.
.
.
.
.
"Hari ini kamu ada jadwal kan?" Renjun mengangguk-anggukkan kepalanya saat Jaemin partner kerjanya menanyakan jadwalnya."Nanti aku nyusul kamu yah Njun"
Renjun memastikan kalau alat-alat makeup sudah lengkap dan tidak ada yang tertinggal, setelah memastikan semuanya sudah lengkap Renjun melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 1 siang yang di mana dia akan dijemput jam 1 siang.
Omong-omong pekerjaan apa yang Renjun ambil? Mungkin orang-orang akan mengira kalau Renjun adalah seorang stylist atau perias profesional, orang-orang tidak salah tapi pekerjaan Renjun lebih dari itu. Biasanya orang-orang akan saling bertemu dengan orang yang masih bernafas atau masih mempunyai nyawa dan berbeda dengan Renjun karena bidang dia ada di orang-orang yang sudah tenang di alam lain atau bisa di bilang dia adalah perias jenazah.
Renjun memiliki alasan tersendiri kenapa dia memilih untuk bekerja di bidang pekerjaan yang sangat jarang sekali orang-orang pilih. Selagi itu tidak membahayakannya dan dia menikmati pekerjaannya, Renjun tidak masalah.
Sebuah mobil terparkir di depan kantor di mana Renjun bekerja dan orang itu mencarinya, Renjun pun pamit kepada Jaemin dan mengikuti seseorang berjas hitam tadi untuk masuk kedalam mobil.
Renjun sudah mengetahui siapa yang akan dia rias nantinya, seseorang yang pergi akibat penyakit yang dia derita. Renjun sudah berdiskusi dengan keluarga klien dan sudah meminta persetujuan keluarga kliennya untuk merias. Karena kali ini bukan keluarga klien yang meminta, melainkan orang yang akan dia rias itu memakai jasanya.
Renjun sempat berhubungan dengan klien tersebut melalui media sosial sebelum klien tersebut menghembuskan nafas terakhirnya, sebelum pergi kliennya meminta Renjun untuk meriasnya jika dia sudah pergi. Bukan pengalaman pertama bagi Renjun, tapi kali ini sedikit berbeda bagi Renjun karena kliennya tersebut tidak ingin Renjun mengetahui dirinya sebelum dirinya merias, tapi karena itu permintaan klien maka Renjun menghargainya.
Sampailah Renjun di rumah duka, belum terlalu banyak orang tapi Renjun di persilahkan masuk oleh seorang wanita muda yang sangat cantik, bisa Renjun lihat wajah wanita cantik tersebut sangat sayu dan sedikit pucat dengan mata yang membengkak, sepertinya dia habis menangis pikir Renjun.
"Terimakasih sudah datang jauh-jauh, dan terimakasih sudah menerima permintaan kakak saya" ujar wanita tersebut sambil membungkuk sopan kearah Renjun, Renjun tersenyum.
"Sama-sama, apakah saya sudah bisa mulai melakukan pekerjaan saya?" wanita itu terdiam tapi dia mengajak Renjun ke salah-satu ruangan.
Sebelum mulai masuk kedalam ruangan, Renjun menggunakan sarung tangan dan masker. Renjun sempat bertanya apakah wanita tersebut ingin ikut bersamanya tapi wanita itu menolak dan berkata dia akan menunggu Renjun di depan ruangan.
Renjun pun izin masuk kedalam, ruangan itu tampak sangat bersih dan harum serta ada sebuah peti yang sudah terbuka ditengah ruangan. Entah kenapa jantung Renjun berdegup sangat kencang, sangat tidak terbiasa dengan situasi sekarang.
Dengan perlahan Renjun berdiri di samping peti tersebut setelah meletakkan barangnya dan semua peralatannya di atas meja khusus. Biasanya sebelum memulai Renjun akan meminta izin terlebih dahulu lalu berdoa untuk mendiang.
Matanya itu melihat siapa yang akan dia rias, jantung yang awalnya tadi berdegup sangat kencang sekarang bertambah kencang. Sampai-sampai Renjun terdiam membeku di samping peti mati tersebut. Renjun berusaha menyadarkan dirinya sendiri, lalu berdoa dalam hati.
Setelah selesai dirinya mengambil beberapa alat makeup dan kembali menatap orang yang akan dia rias. Tenggorokannya terasa sangat sakit, dadanya sesak, matanya panas.
"Izinkan saya merias kamu, Yangyang" setelah meminta izin, Renjun berusaha untuk profesional dalam bekerja.
Renjun berusaha memfokuskan dirinya walau tangannya itu sangat bergetar saat merasakan dinginnya kulit yang menembus sarung tangannya. Renjun tidak bisa lagi menahan air matanya saat tangannya menyentuh pipi kliennya sampai membuat masker yang digunakan Renjun basah akibat air matanya sendiri.
Hancur, itu yang dirasakan oleh Renjun. Seseorang yang dia rias sekarang adalah kekasihnya yang sempat menghilang setahun lebih, walaupun Renjun tidak bertemu dengan kekasihnya selama itu tidak membuat Renjun kehilangan perasannya.
Berbagai cara Renjun lakukan untuk bisa kembali bertemu dengan sang kekasih yang tiba-tiba menghilang dari genggamannya. Siapa sangka, mereka kembali bertemu setelah sekian lama. Tapi pertemuan itu adalah pertemuan terakhir Renjun dengan sang kekasihnya, Yangyang.
Saking tidak kuatnya menahan kehancuran di hatinya tersebut Renjun terduduk di lantai, dari semua kliennya baru kali ini yang sangat menyayat hati Renjun. Renjun menangis tersedu-sedu sambil memukul-mukul dadanya.
"Setelah saya kehilangan kabar kamu selama setahun, sekarang kita bertemu tapi kenapa pertemuan kita malah menjadi perpisahan? Kenapa kamu meninggalkan saya Yangyang? Kamu berjanji kepada saya kalau tidak akan meninggalkan saya" lirih Renjun disela-sela tangisannya.
Renjun kembali berdiri, dia harus menyelesaikan pekerjaannya dan tidak ingin keluarga kliennya menunggu. Renjun kembali merias mending sang kekasih, dia berjanji akan merias sang kekasih dengan sangat baik dan ikhlas. Bahkan Renjun juga akan ikhlas kalau dia tidak mendapatkan bayaran.
Hampir 2 jam Renjun habiskan di dalam ruangan tersebut, setelan selesai Renjun membereskan barang-barangnya dan kembali berdiri di samping peti mati tersebut.
"Jadi.. Beberapa bulan ini kita masih berkomunikasi tapi saya tidak mengetahui kalau itu kamu.. Maafkan saya tidak ada di samping kamu saat kamu berjuang melawan penyakitmu. Tenanglah di sana, dan semoga kita bisa kembali bersama di kehidupan selanjutnya, aku mencintaimu Yangyang" Renjun membungkuk sopan lalu keluar dari ruangan tersebut.
Di luar sudah ada Jaemin yang menunggunya, melihat Renjun yang sedikit kacau di matanya membuat Jaemin khawatir.
"Kamu tidak apa-apa?"
"Jaem.. Duniaku sudah pergi.. Dia sudah tenang di sana" mendengar hal itu Jaemin langsung membawa tubuh Renjun kedalam pelukannya.
Tangisan Renjun kembali pecah di pelukan Jaemin, memori indah bersama sang kekasih kembali terputar di ingatan Renjun yang kembali membuat Renjun menangis. Samar-samar dia melihat sesosok Yangyang berdiri tidak jauh dari tempatnya. Terlihat Yangyang tersenyum kearahnya lalu melambaikan tangan ke arah Renjun sebelum menghilang dari penglihatan Renjun karena orang-orang mulai berdatangan.
"Aku juga mencintaimu Renjun, maafkan aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Yangyangiee
Short StoryYangyang uke ⚠️bxb Jangan salah lapak yaw... Uke!yangyang NCTxyangyang