Orang Yang Di Sayang

124 19 1
                                    

"Apa!!! TIDAK MAU!!!!"

Maria dengan wajah sebalnya, dan Ribut yang berwajah datar melihat tuannya sedang marah-marah.

"Ini cuman brokoli tuan, tidak ada yang perlu di besar-besar kan," ucap Maria.

"Aku tidak perduli!! Aku tidak suka sayur berambut gimbal ini!!" Katanya kesal.

Maria menghela nafas lalu dia menoleh ke arah Ribut.

Ribut mengangguk lalu dia berjalan ke belakang kakek Hasbi.

"Apa? Kamu mau apa?" Katanya masih marah.

Dari belakang, Ribut memeluk kakek Hasbi dan menahannya tangannya.

"Hei!! Kalian mau apa!! Ribut lepas, AAAAAARRGH!!!"

Dengan wajah kusut dan mata berair, kakek Hasbi menelan sayur yang di masukkan ke dalam mulutnya oleh Maria.

"Aku benci kalian berdua.. dan terimakasih untuk sarapannya," gerutunya.

"Sama-sama.." jawab Maria berwajah ketus.

"Apa-apaan itu. Aku majikan kalian, kenapa mereka bertingkah seolah aku anak-anak!!" Katanya geram.

"Tuan Hasbi.." panggil Ribut sambil memutar kursi tuannya agar menghadap ke arahnya.

"Apa lagi Ribut!!" Katanya masih kesal.

Kakek Hasbi melihat Ribut berlutut di hadapannya, lalu dia terkejut karna Ribut membuka resleting celananya.

"Apa kalau saya hisap, tuan tidak akan marah lagi?" Tanya Ribut.

"Tunggu Ribut. Tidak perlu melakukan hal ini, aku bukannya- oooooh..."

Kakek Hasbi langsung bersandar pasrah di kursinya saat Ribut memasukkan kontolnya ke dalam mulutnya.

"OOOOOHH... Astaga.. Ribut..."

Tubuh kakek Hasbi menggeliat sambil memegangi kepala Ribut. Terasa geli dan linu, Ribut mengocok kontolnya sambil menjilati kepala kontolnya.

"Ssssshh.. aaaaaah.. Ribut aku ga kuat.."

Ribut terbelalak karna kakek Hasbi tiba-tiba mencengkram rambutnya dan menggenjot mulutnya sampai kontolnya menabrak tenggorokannya.

"Aaaaaah.. ssssshh.. uuuuh.."

Ribut yang mulai kesulitan bernafas mencoba melepaskan diri, tapi kakek Hasbi memegangi kepalanya dengan sangat kuat. Ribut kembali tersentak karna merasakan semburan Peju di dalam mulutnya, tapi kakek Hasbi terus menggenjotnya.

Setelah merasa genggaman tangan kakek Hasbi melemah, Ribut langsung menarik diri. Kakek Hasbi yang terengah-engah bersandar lemas di kursinya.

"Peju anda banyak sekali," ucap Ribut sambil menjilati Peju yang masih mengalir keluar dari kontol kakek Hasbi.

Wajah kakek Hasbi berubah memerah.

"Kamu sendiri yang bilang supaya aku ga ngocok sendiri," katanya.

Beberapa saat setelah Ribut pergi, Kakek Hasbi berjalan ke arah pintu depan.

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang