Manis

377 29 1
                                    

.
.
.
.
.
.
"kakak, apakah kamu akan pergi ke pelabuhan?" seorang pangeran dengan sebuah mahkota indah menghiasi kepalanya berucap dengan tutur kata yang lembut dan senyuman kecil. Sang kakak membalikkan tubuhnya untuk melihat adik bungsunya itu lalu mengangguk dengan pelan.

"Tentu kakak akan ke pelabuhan dan mungkin sebentar lagi akan kesana untuk mengecek barang-barang yang akan masuk ke dalam kerajaan kita. Kamu mau ikut, Yangyang?" Yangyang mengangguk semangat mengudang sang kakak yaitu Hendery untuk tertawa lalu membawa sang adik bungsunya itu untuk pergi ke pelabuhan.

Suasana di perjalanan sangat tenang bahkan Yangyang menikmati perjalanannya menuju pelabuhan, dia adalah seorang pangeran sekaligus anak bungsu dari kerajaan Eleonora sedangkan Hendery merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara. Tidak membutuhkan waktu yang lama mereka pun sampai di pelabuhan yang di tuju. Terlihat banyak kapal yang bersinggah untuk mengantarkan semua barang kebutuhan ataupun barang yang di pesan dari kerajaan Eleonora.

Yangyang mengikuti Hendery dari belakang sambil membalas sapaan dari beberapa orang dengan ramah, dia sangat jarang sekali untuk pergi keluar karna Yangyang lebih menyukai di dalam istana untuk berlatih memanah dan mendalami ilmu kedokteran dengan saudaranya yang lain.

Sesekali Yangyang membantu Hendery mengurus pesanan yang masuk dan membantu para awak kapal walau dari awal para awak kapal itu menolak dengan halus dan menyuruh Yangyang untuk duduk di kursi yang sudah di siapkan. Mata indahnya itu tidak diam melihat barang-barang yang mulai habis di bawa kearah kerajaan.

Yangyang kembali mengikuti Hendery saat Hendery naik ke kapal untuk bertemu dengan seseorang
"Selamat sore yang mulia" sapa orang itu dengan membungkuk sopan dan senyuman lebar terukir di wajahnya itu.

"Ahahaha selamat sore juga kak, panggil lah saya Dery karna hanya kita saja di sini. Bagaimana laut? Oh yahh di sini saya membawa adik bungsu saya, dia Yangyang" Yangyang membungkuk sopan untuk menyapa pria tadi dan di balas. Mata Yangyang tertuju dengan seseorang yang sekarang berbincang dengan sang kakak.

"Menurut saya laut sangat indah dan cantik, walau saya harus berada di kapal berbulan-bulan ahahaha tapi saya menikmatinya seperti saya menikmati pekerjaan saya yang dulu" jawab pria itu dengan tertawa kecil membuat Yangyang tidak mengalihkan pandangannya dari pria tadi.

"Apakah kamu tidak ingin bekerja seperti dulu lagi, kak?" tanya Hendery sambil menikmati hembusan angin pantai yang sekarang membelai lembut wajahnya sedangkan Yangyang hanya diam menyimak pembicaraan sang kakak dan sahabatnya itu.

"Sebenarnya saya ingin, tapi apakah saya masih bisa di terima di kerajaan?" Hendery mengangguk semangat menjawab pertanyaan itu.

"Tentu, kak Taeyong akan selalu di terima di kerajaan karna kamu sudah berjasa di kerajaan Eleonora jadinya kamu bisa kembali bekerja sebagai kepala pengawal kerajaan atau dirimu menjadi jenderal lagi seperti dulu?" Taeyong terkekeh mendengar ucapan Hendery. Dia dulu adalah jenderal di kerajaan Eleonora dan bahkan tangan kanan sang Raja, tapi ada beberapa alasan membuat Taeyong turun dari tahtanya dan memilih menjadi nahkoda kapal.

"Ahh kalau menjadi jenderal saya tidak ingin, kalau saya menjadi pengawal pribadi pangeran apakah bisa?" Hendery mengangkat satu alisnya pertanda dia bingung dengan ucapan Taeyong, tapi dia langsung tertawa saat tahu apa yang di maksud dengan ucapan Taeyong.

"Ahahaha tentu boleh tapi dirimu harus mendapatkan izin dari kak Ten karna dia sangat posesif terhadap adik bungsunya" mendengar itu Taeyong langsung menghembus nafasnya pelan sambil memijit pelipisnya.

"Ahh saya lupa kalau kalian mempunyai saudara yang sangat tidak bisa diam itu tapi tenang saya dengan mudah membujuknya nanti. Nanti saya akan pergi ke kerajaan kalian mungkin minggu depan" setelah berbincang dengan Yangyang yang asik melihat pemandangan pantai.

"Yangyang ayo kita pulang" Hendery lebih dulu pergi turun dari kapal, Yangyang mengangguk dan berjalan menyusul Hendery untuk pulang ke kerajaan.

"Pangeran Yangyang" Yangyang berhenti lalu menoleh kearah Taeyong yang memanggilnya tadi, bisa dia lihat Taeyong membawa satu bunga mawar merah dan satu bunga mawar putih lalu dia berikan kepada Yangyang.

"Saya tahu kalau kamu membutuhkan dua mawar itu untuk ramuan atau membuat obat jadi saya bawakan kamu bunga mawar itu, dan saya hanya mau bilang kalau kamu sangat manis dan cantik dengan mahkota itu tetaplah tersenyum karena senyuman mu menjadi kebahagiaan orang-orang termasuk saya" Yangyang mengerjapkan matanya berulangkali dengan wajahnya yang mulai bersemu merah, Yangyang sedikit mendongak untuk melihat Taeyong yang sedikit lebih tinggi darinya dan Taeyong tampak lebih tampan saat di lihat dari dekat.

"A-ah terimakasih kak Taeyong, saya pamit dulu karna pangeran Hendery sudah menunggu. Selamat malam" sebelum pergi dirinya membungkuk sopan lalu berlari kecil kearah kereta kuda tadi membuat Taeyong terkekeh kecil melihat adik dari sahabatnya itu.

Hendery menatap Yangyang dengan tatapan bingung saat melihat wajah sang adik memerah dan juga dua bunga mawar di tangan Yangyang
"Kenapa wajahmu memerah?" Yangyang langsung menutup kedua pipinya lalu menggeleng kecil.

"Tidak apa-apa hanya kepanasan saja tadi" Hendery menggelengkan kepalanya karna dia tahu sang adik sedang berbohong dan melihat Taeyong yang tersenyum dari kejauhan, sepertinya dia tahu apa yang membuat adiknya itu malu.

"Ahh sepertinya akan ada yang jatuh cinta nanti" gumam Hendery.
.
.
.
.
.
.

Pangeran Yangyang

Nahkoda kapal kerajaan Eleonora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nahkoda kapal kerajaan Eleonora

Nahkoda kapal kerajaan Eleonora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang