Pelukan

458 34 0
                                    

.
.
.
.
.
.
Yangyang sekarang terdiam membatu di kamar sambil melirik ke arah handphone yang baru saja dirinya lempar ke ujung kasur, matanya berkedip-kedip dengan jari yang tidak berhenti bergerak satu sama lain untuk menghilangkan rasa takut dan gugup. Dia baru saja melakukan kesalahan kecil yang membuat kekasihnya kepancing emosi dan marah kepadanya, kekasihnya bilang dia akan pulang sepuluh menit lagi dari tempat temannya yang tidak jauh dari rumah mereka.

Yangyang memikirkan cara untuk menenangkan kekasihnya nanti, dia juga terkejut saat sang kekasih hanya membalas pesannya secara singkat dan ada tanda titik di akhir kata dan tidak panjang lebar seperti biasanya. Yangyang yakin kekasihnya itu marah kepadanya.

Tidak lama kemudian suara motor masuk ke dalam halaman rumah membuat Yangyang kembali gugup dan takut, dia gigit kecil bibirnya gugup karna dia sangat jarang sekali melihat kekasihnya itu marah ataupun kesal. Derap langkah kaki terdengar menuju kamarnya membuat Yangyang langsung menatap kearah pintu kamar yang sudah terbuka lalu di tutup kembali dan di kunci oleh seseorang.

Kekasihnya itu berjalan kearah Yangyang yang berada di kasur dengan tatapan datar tanpa adanya senyuman lebar atau kata-kata manis yang biasanya setiap hari kekasihnya katakan membuat Yangyang tambah takut, dia hanya pasrah kalau dia kena amukan dari sang kekasih.

"Mark hyung-"

Belum selesai Yangyang berbicara, seseorang yang di panggil Mark naik ke atas kasur dan ikut tiduran di sebelah Yangyang lalu membawa Yangyang kedalam pelukan sambil membenamkan wajahnya di leher Yangyang. Yangyang bingung tapi dia tidak menolak pelukan dari mark.

"Mark hyung Yangie-"

"Diam. Hyung marah kepadamu jangan banyak ngomong, hyung cuman mau peluk kamu biar marahnya hyung cepat hilang" Yangyang terdiam sejenak saat mendengar ucapan Mark, bukannya mendapatkan bentakan atau kata-kata kasar dari sang kekasih Yangyang malah mendapatkan pelukan hangat di sertai kecupan ringan di lehernya.

Yangyang tidak keberatan kalau dia mendapatkan bentakan karna dia sadar akan kesalahannya tapi dengan begini membuat Yangyang bingung. Dia usap lembut surai hitam Mark sambil merasakan usapan lembut di punggungnya dari tangan Mark.

"Jangan begitu lagi.. Hyung gak suka" setelah beberapa menit saling diam akhirnya Mark membuka suara sambil mendusel kecil di lehernya, sepertinya Mark kembali tenang. Yangyang hanya mengangguk kecil yang mungkin saja tidak di lihat oleh Mark yang asik mendusel di lehernya.

"Eung.. maaf.. jangan marah.. soalnya Mark Hyung seram kalau marah atau emosi kayak monster" bisa Yangyang dengar kekehan kecil dari mulut Mark, Mark menjauhkan wajahnya dari leher Yangyang lalu menatap mata Yangyang yang menampilkan tatapan sedih dengan bibir yang melengkung ke bawah menandakan dirinya sedang sedih.

"Hyung maafin, tapi jangan di ulangin lagi dan pikir lagi kalau mau berkata-kata atau mengeluarkan pendapat ataupun bertanya. Pikirkan lagi kedepannya gimana sehabis Yangyang mengatakan itu, gimana kalau hyung menyetujui permintaan Yangyang tadi huhh?" ucapan Mark membuat Yangyang tambah sedih dan membuat Yangyang menyembunyikan wajahnya di dada Mark.

"Heunggg I'm sowwy mark hyung.." Mark menarik selimut untuk menutup seluruh badan mereka lalu mengusap punggung Yangyang supaya Yangyang lebih tenang.

"Sudah sudah mending Yangyang tidur siang bareng hyung sini, musim dingin sebentar lagi datang jadi jangan lupa untuk menghangatkan dirimu"

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang