Setelah merasa dirinya tenang dan adiknya juga tenang kembali tanpa sentuhan apapun. Jisoo kembali lagi menuju ruangan Jennie berada. Sesampainya disana. Dia melihat Seulgi yang sibuk berputar-putar dengan kursinya sambil membaca sebuah berkas sedangkan Jennie sedang bersandar pada tembok dengan satu tangan dilipat di dada dan tangan lainya memegang ponsel, terlihat sangat serius berbicara dengan seseorang.
Jennie jelas melihat Jisoo yang mendekat kearah mereka. Tapi, dia hanya memperhatikannya sembari terus berbicara dengan seseorang ditelpon itu. Sedangkan Jisoo berlalu pergi melewati nya begitu saja menuju meja Seulgi.
Jisoo lalu duduk dikursi tepat didepan meja Seulgi. Hanya ada satu kursi dan Jisoo tidak mau repot untuk memikirkan fungsi dari kursi yang berada disana. Keberadaan Jisoo yang tiba-tiba duduk di depanya menghentikan Seulgi dari kegiatannya berputar-putar. Ia berhenti dan menetap Jisoo dengan wajah Heran.
"Darimana?" Tanya Seulgi penasaran karena Jisoo pergi begitu saja melewatinya tadi.
"Kamar mandi" Jawab Jisoo singkat sembari mengeluarkan ponsel dari saku celana training yang dia pakai.
Alis Seulgi terangkat dengan ketidakpercayaan. "Ngapain?"
"Cuci muka" Jawab Jisoo singkat sekali lagi.
"Hah? Ngapain?" Tanya Seulgi lagi dengan keheranan mutlak.
Jisoo mengangkat wajahnya yang sedari tadi fokus pada ponselnya kearah Seulgi. Wajahnya jelas mengambarkan Ketidaksukaan. "Aku bilang, cuci muka Unnie." Perjelas Jisoo pada jawabanya.
"Gak, maksudku, ngapain ke kamar mandi karyawan yang jauh diujung sana? Padahal kan di ruangan Jennie ada kamar mandi juga" Ujar Seulgi memperjelas pertanyaan nya.
"Hanya ingin" Jisoo kembali menjawab. Melihat Seulgi yang masih menatapnya dengan cengo. Jisoo membuka suaranya lagi. "Sudah Unnie. Orang yang sudah berumur sepertimu mana paham dengan jiwa bersemangat dari anak muda sepertiku? Jadi, Walau aku menjelaskan, kau tidak akan paham"
"Ini anak!"
Tak!
"Aw!"
Jisoo memegangi kepalanya yang digeplak oleh Seulgi dengan berkas yang dia pegang. Tidak sakit sih, Tapi, tetap saja Jisoo menatap tajam kearah sahabat Unnie nya itu. Dengan tampang cemberut Jisoo berkata dengan protes. "Kenapa Unnie memukulku, hah?!"
"Mangkanya kalo orang tanya sungguh-sungguh itu, jawabnya jangan main-main!" Ujar Seulgi sembari menatap Jisoo dengan garang.
"Loh? Memang apanya yang salah dari yang aku ucapkan, Tante Seulgi?"
"Haishh! Mau ku pukul lagi, Hah?" Seulgi sudah ancang-ancang untuk memukul kepala Jisoo sekali lagi dengan berkas yang dia pegang.
Disisi lain, Jisoo segera bertindak difensif dengan melindungi kepalanya menggunakan kedua tangan. Wajah nya beralih kearah lain secara spontan untuk menghindari pemukulan. Dan segera, tanpa sengaja. Pandangannya bertemu tatap dengan Jennie yang juga memperhatikan nya.
Jennie terus berbicara dengan ekspresi serius di wajahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Jisoo. Dengan posisi yang masih sama, yakni bersandar di tembok dan tangan yang terlipat di depan dada. Jisoo merasa Jennie di depanya terlihat sangat keren dan berkharisma, padahal Jennie hanya menggunakan atasan rajutan dengan celana kulot. Namun, auranya tidak main-main.
Bayangkan, Bagaimana Jika Jennie dalam setelan formal?. Jisoo tanpa sadar berseru dalam hati. Oh! dan Jangan lupa dengan perutnya yang sedikit terlihat membuncit dibalik bajunya. Itu terlihat... Sangat Luar biasa dimata Jisoo. Ia bahkan bisa merasakan jantungnya sedikit berdetak lebih cepat dari biasanya saat melihat Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy
Fiksi PenggemarRATE MATURE!!! Tidak disaran kan di bawah jembatan apalagi umur ok?! crita agak aneh, tapi moga kalian suka!! SEMUA RESIKO DITANGGUNG PEMBACA, YAKALI DIBAGI SAMA AUTHOR! KALO VOTE NYA BISA LAH DI BAGI! **************** Yang Jennie ingat hanya waj...