Gitar

229 24 0
                                    

.
.
.
.
.
"Dadah Renjun, terimakasih atas tumpangannya"

"Yoi, sampai jumpa besok lagi Yangie aku pulang dulu yah!"

Yangyang melambaikan tangannya kearah Renjun yang sudah melaju kencang menggunakan motor pribadinya, malam itu Yangyang di ajak Renjun untuk pulang bersama karena Renjun yakin tidak ada bis ataupun taxi yang lewat di jam hampir menuju tengah malam. Yangyang melirik ke jam tangan yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, bergegas dirinya membuka pagar rumah dan tidak lupa untuk menguncinya kembali.

Dengan kunci cadangan yang dia bawa Yangyang masuk ke rumah, dia melihat sang kakak yang tampak tertidur di sofa dengan televisi yang hidup menayangkan sebuah acara. Yangyang terkekeh kecil serta mengecup pipi sang kakak membuat sang kakak terbangun dari tidurnya.

"Kakak bangun, lebih baik kakak tidur di kamar nanti badannya sakit" Ten mengusap wajahnya dengan sedikit kuat membuat Yangyang langsung menahan tangannya tersebut lalu mengajak sang kakak pergi ke kamar mereka berdua.

"Kakak kebiasaan banget tidur di sofa, udah aku bilang kan jangan tunggu aku dan tidurlah duluan" Ten hanya terkekeh melihat sang adik mengomelinya dan membiarkan Yangyang merapikan selimut supaya badannya itu terbalut sempurna dengan selimut.

"Kakak hanya ingin melihat adik kakak yang manis ini tapi ternyata mataku tidak bisa di ajak kerjasama jadinya aku tertidur di sofa, maafkan aku manis" Yangyang hanya menampilkannya wajah cemberutnya lalu mencubit kecil tangan sang kakak membuat Ten meringis kecil.

"Aishh kan udah aku bilang kalau hari ini aku pulang sedikit telat, kakak tidur aja duluan aku ingin bersih-bersih sebentar" Ten pun nurut dengan perkata Yangyang, dia dengan cepat tertidur karena matanya sudah sangat berat.

Yangyang memutuskan untuk berberes sebelum tidur, karena besok dia tidak mempunyai jadwal kelas Yangyang berencana akan bangun lebih siang dari biasanya. Saat sudah memakai piyama kesayangan dan bersiap untuk tidur Yangyang melihat sebuah handuk yang tergantung di balkon, lagi-lagi sang kakak lupa untuk mengambil kembali handuknya di balkon apalagi melihat hari ingin turun hujan.

Yangyang membuka pintu dan pergi ke balkon, setelah mengambil handuk tersebut sayup-sayup terdengar suara gitar tidak jauh dari tempat dirinya berdiri, Yangyang menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sumber suara. Matanya melihat ada seseorang sedang duduk di jendela sambil memainkan gitar, Yangyang yakin orang itu tidak menyadari kalau Yangyang ada di balkon serta melihatnya sedang bermain gitar sambil bernyanyi.

"Oh dia Xiaojun gege.."

Yangyang kenal siapa orang yang bermain gitar di malam hari itu, dia Xiaojun yaitu tetangga Yangyang dan Ten. Tapi Yangyang tidak terlalu dekat dengan tetangganya itu, selain karna dia sibuk kuliah Yangyang lebih sering di luar rumah di bandingkan sang kakak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah dan Yangyang yakin kalau Ten dan Xiaojun berteman. Dia hanya bisa tersenyum saat bertemu dengan Xiaojun yang kebetulan Yangyang lebih sering lewat depan rumah Xiaojun. Yangyang memilih untuk mendengarkan Xiaojun bermain gitar.

Fallin' down all night

Drivin' down your way tonight, I don't care about the lights

Baby you should realize

I'm a be there whenever you're needing me always

Fallin' down all night

On my way to you cause I'm needing you right in my eyes yeah yeah

On an rainy day I got you babe

Yangyang menikmati lagu yang di nyanyikan oleh Xiaojun dengan iringan gitar yang dia mainkan. Tanpa sadar Yangyang tersenyum kecil mendengarnya, sangat indah. Sampai dia tidak menyadari kalau Xiaojun sudah menyelesaikan satu lagu, tidak sengaja mereka berdua saling bertatapan membuat Xiaojun langsung menghentikan kegiatannya. Melihat itu Yangyang tersenyum lebar lalu melambaikan tangan kecil kearah Xiaojun.

"Suaramu bagus, aku menyukainya"

Xiaojun mengerjapkan matanya berkali-kali setelah mendengar pujian dari Yangyang lalu langsung turun dari jendela tanpa menutup jendela itu kembali membuat Yangyang bingung, apakah perkataannya membuat Xiaojun sakit hati?

BRUKKKK

Terdengar suara seperti seseorang terjatuh dari arah jendela kamar Xiaojun, Yangyang pikir kalau sekarang Xiaojun terjatuh di dalam kamarnya sendiri. Yangyang berharap kalau Xiaojun baik-baik saja lalu kembali masuk ke dalam kamarnya.

Di sisi lain

Xiaojun sedang meringkuk di lantai sambil memegang kakinya yang baru saja terbentur meja miliknya sendiri, bahkan pria itu sampai berguling-guling di lantai untuk mengalihkan rasa sakit di kakinya.

"Sialannnn kenapa aku refleks lari" ujar Xiaojun sambil melihat kearah jendelanya yang lupa dia tutup kembali, Xiaojun awalnya tidak kepikiran untuk lari dari jendelanya sendiri tapi setelah mendengar pujian dari adik tetangganya itu membuat jantung Xiaojun bekerja lebih cepat dari biasanya lalu wajahnya memerah padam, itulah alasannya dirinya turun dari jendela lalu lari tapi ternyata kakinya tidak sengaja terbentur meja belajar lalu dirinya terjatuh menghasilkan suara jatuh yang Xiaojun yakin kalau tetangganya itu dengar.

Tapi Xiaojun bersyukur kalau gitarnya tidak rusak ataupun lecet karena tingkah cerobohnya. Xiaojun menghela nafasnya sebentar lalu melirik keluar jendela untuk melihat kearah balkon milik tetangganya itu dan tidak ada siapa-siapa di sana membuat Xiaojun lega setelahnya Xiaojun menutup jendela lalu memutuskan untuk tidur.

Besoknya seseorang mengetuk pintu rumah Xiaojun, karena dia sedang sendirian di rumah mau tidak mau Xiaojun membukakan pintu untuk melihat siapa kah yang datang ke rumah. Baru saja dirinya membuka pintu yang pertama dia lihat ada seseorang berambut blonde dengan cardigan berwarna biru muda serta sebuah kantong plastik putih yang sedang dia bawa.

"Halo, Xiaojun gege" sapa Yangyang dengan ramah saat Xiaojun membukakan pintu, Xiaojun hanya tersenyum canggung lalu menerima kantong plastik putih yang diberikan oleh Yangyang.

"Aku membuat cookies, semoga gege suka yah. Malam tadi gege tidak apa-apa kan?" lagi-lagi Xiaojun mengerjap matanya berkali-kali mencerna pertanyaan dari Yangyang lalu dia sadar Yangyang sedang membahas kejadian malam tadi, sudah pasti suara dirinya terjatuh terdengar sampai ke rumah sebelah.

"O-oh gege tidak apa-apa hanya saja kaki gege terbentur meja jadinya gege terjatuh" jawab Xiaojun dengan sedikit cepat membuat Yangyang terkekeh kecil mendengarnya.

"Oke lah kalau tidak apa-apa, aku pamit yah gege. Lain kali tolong main gitar lagi lalu aku akan mendengarkan gege menyanyi seperti malam tadi, ppai ppai" setelah mengatakan itu Yangyang pun pulang dengan langkah yang gembira sedangkan Xiaojun masih berdiri di ambang pintu melihat Yangyang sampai pria manis itu masuk kedalam rumahnya.

Xiaojun memegang dada kirinya untuk merasakan detak jantungnya yang berdetak dengan cepat apalagi mendengar pujian dari Yangyang serta melihat senyuman manis tersebut. Bergegas Xiaojun masuk kedalam rumah sambil tersenyum kecil, ternyata bermain gitar malam-malam di jendela menghasilkan sebuah kejadian yang sangat manis menurut Xiaojun.

Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang