"Hihi.."
Obi berkedip cepat dengan wajah tersipu melihat Erlangga tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Ngga, gua gamau," katanya menolak.
"Ayo dong.. kita foto bareng-bareng di orang yang melayang itu," kata Erlangga memohon.
"Mending elu aja yang gua fotoin, gimana?" Tanya Obi.
"Ngga ah. Lebih asik berdua.."
Obi geram dan malu karna dia satu-satunya orang yang ikut kesini. Jaya dan Toro tidak bisa ikut karna mereka ada urusan keluarga. Ajakan Erlangga juga terlalu mendadak, jadi mereka berdua tidak bisa memilih untuk ikut bersama Erlangga.
Jidan merasa senang di Kota Tua ini. Meskipun hampir setiap hari dia kesini untuk mengantar dan menjemput Nanda, tapi ini pertama kalinya dia datang untuk bermain.
"Eh Angga.. gua mau ke museum Wayang, elu mau ikut apa mau pergi sama Obi?" Tanya Jidan.
"K-Kami ikut Abang aj-"
"Aku mau pergi berdua aja sama Obi. Iya kan Obi?" Tanya Erlangga memotong kalimat Obi.Jantung Obi berdebar kencang melihat Erlangga terus tersenyum padanya.
"I-iya.." jawab Obi pelan.
"Hahaha yaudah.. Obi punya nomor Abang kan? Kalo udah selesai kita kumpul di tempatnya Nanda. Katanya kalo sore tempat ini jadi tambah bagus,"
"Dadah.." Erlangga melambaikan tangannya ke Jidan yang pergi meninggalkan mereka.
Obi dan Erlangga pergi ke berbagi tempat, menonton beberapa atraksi, berboncengan sepeda yang di sediakan disana, sampai sekarang ini mereka sedang makan jajanan.
Saat sedang menikmati permen kapas, Obi menelan ludah melihat tangan mereka bersentuhan. Jari-jarinya gemetar bergerak, dia sangat ingin menggenggam tangan Erlangga.
"Udah sore,"
Obi tersentak hebat karna Erlangga berbicara mengejutkannya.
"I-iya udah mau sore," sahut Obi malu.
Obi menoleh ke arah Erlangga yang mendongak menatap langit dengan wajah datarnya.
"Bang Jon.. emangnya kemana? Kerja?" Tanya Obi mencari topik.
"Gatau. Bang Jon bilang kalo dia ga bisa kasih tau kami," kata Erlangga kembali memakan permen nya.
"Berarti.. elu sendiri lagi kaya waktu bang Jon nginep di rumah kakeknya?" Tanya Obi.
"Ngga. Bang Jidan sama bang Nanda bilang kalo hari libur mereka di perpanjang biar gua ga sendirian di rumah. Gua jadinya nyusahin banget ga sih?" Tanya Erlangga murung.
Obi mengerutkan keningnya lalu dia menarik Erlangga pergi sambil mengetik pesan ke Jidan.
"Kita mau kemana?" Tanya Erlangga.
"Ke tempat bang Nanda. Gua mau ngomong sama mereka,"
Erlangga terheran melihat Obi.
Sambil menunggu Jidan datang, Obi dan Erlangga menyaksikan pertunjukkan Nanda. Tidak di sangka ada banyak orang yang menontonnya, bahkan tidak sedikit pula ada orang-orang yang ingin bernyanyi bersamanya.
"Bang Nanda ngamen kan?" Tanya Obi memastikan.
"Iya. Tapi rasanya kaya lagi nonton konser kan?" Kata Erlangga senang.
Obi melihat ke arah orang yang sedang mengobrol di sebelahnya. Setelah mendengar nama Nanda di Instagram, Obi pun mencoba mencarinya.
Saat melihat profilnya, Obi terkejut bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
ФанфикPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...