Jonathan merasa begitu lega saat kembali menginjakkan kakinya ke rumah ini. Meski baru sesaat pergi, tapi disinilah rumahnya sekarang.
"Selamat datang," sambut Jidan, Nanda dan Erlangga.
Jonathan tersenyum senang sampai wajahnya terlihat ingin meledak. Dia mengangkat topinya sedikit untuk membalas sapaan mereka.
"Aku pulang,"
********************************
Saat sedang membawakan makan siang dari dapur, Jonathan terheran karna Erlangga terpaku menatap kalender yang menempel di dinding.
"Masih belum puas libur 2 Minggu?" Tanya Jonathan tersenyum.
Erlangga tersentak lalu dia berbalik menoleh ke arah Jonathan.
"Tugas kamu udah selesai? Ini udah hari Sabtu loh. Senin udah masuk," kata Jonathan menata alat makan di ruang tengah.
"Aku bukan lagi mikirin sekolah. Aku justru mikirin bang Jonathan pergi ke acara keluarga besok,"
Jonathan terdiam sejenak lalu dia kembali menata piring.
"Hahaha kenapa di pikirin, emangnya kamu mau ikut?" Kata Jonathan terkekeh.
"Kami semua ikut.."
Jonathan langsung duduk melihat Jidan dan Nanda yang entah pergi kemana, sudah kembali lagi dengan beberapa setel jas hitam di tangan mereka.
"Yeaay.. ke pesta orang kaya.." kata Erlangga girang berlari mendekati Jidan yang memberikan setelan jas miliknya lalu pergi ke kamar untuk mencobanya.
"Gila!! Gua ga sabar pengen Dateng besok," kata Jidan kegirangan.
"Hahaha iya anjir gua juga. Kapan lagi rakyat jelata kaya kita ikut ngumpul ke pesta orang kaya," kata Nanda.
Saat mereka sedang senang sendiri, mereka baru menyadari kalau Jonathan dari tadi duduk tersenyum memperhatikan mereka.
"E-eh sori.. haha emm.. kita semua ga boleh ikut yah?" Tanya Nanda.
"Aku ga ngelarang. Tapi kawan.. aku ga bisa jamin kalian suka sama pestanya," kata Jonathan berdiri sambil merapihkan topinya.
"Lah, kenapa?" Tanya Jidan.
"Semua orang disana ga suka sama aku," ucap Jonathan.
"Emangnya kenapa bang Jon di benci sama semua orang? Bukannya bang Jon itu menyenangkan?" Tanya Erlangga keluar dari kamarnya dengan setelan jas yang baru dia pakai.
Jonathan mendekati Erlangga dan mengikat kan dasi kupu-kupu nya.
"Hahaha tiap kali acara pesta ini di adakan. Ada banyak barang dan uang yang hilang. Singkatnya, ada maling dan mereka semua menuduh aku yang mengambilnya," kata Jonathan dengan raut wajah bangga.
Jidan dan Nanda terperangah melihat Jonathan mengekpresikan diri pada sesuatu yang menimpa dirinya.
"Dino??" Tanya Nanda.
"Yup. Dino menghasut semua orang dan mengatakan kalau aku lah yang mencurinya. Tentu saja saat pesta usai, semua yang di curi langsung aku kembalikan,"
Semua orang terdiam memperhatikan Jonathan.
"Elu beneran maling?" Tanya Jidan.
"Bukan.. bukan aku. Aku hanya mengembalikan saja. Ngomong-ngomong sarapan kita mulai dingin. Makan yuk," ucap Jonathan.
Sama seperti sebelumnya, terkadang arah pembicaraannya langsung di hentikan begitu saja oleh Jonathan. Meski mereka percaya, Jidan dan Nanda tetap khawatir dengan apa yang mereka percayai dari Jonathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...