Lisa sedang menatap punggung seseorang di depannya.
Saat ini mereka memasuki jam pelajaran ke tujuh. Satu jam lagi sebelum bell pulang berbunyi. namun, seseorang di depanya terlihat tidak fokus pelajaran dari pagi hari.
Tidak! Tidak hanya pagi ini. Tapi ini dimulai Dua minggu lalu sejak dia menceritakan pengalaman malam pertamanya kepada Lisa.
Lisa menghela napas di belakang Jisoo. Jelas sekali pikiran jisoo tidak pernah ada bersamanya akhir-akhir ini.
"Jisoonnie~" Panggil Lisa dari belakang, Tapi seperti yang dia duga. Jisoo bahkan tidak menoleh dan terus menatap keluar jendela.
"Jisoo Unnie!"
Brak!
Lisa kembali memanggilnya tapi kali ini kaki panjangnya menendang bagian belakang kursi Jisoo membuat Jisoo tersentak kaget.
"Wth! Apa mau mu Lisa?!" Ucap Jisoo tertahan takut guru di kelas memperhatikan mereka.
"Aku memanggilmu dari tadi unnie!" Balas Lisa dengan nada marah.
"Sedari pagi! Tidak! Dari dua minggu yang lalu, kau sering mengabaikan ku dan terus melamun! Kau persis seperti boneka berjalan! Kemana perginya Jisoo ku yang ceria!" Suara Lisa tanpa sadar meninggi, menarik perhatian teman-teman sekelas nya, bahkan guru mereka.
"Lisa! Jisoo! Apa yang kalian perdebatkan! Cepat selesaikan tugas nya!" Tegur guru mereka.
Jisoo segera menundukan kepalanya fokus ke buku yang sedari tadi dia abaikan. Tapi, Kata-kata Lisa menganggu pikiran nya.
Ya? Apa yang sedang dia pikirkan? Jisoo sendiri tidak tau. Pikiranya kacau dan hati nya gelisah.
Melihat punggung Jisoo yang dulu tegak menjadi sedikit bungkuk. Lisa merasakan perasaan yang tidak enak di hatinya.
"Mau cerita?" Ucap Lisa berbisik di belakang Jisoo. Namun Jisoo masih bisa mendengarnya.
"Apa yang perlu di ceritakan?!" Jawab Jisoo sinis sambil menulis jawaban di bukunya.
"Entah" Lisa mengangkat bahu, perlahan bersandar pada kursinya. "Crita tentang perasaan mu? Pikiran mu?" Lanjutnya.
Sekitar mereka menjadi sangat bising, bell yang menandakan memasuki jam pelajaran terakhir baru saja berbunyi. Membuat sebagaian orang tidak sabar untuk pulang.
Walaupun berisik, Jisoo masih mendengar Lisa. "Tidak ada yang perlu di ceritakan Lisa-ya. Kerjakan saja tugas mu"
"Ada menu baru di kedai Es Cream Frezei. Mau keluar dan mencobanya?" Ucap Lisa mencoba membuat Jisoo berbicara.
"Tidak, aku lelah ingin segera pulang dan kau, berhenti berbicara. Berbicara denganmu membuatku semakin lelah saja!"
Melihat Jisoo yang masih keras kepala. Lisa kembali bertanya dengan nada yakin. "Apa kau masih memikirkan nya?"
"Apa? Aku tidak sedang memikirkan Jennie" Bantah Jisoo bahkan tanpa menoleh
"Apa aku bilang 'Jennie' tadi, hm?" Ucap Lisa dengan nada mengejek.
Tangan Jisoo yang sibuk menulis seketika berhenti. Dia cepat menoleh ke belakang melihat Lisa dengan wajah marah.
Melihat wajah memerah Jisoo, Lisa terkekeh kecil. "Jadi? Ingin mencoba es cream varian baru?"
Di sore hari yang ramai. Cahaya matahari sore yang hangat menerpa sebagian wajah cantik Jisoo dari balik jendela.
Saat ini, Lisa dan Jisoo berada di kedai Es cream pinggir jalan dengan Logo Huruf F yang tampak membeku dengan tulisan Frezei yang seperti terbentuk dari es mengantung di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy
FanficRATE MATURE!!! Tidak disaran kan di bawah jembatan apalagi umur ok?! crita agak aneh, tapi moga kalian suka!! SEMUA RESIKO DITANGGUNG PEMBACA, YAKALI DIBAGI SAMA AUTHOR! KALO VOTE NYA BISA LAH DI BAGI! **************** Yang Jennie ingat hanya waj...