Di tengah malam, sama seperti malam sebelumnya. Saat jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, mata Jonathan masih terbuka lebar.
*Enggh...
Jonathan meringis pelan karna lagi-lagi Nanda tidur memeluknya dari belakang. Dan karna dia tidur di tengah-tengah antara Nanda dan Jidan, Jonathan tidak bisa pergi begitu saja karna dia tidak mau mengganggu kedua temannya yang sedang tidur.
"Aku yakin sekali masalah Nanda udah selesai. Tapi kenapa dia masih tidur begini??" Gumamnya sambil berfikir.
Saat sedang berfikir sekalipun, sesekali Jonathan perlahan menyingkirkan tangan Nanda yang memegang selangkangannya.
"Apa aku harus ganti kebiasaan? Aku terbiasa tidur hanya dengan celana dalam dan kaus besar yang kepanjangan ini. Sepertinya memang harus mengalah. Aku akan pikirkan besok," gumamnya lagi sambil sekali lagi menyingkirkan tangan Nanda dari selangkangannya.
***********************
Dengan mata kantuk yang berat, Jidan perlahan membuka matanya sambil bangkit duduk."Baunya enak.." pikirnya sambil berjalan dengan mata lengket.
Saat sampai di dapur, mata Jidan terbelalak karna dia melihat hal yang sangat langka di dalam sana.
"Jon??"
Jonathan yang sedang membuat orek tempe berbalik dan menyapa balik Jidan.
"Selamat pagi.. kenapa muka kamu keliatan bingung begitu?" Tanya Jonathan.
Mata Jidan berkedut, tidak salah lagi. Dia benar-benar melihat Jonathan sedang memasak tanpa memakai celana. Dia hanya memakai kaus kebesaran dan topi pork pie nya.
"Elu.. ga pake celana?" Tanya Jidan memastikan.
"Oh maaf.. saya pake celana dalem," katanya dengan santai.
"Tumben," kata Jidan heran.
"Waktu aku-"
Saat Jonathan ingin bercerita, mulutnya terbungkam karna dia mencium bau gosong dari orek tempe yang sedang dia buat.
"Taraa.. hehehe maaf agak gosong di beberapa bagian. Tapi yang ga gosong rasanya tetep enak," kata Jonathan saat menghidangkan sarapan di ruang tengah.
Nanda dan Erlangga memasang wajah aneh karna mereka masih bisa mencium bau gosong dari orek Jonathan.
"Ngomong-ngomong Jon, emm.. elu ga pake celana?" Tanya Nanda.
Jonathan yang sedang mengaduk nasi di rice cooker tersentak lalu dia menoleh ke arah 3 orang yang duduk di tengah-tengah bersama lauk sarapan mereka.
"Dia pake sempak. Tapi dia ga sempet cerita soalnya pas gua tanya oreknya jadi gosong," kata Jidan mewakili.
"Hahaha maaf kawan.. ini ambil," kata Jonathan mengoper satu-persatu piring berisi nasi pada mereka bertiga.
"Biasanya kalo abis bangun tidur, aku langsung mandi terus pake baju ku yang biasa. Tapi tadi pagi, baju ku terjatuh di kamar mandi saat aku ingin memakainya. Jadi basah," katanya singkat lalu dia meneguk segelas air minum.
"Emangnya ga ada baju lain?" Tanya Erlangga.
"Aku cuman punya 2.. 3 setel baju. Setelan pertama saat pertama kita bertemu. Aku pakai jas lengan panjang berwarna krem, celana panjang yang warnanya sama, kemeja putih di dalamnya, dan sebuah dasi kupu-kupu," jelasnya.
"Oke.. yang kedua?" Tanya Jidan.
"Kemeja lengan panjang hitam, jas rompi tanpa lengan berwarna abu-abu, dan celana panjang warna abu-abu juga, serta dasi panjang berwarna abu-abu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...