Di temani kicauan burung pagi, Erlangga dengan riangnya membersihkan lahan ayam dan bebek yang ada di belakang rumah.
Sesekali Erlangga menggeser anak-anak ayam dengan sapu ijuk nya seakan dia sedang menggelindingkan bola.
"Aah.. ini lebih baik," kata Jonathan muncul sambil membetulkan topinya.
Erlangga terkekeh melihat Jonathan muncul dengan style khas nya.
"Jidan sama Nanda mana?" Tanya Erlangga.
"Nanda nganter Jidan ujian SIM motor," katanya berjalan mendekati Erlangga secara perlahan agar celananya tidak kotor.
"Bikin SIM berapa emang? Katanya sampe 800," tanya Erlangga.
"Itu kalo nembak. Kalo murni hasil sendiri, cuman 100 ribu. Kalo pun gagal masih bisa nyoba Minggu depan tanpa bayar lagi," jelas Jonathan sambil memutar-mutar payungnya.
"ERLANGGA!!!!"
Satu alis Jonathan terangkat menoleh ke dalam rumah karna mendengar suara teriakan dari pintu depan.
"B-biar aku aja yang buka pintu,"
Jonathan melirik memperhatikan wajah Erlangga yang terlihat cemas berlari melewatinya.
"ERLANGGAAA!!!"
"I-iya iya aku Dateng," kata Erlangga panik lari terbirit-birit.
"Bangsat!! Lama banget,"
Erlangga menelan ludah melihat pria bertubuh besar berdiri di depannya.
"Tadi aku lagi di belakang. Abang mau apa?" Tanya Erlangga.
"Si anjing pake nanya mau apa. Gua bagi duit sini, elu dapet warisan gede kan? Pasti rumah ini ada mobilnya," katanya berniat masuk ke dalam tapi Erlangga menahannya.
"A-aku ga punya uang.. lagian juga ini warisannya di bagi 4," katanya ketakutan.
"Ah tai, alesan aja. Kalo elu gamau ngasih gua duit, gua ambil aja barang-barang disini terus di jual,"
Orang mencoba masuk lagi, tapi Erlangga tetap menahannya.
"Minggir!!" Katanya geram.
Dengan wajah berkeringat, Erlangga menggeleng.
"Oh.. berani ngelawan yah mentang-mentang udah jadi kaya,"
Sebuah pukulan keras langsung mengarah padanya. Sadar kalau tidak sempat menghindar, Erlangga hanya bisa pasrah. Tapi,
Erlangga dan orang itu terkejut karna pukulannya di tahan oleh sebuah benda berwarna hitam.
"Maaf.. tapi ga boleh ada kekerasan di rumah ini,"
Mata Erlangga terbelalak karna kedatangan Jonathan.
Jonathan menarik kerah baju Erlangga dan menyembunyikannya di belakangnya sambil mengarahkan ujung payungnya ke leher orang itu.
"Siapa ini Erlangga?" Tanya orang itu kesal.
"Aku Jonathan, temannya Erlangga sekaligus orang yang berbagi warisan sama dia," kata Jonathan memperkenalkan diri.
Selang beberapa saat setelah saling menatap, orang itu menggenggam payung Jonathan lalu dia menariknya sampai membuat Jonathan tertarik ke arahnya.
Jonathan hampir terjatuh, tapi pria itu menggenggam kerah baju Jonathan dan membenturkan dahi mereka.
Dengan dahi saling menempel, keduanya saling menatap tajam. Mereka sama-sama bisa merasakan nafas lawan mereka masing-masing.
"Denger jagoan, gua tau elu ga bisa apa-apa. Gua minta 200 ribu sekarang juga,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...