Satu Lagi Masa Yang Berat

100 18 0
                                    

"nggghhh.. Jidan..."

Di pangkuan Jidan, Jonathan memeluk erat Jidan.

Dengan nafas yang memburu, keringat di sekujur tubuh telanjang mereka mereka, Jidan kembali mencium bibir Jonathan.

"Gua suka sama elu Jon. Elu lupain aja Olivia, dia udah punya yang laen. Yah.." kata Jidan.

Jonathan yang memasang wajah lemas mengangguk pelan.

Satu-satunya yang masih terpasang di tubuh Jonathan hanyalah topinya karna Jidan tidak mau melepasnya.

"Dan!! JIDAN!!!"

Jidan yang sempat tersadar, langsung membanting setir motornya karna dia hampir keluar dari jalur.

Wajah Jidan dan Nanda seketika berubah menjadi kaku karna ngeri.

"Jangan Meleng dong," kata Nanda sebal.

"Sori sori.." ucap Jidan malu karna dia tiba-tiba membayangkan apa yang akan terjadi jika dia memeluk Jonathan lebih lama kemarin.

"Eh Nan.." panggil Jidan yang sedang mengendarai motor memboncengi Nanda.

"Hmm?" Sahutnya Nanda.

"Elu mikir ga sih? Gama pulang dadakan kan yah? Gua sih gamau tau dia kenapa tiba-tiba balik, tapi elu ngerasa ga sih kalo Jonathan mikir Gama tuh balik karna kesialannya dia?" Tanya Jidan.

"Sebenernya gua juga dari kemaren mikir gitu. Gua pengen nanya Ethan tentang apa yang dia ingetin ke Gama, tapi ga enak karna gua ga terlalu Deket sama dia," jawab Nanda.

Nanda kembali menunduk karna dia masih merasa bersalah pada Jonathan. Dia tau kenapa hari itu Jonathan memiliki menu makanan yang berbeda dengan yang lainnya.

**********************************

Obi, Toro dan Jaya berdiri di tepi meja memperhatikan Erlangga yang duduk lesu menyembunyikan wajahnya sepanjang hari. Bahkan saat pelajaran di mulai pun, Erlangga masih tidak mau mengangkat wajahnya.

"Obi..."

Ketiga anak itu tersentak karna akhirnya Erlangga mengeluarkan suara.

"Apa? Elu ada masalah?" Tanya Obi duduk di sebelahnya.

"Gua penasaran. Ko kulit elu item sih?"

Obi, Toro dan Jaya tersentak. Sontak Toro dan Jaya menahan tawa sementara Obi kesal dengan pertanyaan Erlangga.

"Pasti Obi ga bisa marah karna suka sama Erlangga," pikir Toro menahan tawa.

"Gua ga item! Ini karna tadinya gua suka ngamen sama jual koran kalo pulang sekolah," kata Obi geram.

"Hmm.. gua gatau Obi yang dulu kaya gimana, tapi gua suka Obi yang sekarang," ucap Erlangga.

Obi tersipu malu sambil menggaruk pipinya. Dia juga tersentak karna melihat Toro tersenyum licik ke arahnya.

"Terus elu kenapa murung gitu?" Tanya Toro setelah puas meledek Obi.

"Gama udah pulang," katanya lesu.

"Bukannya bagus karna akhirnya dia pulang ke keluarganya?" Tanya Jaya heran.

"Iya sih. Luka di kepalanya juga udah sembuh. Tapi gua pengennya dia jangan pulang dulu. Om Jon aja dari kemaren diem terus. Kalo aja aku tau rumahnya Gama, pasti aku samperin,"

Alis Obi berkedut.

"Gimana kalo kita cari tau?" Tanya Obi.

Erlangga langsung mengangkat kepalanya melihat Obi.

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang