Satu hal yang pasti saat Jonathan tiba di kelas Erlangga, suasana yang berat terasa di dalam kelas itu.
Meski mencoba menyembunyikan sesuatu, Jonathan sadar kalau murid-murid di kelas ini beberapa kali melirik ke arahnya meski hanya sebentar.
"Nih bang pesanannya," kata Jaya memberikan bingkisan yang Jonathan pesan.
"Aah.. cantik sekali. 2 burung merpati yang terbuat dari handuk, melambangkan dua pasangan yang saling mencintai. Di tambah dengan dekorasi lainnya yang aku pesan. Sangat memuaskan, terimakasih," ucap Jonathan mengangkat topinya sedikit pada Jaya.
Jaya sedikit malu melihat reaksi Jonathan yang berlebihan.
"Erlangga mana bang?" Tanya Obi mendekat.
"Dia sakit, jadi tidak bisa masuk sekolah. Kalian tau sesuatu? Kata Jidan Erlangga sudah bertingkah aneh sejak dia pulang sekolah," tanya Jonathan.
Tanpa perlu jawaban, Jonathan sudah tersenyum melihat gelagat semua siswa di kelas ini, kecuali Anggi yang tertidur di mejanya.
"Baik semua. Mohon doanya agar Erlangga cepat sembuh, aku pamit dulu," kata Jonathan mengangkat topinya sedikit lalu dia keluar dari kelas.
Obi yang berdiri disana pun geram. Dia menggertakan giginya lalu pergi mengejar Jonathan.
"Bang Jon!!" Teriak Obi.
Jonathan yang hendak menuruni tangga, kembali menoleh ke belakang.
Jonathan berdiri diam menunggu Obi yang terengah-engah di hadapannya.
"Obi.."
Obi yang masih kelelahan, menoleh bersama Jonathan. Bu Tati yang tidak lain adalah walikelas Erlangga datang menghampiri mereka.
"Aah... Kita bertemu lagi ya Bu," sapa Jonathan mengangkat topinya.
Bu Tati tersenyum dan mengangguk meladeni Jonathan.
"Masuk ke kelas," kata Bu Tati.
"Tapi Bu-"
"Masuk.." potong guru itu.Obi mendesis lalu dia berbalik dengan kesal dan kembali ke kelas.
"Obi.."
Sebelum masuk, Obi kembali berhenti karna Jonathan memanggilnya.
"Makasih udah jaga Erlangga. Mulai dari sini biar Abang yang urus," ucap Jonathan tersenyum.
Obi terbelalak lalu dia mengangguk dan masuk ke dalam kelas.
"Jadi mas Jonathan, anda sudah tau masalahnya Erlangga?" Tanya Bu Tati heran.
"Hahaha belum. Tapi Bu Tati," Jonathan melepas topinya, membungkuk ke arah guru itu "Selalu ada di setiap masalah," kata Jonathan menyeringai.
**********************************
Erlangga yang berbaring sambil menonton TV, terkejut saat melihat Jonathan datang membawa hampers yang dia pesan dari ibunya Jaya.
Erlangga sudah bersiap dengan apa yang ingin Jonathan katakan, tapi Jonathan berjalan begitu saja melewatinya dan masuk ke dalam kamar.
"Mana Jidan sama Nanda?" Tanya Jonathan heran karna dia tidak melihat mereka berdua.
"Bang Jidan.. lagi pergi beli es. Kalo bang Nanda lagi ngasih makan ayam," jawab Erlangga masih merasa ngeri.
Jonathan mengangguk lalu dia pergi ke arah dapur.
"Bang.."
Jonathan kembali menoleh ke arah Erlangga. Disana, matanya tampak berkaca-kaca seakan dia tidak tahan lagi untuk tidak berbicara dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...