Cahaya bulan

260 23 0
                                    

.
.
.
.
.
Suara ombak laut saling bersahut-sahutan serta angin malam yang sejuk menerpa apapun yang ia lewati. Bintang berkelap-kelip di langit dengan bulan yang bersinar terang di tengah hamparan bintang malam. Seseorang berdiri di bibir pantai menikmati air laut yang sekarang membasahi kakinya, hanya diam sambil menatap luasnya laut di hadapannya.

"Indah?" sebuah suara masuk kedalam indra pendengarannya membuatnya mengangguk kecil lalu menatap ke langit untuk melihat betapa indahnya bulan di malam itu.

"Kamu tahu? Betapa cantiknya cahaya mu itu, rasanya.. aku ingin segera melihat dan mendapatkan cahaya itu segera, Yangyang"

Yangyang berbalik untuk melihat siapa yang sekarang berbicara dengan dirinya di tengah dinginnya malam, Yangyang hanya tersenyum kecil menatap orang itu dengan tatapan memuja.

"Aku tahu" orang itu terkekeh kecil dan masih berdiri di tempatnya enggan untuk menghampiri Yangyang sekarang yang mungkin saja membutuhkan pelukannya.

"Dan kamu tahu, sebelum kenal dirimu hanya gelap yang aku tahu seperti gelap dasar laut, kamu pernah melihatnya?" Yangyang menggelengkan kepalanya kecil menandakan dia belum pernah melihat betapa gelapnya dasar laut, seseorang itu berjalan kecil menghampiri Yangyang.

"Lalu suatu hari, bima sakti berpencar di atas langit seolah dia menyapaku dengan senyuman manisnya dan matanya yang mengarah kepadaku. Saat itu juga aku sadar bahwa cahaya yang aku genggam ini bukanlah cahaya bulan melainkan itu adalah kamu. Waktu serasa berhenti setiap kali aku memikirkanmu, terkadang aku juga bertanya apakah ini cinta?" Yangyang tersenyum lebar mendengar itu dan menatap mata sang lawan bicara dengan amat dalam, hanya beberapa langkah lagi mereka bertemu tapi orang itu berhenti berjalan.

Tapi dia kembali berjalan sampai di hadapan Yangyang, dia arahkan tangannya untuk mengusap lembut pipi Yangyang yang sekarang bersentuhan dengan tangan dinginnya, Yangyang sangat menikmatinya.

"Mungkin kamu tidak tahu atau tidak sadar betapa cantiknya cahaya mu itu. Kamu selalu bersinar, seperti sihir. Kamu tahukan? Kalau aku menyukaimu apa adanya, bahkan di dalam mimpiku pun kamulah cahaya bulanku" suasana menjadi hangat dengan cahaya bulan menjadi pencahayaan mereka sekarang. Yangyang usap tangan yang berada di pipinya lembut.

"Selamat malam cahaya bulanku, datanglah dan peluk aku dalam-dalam seperti dalamnya dasar laut" Yangyang langsung memeluk seseorang yang sekarang membalas pelukannya dengan erat.

"Terimakasih sudah selalu membuatku bersinar seperti bulan di tengah hamparan bintang dan gelapnya malam seperti gelapnya dasar laut, kak Taeyong" Taeyong tersenyum manis lalu mengecup kening Yangyang dengan lembut.

"Tetap bersinar terang, buatlah sinar di jalanmu dan sinarilah aku. Dan aku tidak akan meninggalkan sinar itu karna hidupku sudah lengkap bersamamu" Taeyong mendekatkan wajahnya ke wajah Yangyang dan mencium lembut bibir tipis itu untuk menyalurkan rasa sayang dan hangatnya kepada orang yang sangat dia sayang itu.

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang