Taeyong x Yangyang . . . . . "hei babe.. kok melamun?" Yangyang menoleh saat seseorang memeluk dari belakang dan menaruh dagunya di bahu sempit Yangyang. Yangyang hanya terkekeh kecil dan mengusap tangan yang sedang memeluk perutnya erat, dia hanya melihat kearah luar jendela yang di mana hari sedang turun salju. Yangyang merasakan kalau kekasihnya itu membaluti dirinya dengan selimut hangat dan kembali memeluk tubuh Yangyang.
"Cantik yah.." Taeyong ikut melihat kearah luar jendala sambil menggesek hidungnya di leher Yangyang. Yangyang hanya mengangguk sambil menatap salju yang berlomba-lomba turun ke bumi. Yangyang membalikan tubuhnya dan memeluk Taeyong erat, dengan perlahan Yangyang mendusel kecil di dada Taeyong.
"Hyung.." gumam Yangyang yang di balas tatapan bingung oleh Taeyong, Yangyang mendongak sambil menatap mata Taeyong lembut, senyum yang tipis, tapi Taeyong melihat di mata jernih Yangyang terdapat rasa takut dan tidak percaya. Dengan perlahan Taeyong mengusap pipi Yangyang yang sedikit memerah akibat cuaca dingin.
"Kenapa, sayang?" tanya Taeyong.
"Hyung.. memang mencintai Yangyang atau hanya karna rasa kasihan kepada Yangyang?" tanya Yangyang dengan nada yang pelan bahkan hampir saja tidak tertangkap oleh telinga Taeyong, Yangyang menunduk sembari menikmati usapan lembut di pipinya.
Taeyong terdiam mendengar ucapan Yangyang yang sudah beberapa kali dia dengar dari mulut tipisnya itu, Taeyong mengangguk kecil menjawab pertanya Yangyang. Taeyong membalas genggaman tangan Yangyang saat Yangyang menggenggam tangan itu lembut.
"Seharusnya hyung tidak mencintai seorang yang menjadi buronan polisi seperti Yangyang.. hyung taukan kalau Yangyang di tangkap kita tidak akan bertemu lagi untuk waktu yang lama. Yangyang hanya berpikir kenapa hyung tidak mencintai orang lain saja yang baik dan tidak jahat seperti Yangyang, seharusnya hyung malu mempunyai kekasih pembunuh seperti Yangyang"
Taeyong usap tangan Yangyang sambil mendengar ucapan Yangyang yang sudah berkali-kali dia dengar, dengan lembut Taeyong mengangkat dagu Yangyang supaya Yangyang menatap matanya.
"Yangyang juga takut.. hyung memberitahu keberadaan Yangyang karna hyung adalah kepala kepolisian, Yangyang dari dulu mengira dan berpikir nanti ada saatnya hyung memberitahu keberadaan Yangyang"
Bisa Taeyong lihat mata Yangyang berkaca-kaca dengan bibir yang bergetar saat berbicara, Taeyong hanya membiarkan Yangyang mengungkapkan isi hatinya sampai selesai.
"Hyung pernah bilangkan? Kalau Yangyang itu orang baik dan tidak jahat seperti orang-orang atau dirimu kira. Yangyang bukan membunuh, Yangyang hanya melawan saat Yangyang merasa nyawamu terancam oleh orang lain. Yangyang tidak jahat tapi orang-orang lah yang jahat sekarang, mereka hanya main hakim sendiri tanpa mendengarkan pembelaan bahkan mendengarkan penjelasan Yangyang kalau Yangyang juga hampir di bunuh 2 tahun yang lalu. Hyung juga mencintaimu bukan karna merasa kasihan dan juga hyung tidak malu mempunyai kekasih sepertimu, Yangyang anak baik dan kamu pantas mendapatkan keadilan"
Satu air mata lolos dari mata Yangyang. Yangyang menggeleng kecil dan mengeratkan genggaman di tangan Taeyong, kata-kata Taeyong membuatnya takut akan orang-orang atau dunia luar. Kejadian 2 tahun yang lalu di mana saat Yangyang pulang dari tempat kerjanya, dia di sekap bahkan hampir di bunuh. Yangyang membela dirinya dan membalas perbuatan penjahat itu sampai sang pelaku tewas karna Yangyang menghantam kepala pelaku itu dengan batu besar. Namun sayang, karna semua itu Yangyang di tuduh membunuh seseorang dan di cap bukan dirinya sebagai korban. Yangyang lolos dari kejaran polisi lalu dia di ajak oleh Taeyong untuk bersembunyi di rumahnya.
Tapi dia tau kalau Taeyong adalah kepala kepolisian dan mungkin saja Taeyong melaporkan dirinya lalu polisi datang untuk menangkap Yangyang. Itulah salah satu ketakutan Yangyang.
"Walaupun nanti Yangyang di tangkap, hyung akan membantumu untuk mencari kebenaran dan keadilan. Anak baik seperti mu tidak cocok masuk kedalam ruangan sempit itu, hyung berjanji akan mencari kebenaran dan keadilan untukmu" walaupun hati Yangyang sedikit merasa lega mendengar ucapan Taeyong tapi dirinya juga takut dengan Taeyong.
"Bagimana kalau Yangyang tidak mendapatkan semuanya itu?" tanya Yangyang sambil menatap Taeyong dengan mata yang berair. Dengan perlahan Taeyong mengusap air mata Yangyang yang ada di pipi dan mengecup bibirnya sekilas.
"Hyung yakin suatu saat nanti Yangyang akan mendapatkan semuanya dan kamu akan menjalankan hidup dengan normal bersamaku, sayang"
Setelah mengucapkan itu pintu rumah Taeyong terbuka dan masuklah beberapa polisi kedalam rumah Taeyong, Yangyang menatap Taeyong dengan tatapan tidak percaya, sedih, dan kecewa. Yangyang tidak memberontak karna entah kenapa tenaganya habis seketika, Yangyang lihat mata Taeyong ikut berair sambil menatapnya dengan tatapan menyesal.
"Maafkan hyung Yangyang.."
Yangyang masuk ke mobil polisi dan pergi ke kantor polisi, Taeyong bergegas menelpon Doyoung yang di mana dirinya akan menjadi pengacara dan membela Yangyang di pengadilan nanti. Semua bukti sudah Taeyong dan Doyoung cari untuk membela Yangyang kalau dirinya tidak bersalah seperti apa yang di pikir orang-orang. Taeyong bergegas memakai seragamnya lalu menatap kearah bingkai foto yang di mana ada dirinya dan Yangyang sedang tersenyum lebar.
"Hyung janji akan mencari kebenaran dan keadilan untukmu. Maaf, hyung memberitahu dan membuatmu tertangkap. Tapi kalau tidak semuanya tidak akan selesai. Tunggu hyung, hyung akan membawamu keluar dan hidup bahagia, Yangyang"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
k
asih gue ide alur cerita karna gue kehabisan ide:)