Dadda!

454 38 0
                                        

Mark memijat pelipisnya karena merasakan pening yang tiba-tiba menyerang kepalanya, dia sudah di dalam ruangan yang di penuhi orang-orang sedang membahas apa yang di katakan oleh Mark minggu lalu selama berjam-jam membuat kepala serta pinggangnya itu terasa sakit. Sesekali Mark melirik kearah jam tangan yang melingkar sempurna di pergelangan tangan kiri, sebentar lagi jam menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Merasa semuanya sudah beres Mark mengambil sebuah kertas yang sudah dia lihat semanjak siang tadi, dirinya berdiri dan berjalan ke depan membuat seluruh mata menuju kearahnya.

"Baiklah saya sudah mendengarkan semuanya dan seperti dugaan saya kalian memang bisa di andalkan apalagi dengan waktu yang hanya saya beri selama seminggu, dan juga saya sangat puas dengan kalian semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah saya sudah mendengarkan semuanya dan seperti dugaan saya kalian memang bisa di andalkan apalagi dengan waktu yang hanya saya beri selama seminggu, dan juga saya sangat puas dengan kalian semua. Jadinya rapat hari ini sampai di sini kalian boleh istirahat dan pulang, terimakasih sudah meluangkan waktu kalian untuk rapat hari ini"

Pekikan bahagia terdengar di seluruh ruangan itu dan orang-orang tersebut langsung keluar tapi mereka tidak lupa untuk pamit kepada Mark selaku pemimpin perusahaan yang langsung turun tangan untuk ikut rapat penting. Mark kembali mendudukkan dirinya di kursi sembari menyandarkan tubuhnya yang lelah di sandaran kursi, dia pejamkan matanya sebentar karena sudah terasa sangat perih terlalu lama memakai kacamata.

Tidak lama sebuah tepukan kecil tepat di bahu kokohnya, Mark dengan perlahan membuka matanya dan melihat Jeno yang tersenyum kearahnya.

"Lebih baik kau pulang sekarang Hyung dan untuk jadwal besok Hyung senggang, jadinya kau bisa membawa keluarga kecilmu itu untuk menghabiskan waktu bersama Hyung" Mark menghela nafas lega, akhirnya dirinya bisa mendapatkan waktu senggang di tengah-tengah kesibukannya itu.

"Terimakasih Jeno. Kau juga pulanglah Jaemin dan Jisung pasti sudah menunggumu, aku duluan Jen" Mark pun pamit pulang terlebih dahulu kepada Jeno yaitu sekretaris pribadinya yang memilih untuk pergi ke ruangannya sendiri.

Dengan langkah yang tergesa-gesa Mark pergi ke arah parkiran yang di mana mobilnya itu terparkir, tidak ingin membuang-buang waktu Mark membawa mobil tersebut dengan kecepatannya tinggi jalan melewati padatnya kota. Yang dia ingin sekarang adalah keluarga kecilnya yang pasti sudah menunggu di rumah.

Sesekali Mark tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi jika dia pulang nantinya, apakah dia akan di sambut dengan hangat atau dia akan di sambut dengan ocehan seorang balita yang baru saja menginjak umur dua tahun. Karena membayangkan hal tersebut membuat Mark tidak sabar ingin cepat-cepat sampai di rumah.

Karena dia dengan cepat membawa mobil maka dengan cepat juga Mark sampai di rumah, dia sedang menunggu satpam rumah untuk membukakan pagar dan dia tidak lupa berterimakasih kepada satpam yang sudah membukakan pagar lalu menyuruh satpam tersebut untuk beristirahat saja. Dengan hati-hati Mark memarkirkan mobilnya di dalam gerasi dan bergegas menuju pintu luar.

Tok tok tok

Terdengar suara derap kaki menuju pintu luar dan pintu tersebut terbuka menampilkan seseorang yang tersenyum lebar kearahnya serta seorang balita yang merangkak di belakang untuk melihat siapakah yang datang ke rumahnya malam-malam begini.

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang