Cueek..

81 19 2
                                    

Saat sedang berbaring bermain game, Obi terheran karna mendapat wa dari nomor tidak di kenal. Karna dia tidak perduli, Obi tetap melanjutkan bermain gamenya.

"Nah.. bagus.. maju maj- ARGH!! ANJING!!"

Obi terkejut karna tiba-tiba ada panggilan video masuk dari wanya.

"Siapa sih ini,"

Obi menjawab telpon itu dan langsung memarahinya.

"WEH ANJING!! GANGGU ORANG LAGI MAEN AJA!!!" Bentaknya murka.

Saat melihat wajah orang yang menelponnya, wajah Obi seketika berubah kecut.

"Oh emm.. maap.. Obi lagi maen game yah. Maap ganggu.."

Panggilan video itu pun berakhir dan layar HP-nya kembali menampilkan gamenya.

"Tunggu- tadi.."

Obi bergegas membuka HP-nya dan melihat chat dari orang yang tidak di kenal tadi. Dia langsung panik karna tau kalau orang tadi benar-benar Erlangga.

"Gawat gawat gawat!!!"

Obi mencoba menelpon Erlangga lagi tapi dia langsung menolaknya.

"Gawat!! Dia pasti marah sama gua. Mana tadi langsung gua bentak lagi," kata Obi panik.

********************************

Di kelas, Obi yang ketakutan menunggu Erlangga datang.

"Haha pagi.."

Obi tersentak saat dia mendengar suara Erlangga. Dia langsung menunduk saat tau Erlangga berjalan lalu duduk di sebelahnya.

"Hai Obi.." sapa Erlangga.

"H-Hai.." sahut Obi pura-pura sibuk dengan HP-nya.

Obi terdiam, menunggu Erlangga berbicara padanya. Tapi sampai bel sekolah bunyi, Erlangga tidak berbicara sama sekali.

Saat pelajaran di mulai, Obi mencoba bermain game agar Erlangga menegurnya seperti biasa, tapi dia tetap diam. Saat istirahat pun Erlangga lebih leluasa mengobrol dengan Jaya dan Toro.

Tapi saat ingin berpisah sepulang sekolah, Erlangga baru berbicara padanya.

"Aku duluan yah semua.." kata Erlangga yang sudah naik motor Jidan.

"Hahaha iya.. Laen kali HP-nya bawa aja ke sekolah," kata Toro melambaikan tangannya.

Toro yang baru saja menurunkan tangannya, terkejut melihat Obi tertunduk lesu.

"Kenapa dia?" Tanya Jaya.

"Gatau," jawab Toro heran.

"Erlangga... Sekarang benci sama gua," kata Obi terdengar putus asa.

Jaya dan Toro saling menatap heran.

"Kenapa?" Tanya Jaya.

"Semalem.. dia wa terus nyoba VC gua. Tapi malah gua maki-maki,"

Toro dan Jaya seketika terdiam.

Saat itu juga, jemputan Jaya datang.

"Yaudah, gua balik dulu," kata Jaya naik ke atas motor ayahnya lalu pergi.

Masih dengan kepala tertunduk, Obi berdiri di tepi jalan bersama Toro. Rasanya sangat canggung saat ada Jaya karna Toro tidak bisa bebas bicara. Tapi kalau sekarang,

"Nanti gua coba tanyain,"

Obi langsung mengangkat kepalanya melihat Toro.

"Iya Tor.. tolong tanyain. Kalo emang dia marah gara-gara gua ngamuk kemaren, gua mau minta maaf," katanya memohon.

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang