Mimpi Yang Indah

155 22 0
                                    

*Tik *Tik *Tik

Suara detik jam dinding terasa bergema di tengah malam yang hening. Jonathan terdiam berbaring menyamping tidur di tengah-tengah kedua temannya seperti biasa. Dan seperti biasa juga, Nanda tidur memeluknya dari belakang.

Baru saja Jonathan ingin menyingkirkan tangan Nanda yang hampir menyentuh selangkangannya, Jidan tiba-tiba berbalik dan ikut memeluk Jonathan.

"Hmm.." pikir Jonathan masih santai.

"Jon.."

Jonathan berkedip cepat mendengar bisikan Nanda di belakang telinganya.

"Nanda? Ah bagus.. bisa tolong-"
"Gua sange banget Jon.."

Jonathan kembali terhenti setelah mendengar Nanda berbicara. Tangan Nanda menjalar masuk ke sempak Jonathan dan menurunkannya.

Setelah Nanda berhasil menyingkap baju Jonathan, Jonathan bisa merasakan ada sesuatu yang menyentuh belahan pantatnya.

"Nanda, aku pikir kita bisa aja bangunin Jidan. Besok dia udah mulai ojek online, dia harus istirahat," bisik Jonathan tanpa menoleh.

"Kalo gitu usahain biar Jidan ga bangun,"

Mata Jonathan terbelalak saat Nanda menggesekkan kontolnya ke sela-sela pantatnya.

"Jon, Elu kuat kan? Gua ga bohong pasti sakit, tapi coba di tahan biar Jidan ga bangun,"

Nanda perlahan mengangkat tinggi satu kaki Jonathan dan mengarahkan kontolnya ke lubang pantat Jonathan.

Jonathan spontan menahan nafas di mulutnya saat merasa kontol Nanda akan masuk. Tapi rasa sakitnya tidak bisa tahan dan membuat dia meringis sampai membangunkan Jidan.

"Ap- kalian!!! Kalian ngepain?"

Tanya Jidan terkejut karna melihat kedua temannya separuh telanjang. Tapi yang menjadi pusat perhatiannya adalah wajah Jonathan yang tersipu dengan mata berkaca-kaca.

"Yah jadi bangun.. Dan, kalo mau nanti gantian," kata Nanda pelan.

"Tunggu temen-temen.. a-aku-"

Nanda membekap mulut Jonathan dari belakang dan mulai mendorong kontolnya.

"Nggh!! Huhhhh.. huhhh.."

Tubuh Jonathan menegang hebat, tanpa berlama-lama Nanda langsung menggenjot Jonathan dari belakang. Dan karna Jidan sudah terbangun, gerakan Nanda jadi lebih leluasa.

"Ssssshh.. oooh.. udah lama gua nahannya.. akhirnya gua bisa ngentotin Jonathan.

Dalam bekapan Nanda, Jidan melihat Jonathan mengeluarkan air matanya. Dia tidak tega, tapi melihat mereka berdua justru membuatnya terangsang.

"Gua mau keluar nih.. oaah.."

Mata Jonathan bergetar saat Nanda menghentikan genjotan nya lalu dia menarik kontolnya. Jonathan bisa merasakan Peju Nanda mengalir keluar dari pantatnya.

Dengan tubuh lemas, Jonathan terengah-engah melihat Jidan membuka baju dan celananya. Jidan turun dari kasur, menggeret kali Jonathan ke tepian sampai kakinya turun ke lantai dan menungging kan nya.

"Sori Jon.. gua ga tahan. Abisnya tiap malem elu ga pernah pake celana, gua juga sange terus kalo liat elu begitu,"

Jidan mengarahkan kontolnya lalu dengan sekuat tenaga dia mendorong masuk kontolnya.

"AAKH!! Ssssshh aaaaaah!! Jidan pelan-pelan..."

Jonathan berteriak keras karna Jidan menggenjotnya dengan sangat kuat sampai kasur mereka ikut berdecit.

Jonathon terus meremas seprai kasurnya, gesekan kontol Jidan membuat Peju Jonathan keluar dengan sendirinya.

"Bang Jidan!!"

Dengan mata lesu, Jonathan melihat Erlangga terbangun dan menangis.

