Saat tiba di kelas, Erlangga menoleh ke arah meja Anggi. Hari ini juga dia tidak datang, sama seperti 3 hari sebelumnya.
"Apa.. Anggi sengaja ga masuk karna pasrah kalo nilainya angus yah? Aku jadi ga enak," pikirnya murung.
Erlangga kembali berjalan ke arah mejanya. Dia tersenyum saat melihat Fahmi memejamkan matanya duduk bersandar dengan santai sambil mendengarkan musik.
Erlangga ingin menyapanya, tapi tampaknya Fahmi sedang larut di dalam dunianya sendiri.
Karna merasakan getaran, kali Fahmi yang bergoyang-goyang berhenti lalu dia membuka matanya.
"Udah nyampe?" Tanya Fahmi.
"Iya kak Fahmi," kata Erlangga tersenyum sambil mencari HP-nya di dalam tas karna dia mendengar HP-nya berdering.
Fahmi menggantung headphone nya di lehernya lalu memperhatikan Erlangga mengirim pesan ke teman-temannya kalau dia sudah tiba.
"Kalo belom masuk kan elu bisa ke sebelah," kata Fahmi tersenyum dengan mata sayunya.
"Hehe ngga kak. Lagian kan nanti istirahat kami ketemu juga di kantin,"
Fahmi mengangguk pelan dan berniat kembali memasang headphone nya, tapi..
"Oh iya kak Fahmi. Ini pelajaran olahraga maksudnya gimana yah? Ko dia ada di hari Sabtu sendirian? Bukannya Sabtu kita libur yah?" Tanya Erlangga.
"Oh elu belom tau yah? Pelajaran olahraga mah nilainya di ambil bukan pake soal, tapi praktek. Buat UTS nanti ada penilaian berenang," kata Fahmi menjelaskan.
"Lah berenang? Maksudnya gimana?" Tanya Erlangga heran.
"Elu punya HP kan? Biasanya kan di kasih tau lewat grup kelas sama ketuanya,"
Fahmi terdiam melihat Erlangga dengan wajah pucat terkejut.
"Elu pasti belom masuk grup kelas yah?" Tanya Fahmi.
"Belom kak.. saya kan baru punya HP," kata Erlangga panik.
"Hmm.. jadi itu alesannya kenapa HP dia masih keliatan baru banget. Ternyata beneran baru beli," pikir Fahmi tersenyum.
Bel sekolah berdering, dan bel ini lah yang menandakan pelajaran terakhir UTS semester ini telah di mulai.
"Tunggu. Kalo hari ini terakhir UTS, berarti aku ga bisa ketemu kak Fahmi lagi dong?" Pikir Erlangga melirik ke arah Fahmi yang masih santai.
*****************************
"Kenapa kalian ga ada yang ngasih tau gua!" Kata Erlangga sebal.
"Bukannya elu udah di masukin ke grup? Harusnya kan udah tau," kata Toro heran.
"Gua gatau.." kata Erlangga lagi.
"Coba gua liat HP elu," pinta Jaya.
Erlangga memberikan HP-nya lalu dia meminum es yang dia beli di kantin sambil berjalan ke arah gerbang bersama ketiga temannya.
"Eh Ga," panggil Jaya.
Toro dan Obi ikut menoleh ke arah Jaya.
"Ini bukannya elu yang ga masuk grup, tapi chatnya ke tiban. Grup chat nya udah gua pin di paling atas," kata Jaya memberikan HP-nya kembali pada Erlangga.
"Oh gitu.. maap yah udah marah-marah.." kata Erlangga tidak enak.
"Hahaha santai.. gua ngerti ko elu gaptek," kata Toro tertawa lalu dia melirik ke arah Obi yang dari tadi diam saja.
Toro menyeringai lalu dia mendekati Obi dan berbisik.
"Elu dari pagi diem aja, pasti lagi ngebayangin Erlangga cuman pake celana pendek kan besok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
Fiksi PenggemarPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...