where are you?

405 32 0
                                    

.
.
.
.
.
.
Suara ombak menjadi teman seorang pria manis yang sedang berdiri di bibir pantai sembari menikmati angin pantai yang membelai pipinya dengan lembut. Pria itu hanya diam sambil menatap ombak ombak pantai yang berlomba-lomba untuk menuju ke daratan dan menjadi sebuah buih sebelum kembali ke laut.

"Sudah 6 tahun kamu menghilang.." pria itu mengeluarkan suara dengan air mata yang tiba-tiba mengalir di mata indahnya, sebuah memori kembali muncul di pikirannya membuat sebuah senyuman terukir di wajah pria itu.

"Kamu tau.. semenjak kamu menghilang aku tidak tahu harus bagaimana.. semangat hidupku menghilang begitu saja seperti tidak ada tujuan, nafsu makanku mulai berkurang, setiap malam aku menangis memikirkan mu. Jika saja kamu tahu bagaimana keadaan ku sekarang mungkin saja kamu akan menangis di hadapanku sambil mengusap lembut kepalaku, tapi itu hanya angan-angan ku saja selama ini karna kamu pasti tidak akan kembali kepadaku" pria itu membiarkan air pantai membasahi kaki dan celananya sekarang.

"Where are you- pliss comeback.."

6 tahun yang lalu

"Injunnn~" yang di panggil menoleh dan tersenyum lebar saat seseorang sedang berlari kearahnya dengan kedua tangan yang di rentangkan dan senyuman manis menghiasi wajah pria itu. Dengan sigap seseorang yang di panggil Injun langsung menangkap tubuh pria yang sekarang memeluknya dengan erat bahkan terdengar kekehan kecil.

"Sudah menunggu lama, Renjunnie??" Renjun menggeleng kecil menjawab pertanyaan itu lalu mencuri sebuah kecupan di bibir lawan bicaranya membuat Yangyang menatap Renjun dengan tatapan kesal.

"Suka banget curi kecup di bibir Yangyang" Yangyang melepas pelukannya dan langsung mencari sesuatu di tas nya.

"Yangyang tahu Renjun akan tidur nanti di pesawat jadinya Yangyang beliin bantal buat Renjun, taraaaa~" Yangyang langsung mengalungkan bantal itu di leher jenjang Renjun dan tertawa girang.

"Terimakasih sayang, akan ku pakai nanti. Maaf yah kita harus berpisah lagi padahal mau habisin waktu bersamamu tapi perusahaan malah mengirimiku ke luar negeri" Yangyang langsung menggeleng cepat mendengar ucapan dari kekasihnya itu lalu mencubit kecil pipi sang kekasih.

"Tidak papa kamu kan cuman sebulan tapi kayaknya Yangyang akan merindukan Renjun hehehe jangan lupain Yangyang loh! Istirahat yang cukup, makannya jangan sampai telat, dan jangan lupa tersenyum. Nanti kalau sudah sampai jangan lupa kasih tau Yangyang!" Renjun mengangguk kecil dan sekali lagi mengecup bibir Yangyang sedikit lama dari biasanya.

"Tentu aku akan mengabari mu, love. Aku pamit yah? Jaga diri baik-baik di rumah, tunggu renjunnie pulang okeyy yangie?" Yangyang mengangguk semangat dan melambaikan tangannya saat renjun sudah terbang menjauhi negara yang sekarang dia tinggali.

Tapi Renjun menghilang, Yangyang tidak mendapatkan kabar satu pun dari Renjun seolah-olah Renjun menghilang dan tidak hidup di dunia. Semua sudah Yangyang lakukan supaya dirinya bisa kembali bertemu dengan sang kekasih tapi nihil, dia tidak mendapatkan apa-apa. Sudah enam tahun Yangyang menunggu kabar dari Renjun dan sudah enam tahun Yangyang selalu ke pantai yang di mana tempat dirinya pertama kali di lamar oleh Renjun dan berharap suatu hari nanti ada keajaiban, yaitu Renjun datang kepadanya dan kembali memeluknya. Tapi Yangyang menyerah untuk semuanya.

"Aku di sini.. aku kembali" tubuh Yangyang membeku seketika saat indra pendengarannya menangkap suara yang sangat dia kenal dan dia rindukan, dirinya ingin berbalik untuk melihat siapa yang berbicara tapi tubuhnya tidak bisa dan hanya berdiri mematung sampai samar-samar Yangyang mendengar seseorang berjalan kearahnya.

Air mata Yangyang kembali jatuh saat merasakan seseorang memeluknya dengan erat dari belakang
"Renjun di sini, Yangyang. Maafkan aku.." dengan perlahan Yangyang mengusap tangan yang sekarang memeluk perutnya dengan erat, seperti nyata.

"Kamu kembali?" gumam Yangyang, Yangyang takut yang dia rasakan sekarang hanya sebuah halusinasi nya saja atau hanya sebuah mimpi, kalau ini mimpi Yangyang hanya berharap siapapun untuk tidak membangunkannya sekarang.

"i came back and never left again, Yangyang"

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang