payung

717 45 0
                                    

Taeil x Yangyang
.
.
.
.
.
"wahh mendung bawa payung gak yah??"gumam yangyang sambil melihat payung di samping pintu rumah.

"Eung gak usah deh gak bakal hujan juga"yangyang akhirnya memutuskan untuk pergi ke halte untuk ke kampus,dia ada kelas siang sampai sore dan kebetulan harinya mendung.

Seperti biasa yangyang menunggu bus dan pergi ke kampus,terlihat hari semakin gelap dan berangin membuat yangyang sedikit merinding melihatnya.

Sesampainya di kampus yangyang langsung berlari masuk ke kelas karena hujan yang sangat lebat turun
"Hujan..."gumam yangyang sambil melihat kearah luar jendela untuk melihat hujan,sangat menenangkan hati.

Setelah puas melihat hujan yangyang kembali memfokuskan dirinya pada mata kuliah.

Jam menunjukkan pukul 4 sore dan kelas yangyang selesai beberapa menit yang lalu,kampus sudah mulai sepi karena mahasiswa sudah pulang.

Yangyang berdiam diri di depan pintu masuk untuk menunggu hujan reda
"Aihhh nyesal gak bawa payung ck"kesal yangyang, seharusnya tadi dia bawa payung biar dengan mudah menuju halte dan tidak ketinggalan bus.

1 jam yangyang menunggu dan jam sudah menunjukkan pukul 5 sore,kampus sudah sepi hanya beberapa dosen yang masih bertahan di sana.

"Huuhh bosen"ucap yangyang lesu lalu jongkok karena lelah berdiri.

Saat sedang asik jongkok sepasang kaki menarik perhatiannya,ada seseorang berdiri di depannya dan percikan air hujan tadi tidak menyentuh tubuh mungilnya.

Karena penasaran siapa yang berdiri di hadapannya yangyang mendongak.
"Belum pulang?"tanya orang itu sambil memegang sebuah payung,yangyang terdiam.

Yangyang sepertinya tidak asing dengan pria yang di hadapannya itu tapi dia lupa di mana dia pernah melihat pria itu,yangyang mengangguk kecil dan matanya masih melihat wajah pria itu.

"Ikut saya ayok"pria itu mengulurkan  tangan kanannya dan tersenyum manis bak malaikat,yangyang tanpa berpikir panjang menerima uluran tangan itu dan berdiri.

"Saya sudah liat kamu dari 1 jam yang lalu,kmu gak bawa payung?"yangyang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tertawa canggung.

"Hehe iya lupa bawa"ucap yangyang canggung,pria itu terkekeh dan menggeleng kecil.

"Biasanya kamu bawa payung biru langit"yangyang terkejut mendengar ucapan pria itu.

"Darimana anda tau kalau payung saya warna biru langit?"pria itu menatap mata yangyang dan tersenyum.

"Hanya menebak,ayo hari semakin gelap"pria itu menarik pelan yangyang supaya berdiri di sebelahnya.

"Eung boleh tau nama anda??anda dari mana yah?"tanya yangyang kepo,jujur dia merasa tidak asing dengan pria yang sekarang berbagi payung dengannya.

"Saya moon taeil,saya ke kampus itu karena pengen aja dulu saya pernah kuliah di situ juga"yangyang mengangguk-angguk mengerti.

"Nama kamu liu yangyang kan?"

Deg

Jantung yangyang serasa berhenti sebentar,bagaimana taeil tau namanya sedangkan mereka baru pertama kali ketemu.

"Kok tau"bingung yangyang,mereka sampai di salah satu mobil dan taeil menyuruhnya untuk masuk dan di ikuti taeil masuk.

"Arahin di mana rumah kamu"yangyang pun mengarahkan jalan rumah pada taeil.

Saat di tengah perjalanan hujan pun reda dan suasana menjadi hening sampai di rumah yangyang
"Ah tuan moon makasih sudah mengantarkan saya maaf merepotkan"ucap yangyang tidak enak.

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang