"Selamat pagi.." sapa Jonathan yang sedang menata piring di meja makan.
"Iya pagi," sahut Tria sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.
Tria berjalan ke arah kulkas untuk mengambil minum. Saat sedang berjongkok, Tria menatap kosong ke arah minuman alkohol nya yang ada di dalam kulkas
"Jangan lupa man-"
"Iya iya gua tau. Gua mau mandi ini," katanya kesal lalu pergi ke kamar mandi setelah dia minum.Sebelum berangkat, Tria melihat kaleng-kaleng yang ada di tempat sampah di depan rumahnya.
"Jon.." panggil Tria.
"Hmm??"
Jonathan sudah rapih memakai setelannya keluar menyahut Tria.
"Lah, mau kemana lu?" Tanya Tria heran.
"Saya udah dapet info kosan yang harganya 600 sama 700 ribu. Saya mau liat-liat," katanya menunjukkan info yang dia dapat dari Facebook.
Kedua alis Tria menekuk lalu dia mematikan layar HP Jonathan.
"Pikir-pikir lagi kalo mau ngekos. Bulan ini elu bisa bayar, tapi bulan depan mau bayar pake apa? Elu ga punya kerjaan kan?" Kata Tria.
"Bener juga, aku ga kepikiran sampe sana,"
Tria mengerutkan kening memperhatikan Jonathan yang kebingungan.
"Elu beneran ga mikir apa-apa?" Tanya Tria.
"Yup, sesuai permintaan tuan rumah," kata Jonathan tersenyum.
Tria menelan ludah lalu dia perlahan mendorong masuk Jonathan ke dalam.
"Elu nyantai aja di dalem. Elu boleh nyari tempat tinggal Laen kalo udah punya kerjaan. Ga perlu mikirin makan, kalo laper makan aja apa yang ada," kata Tria dengan wajah murung.
"Haha terimakasih banyak.." kata Jonathan tertawa sambil mengangkat topinya.
Tria membalas senyuman Jonathan.
"Yaudah, gua cabut dulu. Awas aja kalo sampe ga makan siang," ancamnya sambil melangkah pergi.
"Hahaha aaah.. aku jadi makin ga enak buat tinggal disini kalo bang Tria terlalu baik,"
Jonathan tersenyum menatap lurus ke depan lalu dia mendongak menatap langit.
"Kira-kira mereka lagi ngepain yah? Aku kangen banget sama mereka," tambahnya.
***********************************
Erlangga yang tadinya tidak mau tau apa yang terjadi di dalam, jadi penasaran karna mendengar Olivia berteriak memaki Nanda dan Jidan.
"Dino bilang.. kalian kerja sama. Elu sengaja bawa Jonathan pergi biar Dino bisa ngomong sama kami kan?" Tanya Jidan.
"Astaga.. gua aja gatau kalo ternyata Dino ngikutin gua," kata Olivia geram.
"Terus perusahaannya Dino yang di ambil sama Jonathan?" Tanya Jidan.
"Kebalik.. Dino justru bawa kabur uang perusahaan sampe Jonathan bangkrut,"
"Terus kenapa Jonathan keliatannya santai aja? Harusnya dia kena mental dong. Bangkrut kan ga cuman perusahaannya aja yang ilang. Tapi juga rumah-"
"Iya!!!" Teriak Olivia memotong kalimat Jidan."Iya, dia ngejual semua asetnya. Rumah, mobil, semuanya di jual buat ngasih gaji karyawannya. Dia ga perduli sama hartanya sedikitpun, dia ga maruk harta, ga mungkin dia mau ngambil warisan kalian,"
"Ga mungkin.. orang kaya macem Jonathan ga mungkin ga suka harta," kata Nanda menggeleng.
Saat itu juga, Olivia meletakkan dompet dan kunci mobilnya di depan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...