Janji

268 29 3
                                    

.
.
.
.
.
Yangyang menyesap kopi yang sudah dia pesan, dia sedang di cafe untuk menikmati sore yang cerah sekaligus menunggu seseorang di cafe tersebut. Sesekali Yangyang tidak bisa menahan senyuman yang terukir di wajah manisnya itu disaat pikirannya tiba-tiba menampilkan sebuah kejadian apa yang akan terjadi disaat seseorang yang dia tunggu itu datang kepadanya.

Kejadian masa lalu tiba-tiba muncul dipikiran Yangyang yang kembali membuat pria manis itu tersenyum kecil sambil melihat keluar kaca.

Flashback

"Koper lu" Yangyang menyerahkan koper tersebut ke pria yang sekarang berdiri dihadapannya dengan senyuman lebar kearah Yangyang, dengan senang hati pria tersebut menerima koper yang dibawa Yangyang.

"Makasih yah udah bantuin gue dari packing baju, ngurus tiket pesawat, bahkan nemenin gue kesana-kemari nyari barang" ujar lawan bicara Yangyang, pria itu mengarahkan tangannya ke kepala Yangyang untuk dia usap.

"Santai aja kali Jen. Sampai sana jangan lupa kabarin gue yah, janji sama gue buat balik lagi ke sini" Yangyang menyodorkan jari kelingkingnya kearah Jeno yang sekarang terkekeh kecil lalu menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Yangyang membuat mereka melakukan pinky promise.

Setelahnya Jeno merentangkan kedua tangan untuk mengode Yangyang supaya memeluk tubuhnya, tanpa mengatakan apapun Yangyang langsung memeluk tubuh Jeno dengan erat karena dia yakin dia dan Jeno akan tidak akan bertemu dalam waktu yang sangat lama. Jeno mengecup kening Yangyang dengan sayang, menyalurkan rasa sayangnya kepada Yangyang.

"Lu taukan gue sayang banget sama lu? Janji sama gue lu harus banyak senyum-senyum dan sukses disini dan gue juga janji setelah gue sukses nanti gue bakal balik kesini, kita bakal bertemu lagi dengan kesuksesan dan kebahagiaan yang kita ciptakan masing-masing, Liu"

Flashback end

Yangyang menghela nafas panjang lalu melirik kearah jam tangan, jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Suara lonceng dari pintu cafe menarik perhatian Yangyang. Bisa Yangyang lihat ada Jeno yang sekarang melihat sekeliling seperti mencari seseorang, Yangyang mengangkat tangan lalu melambaikan tangannya sampai Jeno melihat kearahnya.

Dengan senyuman yang lebar Yangyang berdiri dari duduk lalu memeluk Jeno saat pria tampan itu berdiri dihadapannya, Jeno juga membalas pelukan Yangyang tidak kalah erat untuk melepaskan rasa rindunya kepada Yangyang.

"Udah enam tahun kita gak ketemu, Liu" ujar Jeno setelah mereka melepaskan pelukan mereka, karena merasa sudah lama tidak bertemu dan sedikit canggung membuat Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yup udah enam tahun kita gak ketemu, lu gimana kabarnya?" mereka berdua duduk bersebrangan sambil berbincang kecil.

Kalau boleh jujur Yangyang sangat senang akhirnya bisa bertemu dengan Jeno kembali setelah enam tahun mereka berpisah apalagi mereka sempat lost contact. Mereka berdua asik berbincang satu sama lain sampai dimana suara lonceng cafe itu kembali berbunyi.

"Daddy!" Jeno dan Yangyang menoleh kearah sumber suara bersamaan yang dimana ada anak kecil berlari kearah meja mereka. Anak kecil itu langsung menabrakkan dirinya ditubuh Jeno dan Jeno langsung mengangkat tubuh anak kecil itu untuk duduk di pangkuannya. Yangyang terdiam.

"Daddy udah bilangkan Jie gak boleh lari-lari? Nanti jatuh gimana? Yang ada Daddy malah dimarahin sama mama kamu" jantung Yangyang berdegup kencang mendengar pembicaraan antara Jeno dan anak kecil yang Jeno panggil Jie tersebut.

"Maaf~"

"Oh yah Liu, kenalin ini Jisung. Anak gue. Jie ayo sapa uncle Liu" Jeno memperkenalkan anaknya tersebut kepada Yangyang yang masih terdiam ditempat duduknya.

Mata Yangyang melihat Jeno dan Jisung bergantian lalu matanya tersebut melirik kearah tangan kiri Jeno dan jemari jeno, ada cincin yang terpasang di jari manis Jeno.

"Hayiii uncle" sapa Jisung dengan suara khas anak-anaknya tersebut, Yangyang hanya tersenyum kecil lalu melambaikan tangannya kearah Jisung yang sekarang tersenyum lebar kearah Yangyang.

"Ini anak lu yah? Mirip banget sama Daddy nya, Jie mau permen nda?" Yangyang mengambil tas dan merogoh isi tas tersebut untuk mencari permen yang selalu dia bawa. Jisung menatap permen yang dipegang oleh Yangyang dengan tatapan berbinar tapi anak kecil itu tidak lupa meminta izin terlebih dahulu kepada Jeno.

"Ambil aja sayang" setelah mendapatkan izin dari Jeno, Jisung pun mendapatkan permen yang diberikan oleh Yangyang.

"Ahh Liu.. Kayaknya gue gak bisa lama-lama lagi deh karena gue masih ada urusan" mendengar hal itu entah kenapa membuat hati Yangyang ingin menyuruh Jeno cepat-cepat untuk pergi dari hadapannya.

"Iya gak papa Jen, hati-hati dijalan"

"DADAH UNCLE LIU NANTI KITA MAIN BARENG YAHH!!" Yangyang hanya bisa melambaikan tangannya sampai Jeno dan Jisung tidak lagi terlihat dimatanya.

"Hati gue.."

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang