Jonathan yang sedang berada di dapur, terheran karna mendengar banyak suara kaki yang masuk ke dalam rumahnya bersamaan dengan suara Erlangga.
Jonathan berjalan ke depan lalu kedua alisnya terangkat saat melihat Erlangga membawa 4 temannya.
"Bang Jon.." sapa Erlangga tersenyum senang menyapa Jonathan.
"Oh emm.. selamat datang. Obi.. Jaya.. Toro.. terus Anggi?" Kata Jonathan pelan.
Jonathan berkedip cepat lalu dia tersenyum sambil mengangkat topinya.
"Selamat datang.." sapa nya sekali lagi dengan nada ceria.
"Iya Bang.." jawab yang lainnya dengan nada lesu. Dari raut wajah mereka, terlihat sekali kalau Obi sangat tidak menyukai datang kesini bersama Anggi.
"Kami mau ngerjain tugas kelompok disini, boleh kan?" Tanya Erlangga dengan senyuman cerah.
"Boleh dong.. masuk masuk hehehe,"
Di belakang, Toro dan Obi sama-sama memasang wajah datar karna mereka melihat Jonathan dan Erlangga sepintas sangat mirip.
"Ga.." panggil Toro menarik Erlangga saat Jonathan sudah kembali masuk.
"Hmm??" Sahut Erlangga.
"Itu Abang elu emang selalu bawa-bawa payung? Kan di dalem rumah?" Tanya Toro.
"Oh.. kalo di pikir-pikir iya juga. Kalo pun ga megang, pasti payungnya ada di sebelahnya bang Jon," kata Erlangga berfikir.
Jaya dan Obi saling menatap heran mendengar info aneh keluarga Erlangga. Sementara Anggi masih berdiri membelakangi mereka dengan raut wajah kecut.
Beberapa saat berlalu, Jidan yang baru sampai rumah terdiam sejenak di atas motornya untuk mengatur nafas.
"Jon.. gua bali-"
Jidan terdiam dengan bibir mengkerut karna Jonathan muncul dengan wajah yang tampak sangat terang.
"Elu kenapa?" Tanya Jidan heran.
"Kita punya tamu,"
"Hampir tiap hari perasaan kita punya tamu. Tapi muka elu ga kaya gini," kata Jidan.
Jonathan terkekeh lalu menoleh ke arah ruang tengah. Jidan yang penasaran pun ikut melihat ke dalam lalu dia menarik nafas panjang saat melihat ada teman-teman Erlangga di dalam.
"Aku mau beli es batu dulu.. aku mau bikin empleng, nanti kamu cobain yah," kata Jonathan pergi sambil memutar-mutar payungnya.
Alis Jidan berkedut melihat betapa senangnya Jonathan dengan suasana ini.
Jidan perlahan masuk ke dalam menghampiri anak-anak itu.
"Selamat datang bang Jidan.. kata bang Jon kalo mau makan ada pala ayam sama kangkung di rak piring," kata Erlangga menoleh sebentar lalu kembali fokus menghias kertas HVS yang dia pegang.
"O- iya.. tadi gua udah ketemu Jonathan di depaaan.. *eh???"
Langkah Jidan terhenti saat dia melihat Anggi ada antara mereka. Dia sangat ingin bertanya, tapi dia tidak mau mengganggu suasana hangat di rumah ini meskipun Obi terus memandangi Anggi dengan tatapan mengerikan.
Saat sedang membuat pola di pinggiran kertas, Anggi kesal sampai dia merobek-robek kertasnya.
"Gerah banget sih disini, AC elu rusak apa?" Tanya Anggi dengan nada tinggi.
"Gua emang ga suka cara ngomong Anggi, tapi dia bener Ga, Gua juga ke gerahan," kata Toro lesu.
"Emm.. maaf, gua ga punya AC. Oh bentar," Erlangga bergegas berdiri lalu dia pergi ke dalam kamar. Cukup lama Erlangga di dalam, dia keluar bersama Jidan yang membawakan mereka kipasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...