Mampir

86 18 1
                                    

*Tok *Tok *Tok

Erlangga mengutuk pintu sebuah rumah dan menunggunya sebentar.

Senyumannya langsung terukir lebar saat melihat pintu di depannya perlahan terbuka. Tapi senyumannya itu langsung menekuk karna yang membukakannya, bukanlah manusia.

"Halo.. ada yang bisa di bantu?" Tanya sebuah robot bulat berwarna perak dengan motif berwarna biru menyala.

Erlangga melirik ke dalam lalu kembali melihat benda bulat yang melayang tepat di depan wajahnya.

"Gama ada?" Tanyanya.

"Ada, tunggu sebentar,"

Robot itu melayang masuk ke dalam, lalu Gama muncul terheran dengan ke hadiran Erlangga.

"Ka Angga? Ko ada disini?" Tanya pria yang sedikit lebih pendek dari Erlangga itu.

"Hehehe aku mau main, boleh kan?" Tanya Erlangga tertawa.

"Hehehe boleh.. ayo masuk masuk," kata Gama tertawa mempersilahkannya masuk.

Saat tiba di dalam, Erlangga melihat ada seorang cowok dengan tatapan dingin melihatnya sambil makan di meja makan.

Erlangga sempat merinding karna orang itu pernah hampir berkelahi dengan Jidan.

"Lagi makan siang, ikut makan dulu yuk," ajak Gama.

Erlangga mengangguk pelan lalu pergi mengikutinya.

Erlangga merasa canggung dengan kehadiran Arga meskipun dia tidak melakukan apapun.

"Ka Angga ko bisa kesini sendirian?" Tanya Gama sambil meletakkan sepiring nasi dengan lauk udang saus asam manis.

"Hehe makasih. Aku tadi kesini di antar kakak kelas. Aku inget nama perumahan ini terus tinggal cari rumah kamu," kata Erlangga mulai memakan makan siangnya.

Saat dia makan, Erlangga terkejut karna rasanya bisa sangat enak.

Dia menoleh ke arah Gama yang kembali naik ke bangku. Tapi Erlangga terheran karna Gama hanya makan nasi putih dengan telur dadar saja.

"Dia ga makan makanan laut," sahut Arga membuat Erlangga terkejut seakan dia membaca pikirannya.

"Ooh.. pantes waktu tinggal di rumah aku, kamu makannya telur doang," kata Erlangga.

Gama tersenyum cerah ke arah Erlangga.

Karna hanya ada PS di rumah, Erlangga dan Gama memainkan itu setelah Arga menyalakan nya.

"Kamu sering main PS yah?" Tanya Erlangga.

Arga yang mendengarnya merasa semakin sebal.

"Dia bukan anak kecil!!" Kata Arga geram sambil berjalan naik ke lantai dua.

Erlangga dan Gama Sama-sama terdiam lalu Gama meminta maaf karna sikap Arga yang tidak menyenangkan.

"Ka Angga.." panggil Gama.

Erlangga yang sedang fokus bermain game, hanya menyahut panggil Gama dengan nafasnya.

"Ka Angga lagi ada masalah yah?" Tanya Gama.

Erlangga berhenti menekan tombol stik PS nya lalu menoleh ke arah Gama.

Gama yang duduk di sebelahnya memiringkan kepala lalu dia berbaring meletakkan kepalanya di paha Erlangga.

"Aku mau cerita.."

"Cerita apa?" Tanya Gama memandangi wajah Erlangga yang murung di atasnya.

"Jadi.. aku kan punya sahabat yah, dia temen pertama aku. Namanya Obi"

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang