Jonathan sedang menyapu kulit bawang yang berserakan di dapur. Bahan masakan sudah di siap di gunakan, dia juga sudah tau ingin membuat apa untuk dia buat nanti malam.
*Tok *Tok *Tok..
Jonathan menoleh ke arah depan. Dia merasa seperti mendengar suara ketukan pintu di depan.
*Tok *tok *tok..
Kali ini dia yakin kalau itu ketukan pintu. Jonathan sangat yakin kalau orang yang ada di balik pintu bukanlah orang yang pernah datang kesini. Karna semua orang yang pernah kesini, pasti akan mengetuk sambil memanggil namanya.
Jonathan perlahan membuka pintunya lalu kedua alisnya terangkat saat melihat sesosok anak kecil duduk lemas di dekat pintu dengan kondisi memprihatinkan.
Baju operasi, borgol di kedua tangannya, perban di kepalanya yang terlihat kotor, wajah dan sorot matanya yang hampir padam.
"Tuan Joker? Anda sedang apa disini?" Tanya Jonathan.
Anak itu mendongak melihat Jonathan.
Bibir kecilnya yang gemetar perlahan terbuka. Tapi belum sempat dia berbicara, anak itu tiba-tiba saja pingsan.
Sebelum jatuh, Jonathan menahan tubuhnya agar kepalanya tidak terbentur.
Jonathan menggendong anak itu, melihat ke sekeliling rumahnya yang masih dalam kondisi gerimis.
"Dia sendirian?" Pikir Jonathan menatap anak itu lalu membawanya ke dalam.
Untung Jonathan sudah menyiapkan kotak obat untuk berjaga-jaga.
Jonathan sempat ragu pada awalnya, tapi akhirnya dia terpaksa meminjam baju Erlangga untuk menggantikan pakaian anak itu.
Tanpa membangunkannya, Jonathan mengganti perban, melepaskan dia borgol di tangannya, sampai membersihkan tubuh anak itu.
"Jon??"
Jonathan yang baru selesai menyiapkan tempat tidur dari tumpukan kain dan menyelimuti anak itu, dia menoleh melihat Jidan dan Nanda datang.
"Anak siapa itu?" Tanya Nanda berjalan mendekati Jonathan.
"Ini.. dia datang mengetuk pintu. Saat aku bertanya, dia malah tidak sadarkan diri," jelas Jonathan.
Nanda dan Jidan saling memandang lalu mereka meletakkan belanjaan mereka di dekat kulkas.
Erlangga yang tadi pergi bermain di rumah Toro juga baru kembali. Dia terkejut karna ada seorang anak yang terlihat seusia dengannya sedang tertidur di ruang tengah.
"Maaf yah Ga, aku pake baju kamu tanpa ijin," kata Jonathan tidak enak.
"Gapapa ko bang. Dia kenapa kepalanya di perban? Sakit?" Tanya Erlangga ikut duduk disana memperhatikan anak kecil yang ada di hadapan mereka.
"Sepertinya.. dia baru selesai operasi. Ada bekas baju operasi yang terlihat baru, perban di kepalanya juga sepertinya menguatkan bukti kalau tuan- dia baru selesai operasi bedah di kepalanya,"
Jidan dan Erlangga merinding mendengar Jonathan mengatakan bedah kepala.
"Maaf kawan.."
Jidan dan yang lainnya menoleh ke arah Jonathan yang duduk berlutut menghadap ke arah mereka.
"Bisa tolong ijinkan aku merawatnya sementara waktu? Sepertinya dia sedang ada masalah," kata Jonathan pelan.
"Ya.. kami sih ga masalah. Iya kan?" Tanya Nanda ke Jidan dan Erlangga.
Mereka berdua mengangguk mengiyakan.
Jonathan tersenyum lega mendengarnya.
Mulai dari makan malam, sampai tengah malam saat semua orang sudah tidur. Jonathan tidak berhenti menemani anak itu yang belum juga bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...