"Bang Jidan sama bang Nanda ngepain.. ko bang Jon di siksa..." Katanya menangis.

Meski melihat Erlangga menangis, Jidan tetap menggenjot Jonathan dan terus mendesah kenikmatan.

"Jonathan ga di siksa.. justru dia keenakan," kata Nanda berjalan menghampiri Erlangga sambil melepas bajunya.

"Ke- keenakan?? Ko Abang semua telanjang?" Tanya Erlangga terisak-isak.

Nanda mendekati Erlangga lalu membuka celananya dan meletakkan Erlangga di depan wajah Jonathan.

"Jon, isep kontol Erlangga," kata Nanda.

"Eh? Jangan.. jorok.." kata Erlangga terkejut.

"Udah Gapapa.. kamu diem aja,"

Erlangga meringis karna Nanda menyentuh kontolnya dan mengarahkannya mulut Jonathan tapi Jonathan tidak mau membukanya.

"Ayo dong Jon buka.. ga adil kan kalo cuman Erlangga ga yang dapet," kata Nanda.

Dengan tubuh terus terhentak oleh kontol Jidan, Jonathan pun membuka mulutnya dan mengisap kontol Erlangga.

"Ouh.. aw aaw.. geli bang.."

Erlangga menggeliat, tapi Nanda langsung duduk di belakang Erlangga agar dia bisa bersandar dengan tenang.

Jonathan bisa merasakan kontol Erlangga yang kecil perlahan mengeras. Karna reaksi tubuhnya, Erlangga juga menggerakkan pinggulnya. Dari belakang Nanda memainkan puting Erlangga.

"Bang.. bang Jon.. bang Abang...."

Erlangga memegang kepala Jonathan dan menumpahkan Peju pertamanya ke dalam mulut Jonathan.

"Aaaah.. ssssshh.. aaah.. Abang.."

Erlangga yang merasa lemas langsung terkulai bersanding di tubuh Nanda.

"Enak ga?" Tanya Nanda.

"Enak.. jilatin lagi dong bang Jon.." pinta Erlangga lesu.

Jidan mencengkram pinggang Jonathan dan genjotan nya semakin cepat.

"Gua mau keluar Jon.."

Jidan menggertakan di lalu dia mendorong tubuh Jonathan sekuat tenaga.

"AAAARR!! Enak.."

Jidan perlahan mencabut kontolnya lalu Nanda kembali mengisi lubang pantat Jonathan dan kembali menggenjot nya.

"Enak ga Jon di gilir? Elu ga marah kan?"

Karna mulutnya tersumpal oleh kontol Erlangga, Jonathan tidak bisa menjawabnya

"Nanda... Nanda..."

Mata Nanda terbuka lebar. Dia berkedip terdiam melihat Jonathan ada di atasnya.

"Jon??" Tanya Nanda heran.

"Kamu sakit? Dari tadi denger kamu tidur nafasnya berat gitu," tanya Jonathan khawatir.

Nanda perlahan bangkit lalu melihat Jidan dan Erlangga masih tidur seperti biasa.

"Oh cuman mimpi.." pikirnya sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Kamu sakit? Mau aku cariin obat ga?" Tanya Jonathan.

Sambil memegangi kepalanya, Nanda melihat ekspresi Jonathan yang tampak mencemaskan nya. Nanda juga melihat ke kaki Jonathan, dia tidak memakai celana seperti biasa.

"Gua Gapapa, tidur lagi yu," kata Nanda tersenyum.

Nanda kembali berbaring, tapi dia tidur membelakangi Jonathan.

"Beneran gapapa?" Tanya Jonathan lagi.

"Iya bener. Udah jangan ngomong terus.. nanti Jidan kebangun, besok kan hari pertama dia ngojek,"

Jonathan menoleh ke arah Jidan yang masih tidur dengan mulut terbuka. Dia perlahan berbaring dan kembali menutup matanya.

Setelah di rasa semuanya kembali tenang, Nanda kembali berbalik menghadap Jonathan yang tertidur dalam damai.

Nanda mengeluarkan kontolnya dari celananya dan mengocoknya sambil melihat wajah Jonathan.

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang