Punyaku

308 28 1
                                    

.
.
.
.
.
Tok tok tok

Yuta mengerutkan keningnya bingung mendengar ada seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya, kalau itu adalah kekasihnya tidak mungkin sang kekasih mengetuk pintu karena Yuta tahu kalau kekasihnya akan langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Yuta beranjak dari tempat duduk untuk membuka pintu kerja, siapa yang mengetuk pintu kerjanya malam-malam.

Yuta membuka pintu dan yang dia lihat adalah Yangyang, kekasih manisnya. Yangyang hanya mendongakan kepalanya untuk menatap Yuta dengan tatapan senang, bahkan dia tidak lelah tersenyum ke Yuta. Yuta semakin bingung kenapa tiba-tiba Yangyang datang ke ruang kerjanya, Yuta melihat jam yang sudah menunjukan pukul setengah dua pagi.

"Kenapa kamu belum tidur?" tanya Yuta dengan nada yang sangat lembut, mungkin siapapun yang mendengarnya akan langsung jatuh dengan Yuta.

"Daddy, Daddy berkencan dengan lelaki lain selain diriku?"

"Yeahh.. mungkin begitu, kenapa?"

Bukannya merasa sedih atau marah Yangyang malah tertawa mendengar ucapan Yuta barusan, melihat itu Yuta mengusap kepala Yangyang dengan lembut sampai membuat Yangyang menikmati usapan yang di berikan oleh Yuta.

"Kalian melakukan hal apa saja berdua? Berciuman? Berpelukan? Oh atau mengabiskan waktu malam bersama dengan kegiatan yang panas?" Yangyang mengatakan hal itu sambil menepis kasar tangan Yuta yang masih mengusap kepalanya, tentu saja Yuta terkejut terlebih lagi melihat Yangyang yang merasa tidak bersalah.

"Baby, calm down aku hanya—"

"Ohh Daddy~ Kenapa Daddy seperti panik huh? Apakah aku benar?" Yangyang mengarahkan tangannya untuk mengelus pipi Yuta bahkan dia cubit pelan.

Yuta merasakan ada sesuatu yang basah di pipinya saat Yangyang mengelus pipinya, bau anyir darah tercium sangat menyengat sekarang. Yuta memegang tangan Yangyang yang ada di pipinya, dia merasa seperti ada sebuah cairan di tangan Yangyang. Yuta melihat ada cairan merah seperti darah segar menempel di tangannya.

"Aku melihat lelaki itu, lelaki yang mengajakmu berkencan padahal Daddy sudah mempunyaiku seutuhnya. Aku membunuhnya" satu tangan Yangyang yang semulanya berada di belakang tubuhnya pun dia keluarkan, tangan kirinya itu memegang sebuah pisau tajam yang sudah berlumuran darah. Yuta baru menyadarinya setelah melihat darah itu menetes ke lantai rumah.

"That's my boy" Yangyang tersenyum lebar mendengar pujian dari Yuta, dia melempar pisau tadi sembarang arah lalu memilih untuk mengalungkan tangannya di leher Yuta sedangkan Yuta dengan sigap memeluk pinggang Yangyang.

"Bagaimana kau melakukannya sayang?"

"Aku hanya menyekapnya lalu aku menusuk jantungnya tujuh kali, seperti yang kau ajarkan kepadaku Daddy" Yuta terkekeh mendengar ucapan Yangyang, ternyata kekasih manisnya itu menerapkannya apa yang dia ajarkan.

Yangyang mengecup bibir Yuta bahkan melumatnya pelan, Yuta tentu saja dengan senang hati membalas itu sampai Yangyang yang melepaskan ciuman mereka terlebih dahulu.

"Aku tidak suka kalau berbagi punyaku dengan orang lain, dia bodoh menyukai kekasih orang maka dari itu aku balas dendam. Yuta hanya punya Yangyang!"

"Iya sayang, Daddy hanya milikmu. Ayo kita cuci tanganmu lalu kita tidur bersama"

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang