Di dalam perjalanan menuju Kota Tua, Nanda jadi merasa tidak nyaman berada di dalam mobil bersama Jonathan. Meskipun tidak di sampingnya karna Jonathan duduk di depan, tapi rasa tidak enak masih menghantui nya.
Jonathan sendiri memang terlihat masih sama. Masih ramah, ceria, meladeni setiap pertanyaan Tria dan Erlangga dengan sangat baik. Tapi sebenernya jauh di dalam hatinya, dia merasa seperti sedang tercabik-cabik karna ini adalah hari terakhir dia bisa bersama dengan Gama.
Saat tiba di Kota Tua, suasana masih terasa dingin dan sepi. Tapi orang-orang yang sudah tiba, langsung heboh saat melihat kedatangan Nanda karna sejak baru-baru ini, Kota Tua menjadi ramai karna keberadaan Nanda.
"Maaf temen-temen.. saya ga bakal mulai sampe nanti jam 9," kata Nanda pada mereka semua sambil menggelar tikar kecil yang biasa dia gunakan sebagai alas.
"Kenapa?" Tanya salah satu dari mereka.
Nanda tersenyum menoleh ke arah Jonathan dan yang lainnya yang juga tersenyum padanya.
"Akan ada kejutan untuk kalian," ucapnya singkat membuat semua orang penasaran.
Jidan yang sedang duduk di dekat patung meriam, melihat akun Instagram milik Nanda kalau followers sekarang sudah menginjak 100 ribu.
Para pengunjung semakin ramai setiap menitnya. Hal pertama yang ingin mereka lihat adalah Nanda, tapi justru Nanda malah duduk berkumpul sambil bercanda dengan teman-temannya.
"Eh liat!! Itu Ethan!!!"
Nanda dan yang lainnya menoleh ke asal suara ribut yang menyebut nama Ethan.
Dari kerumunan pengunjung, Ethan muncul dengan membawa gitar akustik di punggungnya.
"Setan!!!"
Gama langsung bangkit, berlari ke arah Ethan lalu memeluknya. Ethan pun berjongkok lalu dia memeluk erat Gama.
"Yaampun! Saya masih ga nyangka beneran ketemu pak guru," katanya terharu.
Ethan mendongak melihat Nanda dan yang lainnya ikut mendekatinya.
"Ha..lo.. waduh.. rasanya masih aneh aja hehehe," sapa Nanda tertawa.
Ethan mendengus tersenyum lalu berdiri mengulurkan tangannya. Nanda dan yang lainnya sempat terkejut karna Ethan lebih dulu mengajak mereka berjabat tangan.
"Anjir!!! Beneran ketemu artis," ucap Jidan gemetar.
Meski di belakang Tria hanya diam, tapi Jonathan tersenyum geli melihat Tria terlihat sangat kaku.
"Sepertinya dia juga gugup kalau bertemu dengan orang seperti Ethan," pikir Jonathan.
"Mau main sekarang?" Tanya Ethan.
"Seriusan sekarang?" Tanya Nanda girang.
"Iya," ucap Ethan melepas tasnya dan mengambil gitar di dalamnya.
"Oh iya.. ini," semua orang melihat Ethan memberikan sebuah biola ke Gama.
"Pak guru mau main juga kan?" Tanya Ethan tersenyum.
"Mau!!!" Ucap Gama girang menerima biola itu lalu dia langsung menyetelnya.
"Dasar nyusahin! Eh, jangan ganggu mereka yah," omel Jidan.
"Gama ga ganggu ko hihihi.." kata Gama menyeringai.
Ethan tersenyum melihat Jidan lalu dia mencari posisi.
Orang-orang mulai berkumpul mengelilingi Nanda dan Ethan, serta Gama yang ada di tengah-tengah mereka.
Saat jentikan gitar pertama Ethan terdengar, suara di sekitar mereka seketika menjadi sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...