Pembuktian

117 19 1
                                    

Saat melihat teman-temannya datang, dia yakin kalau mereka juga pasti melihat pertarungan tadi.

"Haha yaampun.. sepertinya memang tidak bisa di sembunyikan lagi. Padahal aku ingin hidup biasa seperti mereka," gumam Jonathan bersiap menyambut mereka semua.

"Malam semua-"

Jonathan yang ingin menyapa mereka dengan mengangkat topinya, terkejut karna Jidan dan Nanda tiba-tiba memeluknya sampai mereka bertiga jatuh ke tanah.

"Elu gapapa? Ada yang luka?" Tanya Jidan panik.

"Ya, cuman sedikit-"

"Baju elu sampe compang-camping gitu Jon.. elu gapapa kan?" Tanya Nanda yang juga panik.

"Aku sudah bilang kalau-"

"Gila.. semuanya ancur. Kenapa ga panggil polisi atau tentara?" Kata Tria terpukau.

Jonathan terdiam melihat mereka bersikap seperti.. seperti biasa.

"Aku pikir kalian akan sedikit lebih heboh," kata Jonathan heran.

"Elu kan udah bilang kalo kakek Hasbi petualang yang nyimpen barang aneh. Pasti monster tadi peliharaan kakek Hasbi kan?" Tanya Jidan.

Kakek Hasbi yang bisa mendengarnya tersentak.

"Elu keren banget Jon.. kalo bisa berantem *ciat.. *ciat.. gitu, kenapa ga lawan bos-nya Jidan?" Tanya Nanda bangkit berdiri.

"Hahaha aah.. emm.. kalian mau aku jawab jujur?" Tanya Jonathan menyeringai. Mereka semua mengangguk pelan.

"Karna.. manusia itu terlalu rapuh dan mudah terbunuh, makanya lebih baik aku diam saja hehehe," jawab Jonathan cengengesan.

Ketiga orang di hadapannya seketika mematung.

Melihat semuanya masih berjalan tenang, Jonathan merasa lega lalu berbaring disana.

Di bonceng oleh Tria, Jonathan pulang ke rumahnya bersama Jidan dan Nanda karna Erlangga di rumah bersama Obi. Dia takut di tinggal sendirian di rumah.

"Bang.."

Tria yang sedang fokus melihat lurus ke depan, menyahut panggilan Jonathan.

Saat Tria sedang fokus, dia terkejut karna Jonathan tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Aku gatau udah bilang ini apa belom, tapi makasih untuk malam ini," ucap Jonathan.

Tria yang tersipu malu pun terbatuk kecil.

"Malem Minggu yang kacau apa hebatnya?" Tanya Tria.

"Hahaha itu malam Minggu yang hebat ko," ucap Jonathan.

Meski apa yang terjadi sebelumnya, perasaan Tria tidak berkurang sedikitpun pada Jonathan. Malah dia sangat senang karna Jonathan menikmati pergi bersamanya.

"Bisa.. lepas ga? Jujur aja gua ini lagi sange, elu gamau kan gua bawa ke semak-semak terus gua perkosa? Apalagi baju elu udah rusak gitu," Tanya Tria pelan.

"Hahaha mengerikan sekali," ucap Jonathan melepaskan pelukannya.

Beberapa saat mereka berdua terdiam.

"Jidan sama Nanda liat dari kapan?" Tanya Jonathan.

"Yang tadi? Mereka Dateng pas kakek elu mau ngurung monster tadi,"

"Oh belum lama yah berarti," kata Jonathan mendongak.

Suasana di sekitar Jonathan masih terasa bimbang soal Tria sendiri.

"Abang beneran ga marah atau.. yang lainnya?" Tanya Jonathan memastikan.

"Ngga," jawab Tria singkat.

"Aku ko ga percaya yah,"

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang