Makan Malam

181 24 0
                                    

"Silahkan tuan.."

Jidan, Nanda dan Erlangga terpukau melihat kemegahan rumah kakek Hasbi karna rumahnya jauh lebih besar dari rumah Olivia.

Tepat jam 5 sore, pengawal kakeknya Jonathan itu datang menjemput mereka dan sampailah mereka di rumah ini.

"Ga.." panggil Jidan yang berdiri di dekat air mancur di taman.

Erlangga langsung mendekati Jidan lalu mereka berfoto bersama.

Jonathan terkekeh lalu dia menoleh ke arah pintu rumah besar itu yang perlahan terbuka. Matanya terbuka lebar karna sekali lagi dia melihat sosok seseorang yang sangat dia sayangi ada di depan pintu.

"Selamat datang," kata kakek Hasbi menyambut mereka dengan suka cita.

Wangi, sunyi, terasa sangat besar. Ketiga orang yang berjalan di belakang Jonathan tidak henti-hentinya terpukau pada rumah Hasbi.

Pintu menuju ruang makan pun terbuka, mereka terkejut karna di atas meja, sudah terhidang kan makanan yang sangat banyak.

"Hahaha waw.. ini ga berlebihan kan?" Tanya Jonathan.

"Berlebihan?"

Seorang perempuan berpakaian pengurus rumah datang menghampiri mereka.

"Ga ada yang berlebihan untuk tuan muda nakal yang udah lama ga kesini," ledeknya.

"Hahaha bibi Maria.." sapa Jonathan mengangkat topinya lalu dia memeluk perempuan itu.

"Yaampun.. ini keluarga baru Jonathan?" Tanya Maria melihat Jidan dan yang lainnya.

"Hahaha betul. Ada Erlangga, Jidan sama Nanda," kata Jonathan memperkenalkan mereka.

"Halo.." sapa mereka bersamaan.

"Ah yaampun.. akhirnya rumah ini ada orangnya... Kamu bisa bayangin gimana bosennya bibi tinggal berdua doang sama Ribut? Pagi, siang, sore, berdua aja sama dia," katanya jengkel.

"Aku juga ngerasain hal yang sama," sahut Ribut dengan wajah datar.

"Katanya kakek Hasbi petualang, emangnya ga di kawal sama.. bang Ribut?" Tanya Jidan penasaran. Semua orang menoleh ke arah kakek Hasbi yang berjalan ke arah meja makan bersama Jonathan.

"Pengawal? Tuan Hasbi jauh lebih kuat dari keliatannya. Aku bahkan gatau sebenernya aku yang jagain dia atau dia yang jagain aku. Lagian terakhir kali tuan Hasbi bawa orang ikut berpetualang sama dia, orang itu tewas," kata Ribut berjalan pergi ke meja makan.

"Itu adenya Jonathan?" Tanya Nanda.

"Hmm.. iya.. ah tapi dari pada mikirin masa lalu, mending kita makan aja sekarang. Yuk," ajak Maria.

Jidan, Nanda dan Erlangga saling menatap lalu mereka mengikuti Maria ke meja makan.

Seusai makan, Hasbi menceritakan semua pengalamannya selama dia pergi pada semua orang, sampai akhirnya dia menunjukkan salah satu harta yang berhasil dia temukan dalam perjalanannya.

Erlangga kegirangan mendengar cerita Hasbi sampai dia tidak bisa diam di tempat duduknya.

"Kakek.. apa kakek jadi kaya karna semua harta kakek dari harta Karun?" Tanya Erlangga.

"Hahaha sebagian besar iya. Tapi kakek juga menginvestasikan harta kakek ke berbagai perusahaan yang terpercaya. Jadi tanpa bekerja, kakek juga bisa berpetualang sebebasnya," katanya senang.

Erlangga bertepuk tangan dan kembali mendengarkan cerita petualangan Hasbi yang lain sampai jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Udah malem. Kami mau pamit dulu yah kek, soalnya Erlangga juga besok sekolah," kata Jonathan.

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang