"Nah.. jadi kalo di tambah ini jadinya segini.. Gama ngerti?" Tanya Erlangga yang sedang mengajari matematika dasar.
Gama berkedip cepat lalu dia mengangguk.
"Pinter.." ucap Erlangga mengelus kepala Gama lalu mencubit pipinya.
Jidan dan Nanda yang ada disana terus memperhatikan mereka.
Karna Gama hampir tidak berbicara, Jidan dan Nanda masih merasa asing dengan kehadirannya.
"Angga.. di taro dulu bukunya. Sarapan abis itu berangkat sekolah," kata Jonathan datang dari dapur.
"Bang Jon.. Gama ga sekolah?" Tanya Erlangga.
Jonathan melirik ke arah Gama yang duduk dengan wajah polosnya, menatap lauk pauk yang ada di hadapannya.
"Katanya Gama sekolah khusus di rumahnya. Jadi gurunya yang Dateng ke rumah dia," sahut Nanda karna dia pernah mendengar hal seperti sambil tersenyum melirik ke arah Jonathan.
"Ko bang Nanda tau? Bang Nanda kenal Gama juga?"
Nanda seketika mematung.
"Aku yang kasih tau. Udah ayo di makan, Jidan nungguin tuh," ucap Jonathan lagi.
Jidan dan Nanda memperhatikan Gama yang dari tadi hanya dia menatap sepiring sarapan di hadapannya. Tidak ada ekspresi apa pun selain wajah polos seakan sedang berfikir 'Benda apa yang ada di hadapannya ini?'.
Jonathan berbisik ke telinga Gama, Gama pun berkedip cepat lalu dia mulai memakan sarapannya.
"Elu ngomong apaan Jon?" Tanya Nanda penasaran, begitu juga dengan Jidan.
"Aku bilang kalo obat yang harusnya dia minum, ga bisa di minum kalo ga makan," kata Jonathan.
"Lah, gua kira apaan.. segampang itu?" Tanya Jidan.
"Iya," jawab Jonathan sambil mengunyah.
**************************
Melihat Erlangga senang sudah biasa, tapi hari ini dia terlihat lebih terang dari biasanya.
"Kenapa lu?" Tanya Obi yang sedang berbaring meletakkan kepalanya di atas meja.
Erlangga duduk tersenyum senang ke arah teman-temannya.
"Aku punya adik.."
Obi, Toro, dan Jaya terdiam lalu wajah mereka berubah terkejut.
Erlangga menceritakan apa saja yang sudah dia lakukan bersama Gama dari kemarin. Mulai dari mengajarinya menghitung, mandi bersama, tapi Jonathan tidak memperbolehkan nya tidur bersama karna takut luka di kepala Gama akan terbuka. Jadi Jonathan lah yang menemani Gama tidur di ruang tengah.
"Dia lucu banget. Tapi.. dia jarang ngomong. Gua aja baru denger dia ngomong sekali waktu bang Jon ganti perban nya pas abis mandi," kata Erlangga heran.
"Gua penasaran pengen liat. Nanti balik ke rumah elu yuk, gua bawa PS nanti," kata Toro tidak sabar.
"Boleh.. Obi ikut juga kan?" Tanya Erlangga.
"Iya.. gua ikut.." jawab Obi malas.
Selama perjalanan bersama mereka menumpang di mobil Toro, Erlangga terlihat sangat antusias ingin menunjukkan adik barunya pada teman-temannya.
"Gama.. aku pul.. lang.."
Senyuman Erlangga hilang saat melihat Jonathan menyelimuti Gama yang tertidur dengan nafas berat.
"Gama kenapa bang?" Tanya Erlangga cemas.
Jonathan mengangkat alisnya melihat Erlangga membawa temannya, tapi kemudian dia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...