Terik panas matahari membuat tubuh Tria penuh dengan keringat meskipun saat ini dia hanya mengenakan kaus singlet yang dan celana pendek yang ketat sampai tubuhnya terukur jelas.
Saat sedang duduk mengambil nafas di atas bangunan, Tria mengerutkan kening karna melihat Jonathan duduk santai di dekat kantor bos nya.
"Dih!!!"
Tria bergegas turun dari sana dan menghampiri Jonathan yang terlihat duduk sangat santai.
"Jon.. ko ga ngabarin mau kesini?" Tanya Tria panik dengan nafas terengah-engah dan terlihat marah.
"Hahaha halo.." sapa Jonathan mengangkat topinya.
Setiap kali Tria ingin marah atau sewot, pasti dia langsung luluh kalau Jonathan bersikap sopan padanya.
"Ko ngabarin kalo mau kesini?" Tanya Tria mulai tenang.
"Emm?? Aku cuman mau ngasih makan siang buat Abang sama oleh-oleh dari kakek," kata Jonathan menoleh ke arah kotak makan dan sebuah tas kecil.
"Gua di kasih oleh-oleh juga? Apa jangan-jangan kakeknya Jonathan ngira gua sama Jonathan pacaran yah? Terus kakeknya setuju?" Pikir Tria cengengesan.
Jonathan terkekeh melihat sikap Tria yang aneh.
"Abang masih kerja kan?" Tanya Jonathan.
"O-oh iya. Nanti pas istirahat gua langsung kesini,"
Jonathan terkekeh karna Tria tiba-tiba mencium bibirnya sampai topinya terjatuh.
"Gua cabut dulu," kata Tria bergegas pergi dari sana meninggalkan Jonathan yang masih terpaku.
Jonathan mengecap bibirnya lalu dia memungut topinya.
Saat sedang membungkuk, Jonathan melihat pintu kantor bos Tria terbuka lalu seorang pria berjas abu-abu keluar dari sana.
"Tria nya udah kesini?" Tanyanya.
"Sudah pak Mus. Terimakasih karna sudah mengijinkan saya duduk disini," kata Jonathan kembali berdiri sambil membersihkan topinya.
"Padahal disini panas, saya kan udah bilang nunggu di dalem aja," katanya lagi.
"Tidak apa-apa ko pak, saya tunggu disini aja. Bapak udah banyak banget bantuin saya sama bang Tria. Sering ngasih dia telat ataupun ga masuk. Sering ngasih makanan juga. Saya ngewakilin bang Tria ngucapin banyak terimakasih," kata Jonathan tersenyum.
Pak Mus tersenyum lalu dia menepuk pundak Jonathan.
"Kalo mau minum ambil aja di dalam yah, saya mau pergi dulu," katanya pergi dari sana.
Saat jam istirahat tiba, Tria langsung membawa Jonathan ke belakang tumpukkan balok kayu yang ada di pojokan daerah proyek.
Tria mendorong Jonathan ke dinding dan langsung mencium bibirnya dengan ganas sambil memegangi kedua tangannya.
Tria melepaskan ciumannya dan menatap mata Jonathan yang berkaca-kaca.
"Sori, gua kelepasan. Elu tau kan kita ga ngewe seminggu lebih?" Tanya bisik Tria terengah-engah.
Jonathan menelan ludah lalu dia mengangguk.
"Gua udah bilang gua gamau maksa ngajak elu tiap kali mau ngewe, kesannya jadi kaya gua merkosa elu. Tapi Jon, Udah seminggu lebih gua ga ngocok, Peju gua pasti udah banyak. Elu mau ga?" Tanya Tria dengan nada sedikit memohon.
"Emm.. itu pertanyaan sulit yang sangat canggung," kata Jonathan bingung.
"Jadi.. maksudnya elu gamau?" Tanya Tria kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...