"Bang.. Bang Jon.."
Dengan kepala yang terasa sakit, Jonathan perlahan membuka matanya. Dalam pandangan kabur, dia melihat Erlangga berdiri di hadapannya dengan wajah yang teramat sangat cemas.
"Hei.. selamat pagi.." sapa Jonathan lemas.
Jonathan melirik ke arah Jidan dan Nanda yang berdiri di dekat Erlangga.
"Oh iya.. maaf, aku harusnya bikin sarapan yah.."
Dengan jantung yang berdebar kencang, Jonathan mencoba untuk bangun. Tapi Nanda yang paling dekat menahannya dan kembali membaringkannya.
"Sssst.. udah.. elu istirahat aja. Badan elu panas banget," kata Nanda.
"Kamu.. ga pergi?" Tanya Jonathan.
"Hahaha gua libur dulu lah. Jidan ga bisa masak abisnya," ucap Nanda.
"Emm.. maaf yah, aku jadi ngerepotin kalian,"
Jidan dan Nanda menghela nafas. Karna Jonathan belum juga membaik, rencana mereka yang sudah di rancang tadi malam terpaksa di tunda.
Karna sekarang hari Minggu, semua orang di rumah itu berkumpul. Sambil menonton TV di ruang tengah, Jidan memakan kue kering yang dia dapat dari salah satu penumpangnya.
"Bisa minggir bentar? Aku lagi ganti busa filter. Mau kena air ikan?" Kata Nanda.
"Ih.. ganggu orang santai aja," celetuk Jidan kesal menggeser tempat duduknya.
Saat sedang santai, mereka berdua melihat pintu kamar perlahan terbuka lalu muncul Jonathan yang berjalan keluar dengan cara merayap di dinding.
Dengan penampilan hanya mengenakan kaus kebesaran, Jonathan terlihat begitu tak berdaya.
"Eh.. mau kemana? Tanya Jidan menghampiri Jonathan dan memeganginya.
Keringat yang banyak, nafasnya tidak karuan, Jonathan terkekeh tanpa punya kekuatan untuk menjawab pertanyaan Jidan.
Saat sedang bermain dengan ternaknya, Erlangga melihat Jonathan muntah di kamar mandi. Di sela-sela pintu, dia menatap khawatir karna karna Jonathan sampai harus di bantu oleh Jidan hanya untuk ke kamar mandi.
"Abang...."
Jonathan yang terengah-engah, menoleh ke arah Erlangga yang tampak ingin menangis.
"Aku gapapa.. kamu ga main sama Obi?" Tanya Jonathan.
"Karna sekarang lagi banyak penculikan anak-anak. Bang Nanda sama Jidan ga bolehin aku pergi sendirian," katanya murung.
"Ah.. ha.. haha.. bener juga. Yaudah kamu baik-baik yah.. Gama juga sebentar lagi Dateng," kata Jonathan kembali merangkul bahu Jidan.
"Ko elu tau?" Tanya Jidan heran.
"Tadi kakek wa kalo dia lagi kesini buat nganter-"
"Jon..."
Saat sedang berbincang, mereka bertiga mendengar suara kakek Hasbi dari pintu depan. Tidak lama, muncul Gama yang tiba-tiba murung karna melihat keadaan Jonathan.
"Nathan sakit???" Tanya Gama cemas.
"Hehe hanya tidak enak badan saja,"
Jidan yang memapah Jonathan, memperhatikan Gama sambil melewati mereka.
"Kamu kenapa?" Tanya kakek Hasbi terheran sambil duduk di ruang tengah bersama Ribut.
"Abis pulang dari rumah kakek semalem, aku ga enak badan," katanya lesu.
"Udah periksa ke dokter? Kita ke rumah sakit yu," ajak kakek Hasbi panik.
"Aku udah baikan ko.. kakek gausah khawatir," kata Jonathan tersenyum sambil berjalan masuk ke dalam kamar di bantu Jidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...