Jaya, Toro dan Obi mengintip dari ujung tembok. Saat tiba tadi, Erlangga mengatakan ada seseorang yang menyelipkan secarik kertas berisi pesan ke dalam laci mejanya. Isi kertas itu mengatakan, kalau orang misterius di dalam pesan itu ingin bertemu dengannya saat istirahat di parkiran sepeda.
Erlangga sudah mengatakan pada teman-temannya kalau dia baik-baik saja karna selama ini semua orang di sekolah ini menyukai dirinya. Tapi karna takut itu jebakan, mereka bertiga memutuskan untuk membuntuti Erlangga.
Setelah sedikit lama menunggu, datang dua siswi satu angkatan dengan mereka. Salah satunya terlihat malu-malu.
"Erlangga kan? Gua Sajidah dari kelas 7-E, terus ini temen gua Ratna," katanya.
Dengan malu-malu, Ratna melambaikan tangan ke Erlangga.
"Hehe halo.. salam kenal," kata Erlangga tersenyum.
Kedua perempuan itu sedikit bertengkar lalu Sajidah meninggalkan temannya.
Dari kejauhan Toro melirik ke arah Obi karna mereka bertiga tau apa yang akan terjadi. Dan benar saja, perempuan bernama Ratna secara terang-terangan menembak Erlangga dengan suara lantang.
Toro seketika tersenyum lebar karna melihat Obi menekuk kedua alisnya.
"Hehe Ratna yah? Emm.. maaf nih, gua gatau mau ngomong apa. Bisa kasih waktu? Kita bisa jadi temen dulu," kata Erlangga masih tersenyum.
"O-oh gitu yah. Iya gapapa. Anu.. emm.."
Erlangga yang masih tersenyum, berkedip cepat sampai memiringkan kepalanya.
Toro dan yang lainnya tiba-tiba terkejut karna Ratna tiba-tiba mencium pipi Erlangga.
Tapi saat itu terjadi, Jaya sempat terheran karna melihat ada kedipan cahaya dari sebrang mereka.
"M-makasih mau ketemu.." Ratna yang gelagapan langsung berbalik, tapi baru beberapa langkah, dia kembali menoleh ke arah Erlangga yang masih terpaku.
"Elu ganteng banget," katanya lagi lalu berlari pergi dari sana.
Erlangga yang terkejut, perlahan menyentuh pipinya. Ini pertama kalinya dia mendapatkan pernyataan cinta, apalagi sampai mendapatkan ciuman.
Kepalanya terasa penuh, Erlangga jadi kepikiran soal kejadian tadi.
Saat kembali ke kelas, seluruh teman kelasnya yang berkumpul di satu titik menoleh ke arah Erlangga.
"Ada apaan nih?" Tanya Erlangga tersenyum mendekati mereka.
"Ga, elu ga punya HP yah?" Tanya Tiara, perempuan yang merupakan ketua kelas di kelas Erlangga.
"Ga punya. Kenapa gitu?" Tanya Erlangga heran.
"Kasih tau aja Ra fotonya," sahut anak di belakangnya.
Tiara menunjukkan sebuah foto yang membuat Erlangga terkejut.
"Ini kan barusan!!" Katanya.
"Jadi ini beneran? Tadinya gua ga percaya loh.." ucap Tiara mematikan HP-nya.
"Iya, tapi kan-"
Kalimat Erlangga terhenti karna melihat 3 temannya baru tiba di kelas. Wajah mereka terlihat panik, apalagi Obi yang tampak terengah-engah seperti baru saja berlari untuk tiba disini.
"Wah terlambat," ucap Jaya dengan wajah datar sambil menggaruk kepalanya.
"Kalian juga tau Foto ini?" Tanya Erlangga panik.
Mereka mengangguk karna mereka juga mendapatkan foto itu lewat grup wa.
"Semuanya tenang.." kata Toro melangkah maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
Fiksi PenggemarPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...