpikir bahwa bisa saja satpam tidak membuka kan gerbang atau tidak tepat waktu saat membukanya. Yang dia pikirkan saat ini adalah cara keluar dari sekolah dan bergegas menuju alamat rumah sakit yang dikirimkan Seulgi padanya.

"Kenapa Jennie? Kenapa?" Gumam Jisoo sambil menyetir. Dia kemudian mengganti persneling nya dengan gesit dan jarum speedometer bergerak naik mencapai angka sembilan puluh.

Kenapa?

Pertanyaan itu terus berputar di benak Jisoo saat dia menyetir. Dia menganti persneling lagi, membuat mobil melaju semakin cepat. Jisoo bahkan mengabaikan lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah.

Tiiinnnnnn! Ckittt!!!

Bunyi ban yang bergesekan dengan aspal terdengar di belakang Jisoo saat dia menerobos lampu merah. Jisoo tidak peduli. Dia kalap, pikiran nya kosong namun di penuhi pertanyaan. Hatinya terus melantunkan doa agar dia tidak terlambat saat sampai ke sana.

Sial nya lagi, Rumah sakit tempat Jennie pergi sangat jauh dari sekolahnya. Starcity Hospital Bukan rumah sakit besar yang berada di pusat kota. Rumah sakit ini berada di bagian selatan kota. Namun, karena pelayanan yang yang baik. Rumah sakit ini tetap menjadi rumah sakit top disana. Dan jarak rumah sakit dengan sekolahnya hampir dua puluh kilo meter.

"Hei! Menyetir dengan benar, Sialan! Kalo gak sayang nyawa. Terjun aja ke sungai Han! Jangan bawa-bawa nyawa orang lain!" Hardik seseorang karena Jisoo menyalip mobilnya dengan ugal-ugalan. Teriakan orang itu jelas sia-sia, karena mobil Jisoo sudah melaju jauh di depan nya.

Setelah enam belas menit perjalanan yang penuh adrenaline. Jisoo masuk ke perkarangan rumah sakit. Dia sedikit mempelankan mobilnya karena ada mobil di depanya yang juga kebetulan masuk ke rumah sakit.

My Baby's Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang