45. Bertemu keluarga?

1.2K 250 48
                                    

"Mau kemana, Unnie?" Tanya Jisoo saat mobil mereka akhirnya keluar dari basement kantor Jennie.

"Kau bilang kau lapar, ayo cari makan" Jawab Jennie sambil membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. Dia bisa melihat Jisoo yang mengangguk sebagai tanggapan.

Sembari memperhatikan figur samping Jisoo yang sempurna. Jennie masih tidak percaya dengan apa yang dia alami beberapa saat lalu. Dia dan Jisoo pada akhirnya akan bersama. Tapi, Apa semua akan berjalan dengan lancar? Apa dia dan Jisoo akan benar-benar berakhir bersama?

Jennie kemudian merasakan ketakutan dihati nya dengan tiba-tiba. Dia tanpa sadar mencengkram celana nya sendiri. Hanya karena dilanda kebahagian dari lamaran Jisoo, dia lupa tentang beberapa hal.

Dia lupa tentang keluarga Jisoo, bagaimana reaksi mereka saat mengetahui hal ini, tentang Daddy nya, dan yang terpenting, dia lupa tentang Oppa nya yang posesif, Kim Taehyung.

Jennie mengigit bibir nya saat memikirkan masalah yang akan timbul. Jennie takut jika hubunganya dengan Jisoo tidak semudah yang dia kira.

"Mau makan apa, Jen?" Tanya Jisoo lagi. Namun, Saat tidak mendapat jawaban dari Jennie. Jisoo sedikit melirik Jennie yang tampak melamun di sebelah kanan nya. "Sayang?" Panggil Jisoo kepada Jennie

Jennie tersentak kaget saat tangan Jisoo berada diatas tangan kirinya yang terkepal erat. Dia segera mengalihkan pandangan nya kearah Jisoo yang melihatnya dengan penasaran.

"Ada apa, Jen? Kenapa kau melamun?" Tanya Jisoo dengan nada penasaran, Jisoo bahkan menepikan mobil mereka agar dia bisa fokus pada calon istrinya saja. Lalu, Alis Jisoo sedikit mengernyit saat Jennie, bukan nya menjawab malah semakin mengigit bibir bawahnya.

"Bukan nya aku sudah bilang untuk tidak mengigit bibir bawahmu, Jennie?" Ucap Jisoo dengan nada tidak suka. "Kau harus menghentikan kebiasaan mu itu. Selain aku, tidak boleh ada yang mengigit bibir mu, termasuk kau."

Jisoo kemudian mengulurkan tanganya untuk menyentuh bibir Jennie. Namun, Jennie justru menghindar ke samping membuat Tangan Jisoo membeku di udara. Kerutan di dahi Jisoo semakin bertambah. Pasti ada masalah, Jisoo yakin itu, jika tidak, mengingat kalimat godaan nya tadi. Jisoo yakin Jennie akan tersipu malu. Namun, Sekarang calon istrinya itu bahkan tidak berani menatap matanya.

"Jennie. Katakan padaku, ada apa?" Ucap Jisoo dengan nada serius.

Jennie mengalihkan pandangannya kearah luar jendela. Wajah Jisoo yang menatapnya dengan serius terpantul disana. Tapi, Jennie tidak berani untuk mengutarakan apa yang dia pikirkan kepada Jisoo.

"Jennie!" Kali ini nada suara Jisoo di penuhi tuntutan. Jisoo kemudian melepas sabuk pengaman nya agar bisa mendekat kearah Jennie. Dia lalu memegang kedua pundak Jennie sebelum memaksa Jennie agar melihat kearah nya.

"Sayang, lihat aku" Pinta Jisoo namun Jennie tetap mengalihkan pandanganya kearah lain walaupun tubuhnya sudah berhadapan dengan Jisoo. "Jennie, sayang. Kau bilang kau sudah menerimaku, jadi... Bisa tidak kau percaya padaku dan berbagi apa yang kau pikirkan padaku?"

Tapi, Nihil tidak ada tanggapan apapun dari Jennie. Jisoo menghela napas dalam hati saat mendapati Jennie yang keras kepala didepan nya. Dia kemudian menangkup kedua pipi Jennie, memaksa Jennie melihat mata nya. "Kita akan menikah. Setidaknya percayalah pada calon suami mu ini" Bujuk Jisoo lagi

"Jisoo" Kali ini Jennie akhirnya bersuara sambil menatap balik Jisoo. "Apa keluarga mu tau kalau kau melamar ku? Apa keluargamu tau kalau kita akan menikah?"

Jennie bisa melihat mata Jisoo yang menjadi sedikit gelisah. Jennie yakin, Jisoo tidak memikirkan tentang keluarganya saat melamar dirinya. "Tentu saja mereka tidak tau saat kau tiba-tiba melamar ku seperti itu. Bukan?"

My Baby's Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang