Masa lalu

244 26 0
                                    

.
.
.
.
.
Yangyang sedang memainkan handphonenya dan sesekali melihat kearah jam dinding, dia sedang memberitahu kepada para sahabatnya yaitu Renjun dan Jaemin kalau dirinya akan ikut makan malam bersama sang kekasih. Tapi Yangyang juga memberitahukan kalau perasaannya tidak enak, Jaemin dan Renjun berusaha untuk menenangkan Yangyang dengan mengatakan kalau dirinya hanya gugup. Yangyang berusaha positif thinking kalau dia hanya gugup dan memutuskan untuk bersiap-siap karena kekasihnya yang mengajaknya untuk makan malam akan menjemput kerumah.

Sekarang Yangyang tidak hentinya menatap ruangan yang dia tempati dengan tatapan kagum, ruangan itu sangat rapi, bersih,elegan,  serta mewah. Dirinya duduk dengan tenang di kursi lalu perhatiannya tertuju kepada seseorang yang datang menghampiri Yangyang.

"Kau menyukainya?" Yangyang menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Lucas. Tidak lama kemudian para pelayan muncul untuk menghidangkan berbagai macam makan malam yang tampak menggugah selera, ada beberapa makanan berat serta ice cream kesukaan Yangyang.

"Saya tahu kau pasti sangat menyukai ice cream, jadi saya pesankan itu untukmu" mendengar itu Yangyang tersenyum bahagia dan mereka berdua menikmati makan malam dengan tenang di selingi dengan canda tawa.

Setelah merasa sudah selesai para pelayan kembali datang untuk membereskan meja makan, Yangyang menatap Lucas dengan tatapan bingung karena Lucas tiba-tiba memanggil pelayan untuk membawakan sebuah televisi.

"Untuk apa?" tanya Yangyang penasaran. Lucas tidak menjawab pertanyaan Yangyang dan hanya tersenyum kecil, dia ambil remote untuk menghidupkan televisi lalu memutarkan sebuah video. Yangyang tersedikit terkejut disaat ruangan tiba-tiba meredup membuat suasana menjadi berubah.

"Silahkan tinggalkan kami" setelah Lucas mengatakan hal itu para pelayan keluar dari ruangan meninggalkan mereka berdua.

Di video itu bisa Yangyang lihat ada Lucas yang tersenyum lebar menggunakan baju tuxedo putih seperti sedang menunggu seseorang. Di sekeliling Lucas terlihat banyak orang berdiri dengan baju yang formal dan bahkan bisa Yangyang lihat suasana di video itu sedang bahagia. Jantung Yangyang berdegup kencang saat dia melihat seseorang keluar dari bangunan bersama pria paruh baya untuk menghampiri Lucas dan sosok itu menggunakan pakaian yang tidak beda jauh dari Lucas. Yangyang penasaran, siapa sosok itu?

Badan Yangyang mulai bergetar di tambah nafasnya mulai cepat saat dia mengetahui siapa yang berdiri di sebelah Lucas dengan tangan yang memegang sebuah bunga, Yangyang meremat kuat jemarinya.

'Kenapa wajahnya sangat mirip denganku?' isi hati Yangyang.

Yangyang melirik kearah Lucas yang tampak sangat menikmati video itu bahkan pria tampan itu sesekali tersenyum kecil. Yangyang masih penasaran dengan video itu dan kembali fokus menonton, tapi perasaan Yangyang tidak enak. Di saat bagian mempelai saling bertukar cincin, mata Yangyang membulat sempurna karena terkejut. Bagaimana dia tidak terkejut karena di video itu di saat Lucas ingin memasangkan cincin ke sosok di depannya tiba-tiba sebuah pesawat jatuh tepat di tempat acaranya. Tempat itu langsung hancur seketika bahkan menelan banyak korban jiwa.

Yangyang makin ketakutan, apalagi melihat di video itu Lucas memegang sebuah tangan tanpa tubuhnya. Ruangan itu kembali terang dan kembali normal. Yangyang ingin berdiri tapi dia tidak kuat akibat terlalu shock.

"Ini sudah tidak benar" gumam Yangyang. Lucas berdiri dari duduknya lalu dia pergi kesalah satu meja di sana untuk mengambil sesuatu. Yangyang terjatuh dari kursinya dan berusaha mundur di saat Lucas kembali menghampirinya dengan sepotong tangan manusia dengan cincin pernikahan di jari manis tangan tersebut.

Yangyang ketakutan, dia sudah tidak mundur lagi karena sudah terhalang dinding. Lucas berjongkok di hadapan Yangyang yang menangis hebat sambil menunjukkan potongan tangan tadi ke Yangyang.

"Kenapa takut sayang?" tanya Lucas dengan nada dingin, Yangyang menggelengkan kepalanya kecil tidak tahu harus menjawab apa. Lucas melepaskan cincin pernikahan tadi dari potongan tangan lalu mengambil tangan Yangyang untuk dia genggam, tapi Yangyang langsung menepis tangan Lucas membuat Lucas terkekeh kecil. Lucas langsung mencekik dengan kuat leher Yangyang.

"Kenapa? Takut dengan saya, Liu Yangyang?" Yangyang berusaha melepaskan cekikan di lehernya, dia pukul tangan Lucas berharap pria tampan itu membebaskan lehernya. Lucas tidak peduli dan memilih untuk lebih kuat mencekik Yangyang sampai Yangyang tidak bisa bernafas dan wajahnya memerah. Lucas mendorong tubuh Yangyang sampai kepalanya itu terbentur dengan keras ke dinding, Yangyang langsung tidak bergerak sama sekali.

Lucas tidak peduli dan kembali mengambil tangan Yangyang lalu memasangkan cincin pernikahan itu ke jari manis Yangyang, bahkan Lucas mengecup tangan Yangyang dengan lembut padahal Yangyang sudah tidak bernyawa di hadapannya.

"Ahh.. Sepertinya racun saya cepat bereaksi di tubuhmu yah.." Lucas menarik rambut Yangyang dan dia tatap wajah pucat Yangyang, Lucas hanya tersenyum kecil dan memanggil para pelayan untuk masuk kedalam ruangan.

"Awetkan dia dan pajang di kamar saya" para pelayan itu langsung melaksanakan perintah Lucas dan segera membawa jasad Yangyang.

"Saya sangat mencintaimu, tapi masa lalu serta obsesi saya tidak bisa saya kontrol. Termasuk diri saya sendiri"

Lucas menoleh kearah handphone Yangyang yang berdering menandakan seseorang sedang meneleponnya. Lucas memutuskan untuk mengangkat telepon itu.

'kamu di mana? Sudah jam berapa ini? Kamu sudah aku telepon berkali-kali tidak ada respon daritadi. Membuatku khawatir' -Jaemin.

'Kamu mengkhawatirkan Yangyang?' -Lucas.

'Yangyang? Kamu tidak apa-apa?' -Jaemin.

'Yangyang baik-baik saja Jaemin. Bahkan dia akan aman bersama saya di dalam kotak kaca yang akan terpajang di dalam kamar saya. Dia sangat cantik dengan kulit yang putih, bibir tipis merah merona, bulu mata yang lentik membuat saya tidak ingin melewatkan keindahan yang di miliki Yangyang' -Lucas.

'Kamu.. Bajingan! Kembalikan Yangyang!' -Jaemin.

'Terimakasih atas pujiannya, lebih baik dirimu mengucapakan selamat tinggal kepada Liu Yangyang '-Lucas.


Uri YangyangieeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang