Aksi

253 28 0
                                    

.
.
.
.
.
Yangyang masuk kedalam lift yang sudah terbuka, baru saja dirinya menekan tombol angka lantai akan dia tuju tiba-tiba ada wanita yang ikut masuk. Yangyang pun sedikit memberi ruang tapi matanya melirik kearah handphone wanita tadi, dia penasaran apa yang sedang wanita itu lihat.

"Pemimpin perusahaan ini sangat tampan dan aku yakin aku bisa mendapatkannya" Yangyang ternganga mendengar ucapan wanita itu yang asik membuka sebuah akun Instagram seseorang, Instagram pemimpin perusahaan yang sekarang dia datangi.

Mereka berdua hanya diam tidak ada yang membuka suara sampai mereka di lantai 12 lantai yang mereka tuju. Yangyang lebih dulu keluar tapi dia langsung berhenti lalu menoleh kearah wanita tadi.

"Aku sarankan untuk tidak macam-macam di sini, nyonya" setelahnya Yangyang pun pergi meninggalkan wanita tadi yang sudah menatap Yangyang dengan tatapan tidak suka.

"Aneh sekali pria itu"

Yangyang pergi ke mejanya yang di mana ada Xiaojun sang sahabat sedang sibuk mengotak-atik komputer kantor, Yangyang mendudukkan dirinya di kursi serta menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Dia penasaran, siapa wanita yang dia temui di lift tadi.

"Eh gege, hari ini ada anak magang baru yah? Dia seorang wanita"

Xiaojun menatap Yangyang dengan tatapan bingung, dia rasa tidak ada pemberitahuan ataupun penerimaan anak magang baru di perusahaan mereka. Xiaojun menggelengkan kepalanya membuat Yangyang bingung.

"Aku rasa tidak ada anak magang yang akan datang tapi ada tamu yaitu anak dari perusahaan sebelah, katanya dia mau lihat-lihat di sini entah tujuannya untuk apa. Namanya Dayana" akhirnya Yangyang tahu siapa yang bersamanya saat menuju lantai 12, Yangyang memutuskan untuk membantu Xiaojun mengurus berkas.

Jam istirahat pun datang, Yangyang pamit untuk pergi beli susu di vending machine minuman. Saat sedang minum susu dia melihat Dayana ada ruangan sebelah yang sedang melepaskan jaket bulunya itu, Yangyang sedikit melongo melihat outfit Dayana yang terkesan sangat terbuka dan sangat bertentangan dengan peraturan perusahaan.

"Pemimpin perusahaan datang" Yangyang mendengar rekan kerjanya itu mengatakan kalau pemimpin perusahaan datang mengunjungi mereka, Yangyang tidak pergi dari tempatnya berdiri dan memilih untuk melihat Dayana yang sepertinya sedang merencanakan sesuatu dengan sebuah gelas kertas di tangannya.

Bisa Yangyang lihat, pemimpin perusahaan mereka yang sedang memperhatikan sekitar tiba-tiba di tabrak dengan sengaja oleh Dayana sampai minuman yang di pegang Dayana tumpah di jas yang di pakai oleh pemimpin perusahaan mereka.

"A-aduh pak maaf saya tidak sengaja. Pasti sangat tidak enak kalau menggunakannya jas yang kotor jadi lebih baik jasnya saya bawa untuk saya cuci" pemimpin perusahaan yang dengan sengaja di tabrak oleh Dayana hanya menampilkan ekspresi datar sambil mengusap-usap bekas tumpahan jus.

"Aihh seharusnya kau lebih berhati-hati lagi, bagaimana kalau jus yang kau pegang itu malah tumpah di komputer huh?"

"Maafkan saya pak, lebih baik jasnya saya bawa dan saya cuci di ruangan anda" Dayana menampilkan senyuman yang lebih di bilang dengan senyuman menggoda sambil mengelus tangan pemimpin perusahaan, pemimpin perusahaan hanya diam tapi dia mengambil tanda pengenal milik Dayana.

"Tidak usah, jas ini mahal. Oh yah sekretaris Kim, ini bawa ke bagian keuangan. Bilang kalau gaji Dayana di potong setengah untuk membayar jas saya" sekretaris itu membungkuk sopan lalu pergi dari sana di susul pemimpin perusahaan.

Melihat itu membuat Yangyang menyemburkan susu yang ada mulutnya karena dia tidak menyangka pemimpin perusahaannya mengatakan hal itu kepada orang baru, Dayana yang melihat Yangyang tidak jauh dari sana langsung menghampiri Yangyang dengan perasaan kesal.

"Puas kau menertawakan ku?!"

"Kan sudah aku bilang kau jangan main-main di sini apalagi sama pak Jeno" mendengar hal itu Dayana langsung pergi dengan perasaan marah membuat Yangyang terkekeh kecil.

Sore hari pun datang, Xiaojun minta bantuan kepada Yangyang untuk menyerahkan berkas yang dia kerjakan tadi ke pemimpin perusahaan karena dia ada urusan mendadak. Yangyang tidak keberatan dan langsung pergi ke ruangan pemimpin perusahaan yang bernama Lee Jeno.

Baru saja Yangyang sampai Yangyang melihat ada Dayana yang ingin masuk, segera Yangyang mencegah wanita itu untuk membuka pintu.

"Ayolah nyonya Dayana, aksimu ini sangatlah basi" Dayana langsung menepis tangan Yangyang dengan kasar.

"Aku tidak perduli, yang penting pak Jeno akan menjadi milikku"

Setelah mengatakan itu Dayana membuka pintu, di dalam sana ada Jeno yang sedang berkutat dengan laptopnya. Yangyang memutuskan untuk melihat dari luar ruangan, dia ingin melihat aksi apalagi yang akan Dayana lakukan. Ternyata wanita itu membuka kembali jaketnya lalu dengan sengaja duduk di atas meja Jeno sambil menampilkan belahan dress hitamnya.

"Ini berkas saya Pak" dengan nada yang menggoda Dayana mengelus tangan Jeno yang sekarang menatapnya dengan tatapan bingung. Yangyang yang merasa tidak tahan langsung masuk dan tanpa permisi langsung duduk di pangkuan Jeno, di pangkuan pemimpin perusahaannya.

Tentu saja Jeno terkejut melihat Yangyang yang tiba-tiba duduk di pangkuannya tapi Dayana lebih terkejut melihat aksi Yangyang, Yangyang hanya tersenyum kecil melihat ekspresi terkejut Dayana.

"Apa yang kau lakukan huh?! Kau tidak sopan kepada pemimpin!" ujar Dayana tidak terima, Yangyang hanya diam saja tapi dia langsung menoleh kearah Jeno yang sedang memegang buah blueberry.

"Sayang, aku mau buah itu" ucap Yangyang sambil mengusap rahang tegas milik Jeno, Jeno hanya tersenyum kecil sampai membuat matanya berbentuk seperti bulan sabit. Saat ingin menyuapi Yangyang buah blueberry tadi Yangyang langsung menghentikan tangan Jeno.

"Aku mau dari mulutmu" Yangyang mengigit buah blueberry itu tapi langsung dia mencium bibir Jeno di depan Dayana yang sekarang terdiam membatu apalagi Dayana melihat Jeno tidak memberontak melainkan memeluk erat pinggang ramping Yangyang sambil mencium Yangyang.

Yangyang lebih dulu melepaskan ciuman mereka lalu kembali menoleh kearah Dayana dengan tatapan lembut, Jeno semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Yangyang bahkan pria tampan itu tidak segan untuk meletakan dagunya di bahu sempit Yangyang.

"Kenapa? Kau terkejut melihat aku mencium tunanganku sendiri di hadapanmu? Kau ingin mencium tunanganku juga Dayana?" Dayana tidak mengeluarkan sepatah katapun lalu pergi dari sana, bahkan wanita itu menutup pintu dengan sangat kencang.

"Ck dasar orang aneh" gumam Yangyang. Jeno yang mendengar hal tersebut terkekeh kecil lalu menduselkan wajahnya di leher putih milik Yangyang, dia berikan kecupan sayang di leher Yangyang sampai membuat Yangyang merengek kegelian.

"Hey! Sudah! Jangan cium leherku!"

"Ahahaha kenapa sayang? Padahal tadi kamu menciumku" wajah Yangyang memerah karena tersipu malu. Jeno mengangkat tubuh Yangyang supaya Yangyang duduk di meja miliknya, dia ingin menikmati kecantikan yang di milik tunagannya tersebut.

"Bilang kepadaku, kenapa kau tiba-tiba bertingkah seperti itu lalu menciumku hm?" tanya Jeno dengan nada yang sangat lembut membuat Yangyang kembali tersipu malu. Yangyang memegang kedua pipinya yang dia yakini sudah merah padam.

"Aku sangat kesal dengannya, dia terus menerus menggodamu bahkan dia bilang kalau kau akan menjadi miliknya. Padahal Jeno sudah milik Yangyang, dia adalah orang yang kesebelas menggodaimu. Aku sudah muak melihat tunanganku di godai oleh pria maupun wanita selain diriku"

Jeno paham, ini bukan pertama kalinya Yangyang bertingkah tapi kali ini aksi Yangyang sangat di luar pikiran Jeno. Tapi Jeno tidak masalah, dia sangat menyukainya. Jeno yang merasa gemas pun mengecup bibir Yangyang berkali-kali sampai membuat Yangyang tertawa kecil.

"Kalau begitu lebih baik pernikahan kita di laksanakan tidak lama lagi. Aku sudah tidak sabar untuk memilikimu seutuhnya, Lee Yangyang"

"NAMAKU LIU YANGYANG BUKAN LEE YANGYANG JENOO!"

"Tapi kau bentar lagi akan menjadi Lee Yangyang, sayangku"

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang