"Dia ngepain disini?"
"Katanya dia udah bangkrut, ko masih berani kesini?"
"Awas dompet kalian, nanti ilang lagi kaya bulan kemaren,"Saat kemunculan Jonathan di pesta itu, semua orang mulai berbisik membicarakan Jonathan yang terlihat sangat senang berada disana.
"Biar aku perkenalkan," kata Jonathan dengan santainya menunjuk dan memberitahu orang-orang yang ada disana pada Jidan, Erlangga dan Nanda.
Mereka mendengarkan, tapi tidak fokus apalagi merasa nyaman dengan tatapan semua orang pada mereka.
"Jadi gitu. Total ada 5 keluarga besar disini, termasuk keluarga aku yang tidak ada," katanya menjelaskan dengan wajah bersinar.
"Emmm.. Jon.." panggil Nanda.
"Ya? Ada yang mau di tanya?" Tanya Jonathan berseri.
Nanda dan Jidan saling memandang. Mereka tidak enak untuk bertanya tentang suasana mereka saat ini karna melihat wajah Jonathan yang tampak begitu antusias.
"Ga jadi," kata Nanda menunduk.
*BRAK!!!
Semua pandangan orang tertuju ke arah pintu masuk yang tiba-tiba terbuka lebar. Bahkan musik yang di mainkan pun ikut berhenti karna kedatangan satu orang.
"Dino.." ucap Jidan dan Nanda sebal.
Sorot lampu seakan tertuju padanya, dengan senyuman penuh percaya diri Dino memasuki ruangan sambil menyeka rambutnya ke belakang.
"Halo semua.." kata Dino menyapa semua orang dengan suara lantang sampai hampir memenuhi ruangan.
Orang-orang membalas sapaan Dino dengan sangat terbuka. Dino mendatangi satu-persatu pelayan untuk mengambil makanan dan minuman sambil memuji mereka.
Tapi langkah cerianya terhenti saat dia bertatapan dengan Jonathan.
"Jon!! Temanku!!!" Sapa Dino berniat menghampiri temannya, tapi orang-orang di sekitarnya mencoba menahan dia.
"Duh.. jangan nak Dino.. dia kan bahaya. Dompet kamu nanti ilang, dia kan abis bankrut," ucap salah seorang ibu-ibu.
"Hmm hmm hmm... Tenang.. dia ga mungkin begitu, dia teman saya.. Jonathan itu orang yang baik,"
Jidan dan Nanda geram mendengarnya, apalagi sekarang Dino berjalan menghampiri mereka.
"Maaf kawan.. tapi bisa tolong kalian tenang?" Tanya Jonathan.
Meski geram, tapi mereka berdua tetap mengikuti ucapan Jonathan yang berjalan menghampiri Dino.
"Apa kabar Jon? Masih pake baju setelan kaya biasa yah," sapa Dino mengulurkan tangannya.
Jonathan berhenti di depan Dino dan mengangkat topinya sedikit.
"Baik," jawabnya singkat.
Dino mengepal-ngepal tangannya yang melayang sendirian lalu dia menarik kembali tangannya.
"Gimana usaha baru kamu?" Tanya Jonathan.
"Hahaha lancar sekali.. hampir semua kerabat kita bantu aku sampe sukses, padahal baru satu Minggu. Tenang Jon.. aku ga marah kamu ga bantu aku, karna aku tau kamu bankrut.." kata Dino menepuk-nepuk pundak Jonathan.
Jonathan yang masih tersenyum pun memejamkan matanya.
"Hei..."
Jonathan dan Dino menoleh ke arah suara yang memanggil mereka.
"Olivia..." Sapa Dino dengan riangnya.
Jonathan mengangkat topinya untuk membalas sapaan Olivia.
"Ah kangen!!! Perkumpulan begini cuman sebulan sekali. Kita bertiga udah sibuk sama kerjaan masing-masing," kata Olivia memeluk kedua sahabatnya bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanficPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...