Alasan

117 16 0
                                    

Dengan menggunakan baju tidurnya, kakek Hasbi yang sedang tidur tiba-tiba saja terusik karna merasa ada yang bergerak di kasur dan selimut nya.

Matanya terbuka lalu dia menyingkap selimutnya dan melihat Ribut yang ingin membuka celananya.

"Selamat pagi tuan Hasbi," sapa Ribut dengan tenangnya.

"SELAMAT PAGI APANYA!! KAMU NGEPAIN RIBUT!!!!" Teriak kakek Hasbi terkejut.

"Saya belum melakukan apapun," katanya kembali duduk di tepi tempat tidur.

Dengan wajah tersipu, kakek Hasbi langsung memakai celananya lagi dan menjaga jarak dari Ribut.

"Maria meminta saya membangunkan anda. Saya pikir, mungkin ada cara unik membangunkan anda. Jadi saya coba, dan ternyata berhasil,"

"Apanya yang unik!! Sudah sama keluar. Aku mau ganti baju," usir kakek Hasbi sambil turun dari tempat tidur.

Setelah memilih pakaiannya dari lemari, kakek Hasbi terkejut karna saat berbalik, dia melihat kalau Ribut masih duduk di tempat tidurnya.

"Kenapa kamu ga pergi!!" Bentak kakek Hasbi.

"Saya ingin melihat anda ganti pakaian,"

Wajah kakek Hasbi seketika meledak malu. Kakek Hasbi mengambil tongkatnya yang dia gantung di samping lemari lalu mengusir Ribut.

"Keluar! Keluaaar!!!!"

Di giring kakek Hasbi, Ribut berjalan ke arah pintu.

Kakek Hasbi terengah-engah dengan wajah tersipu melihat Ribut di depan pintu.

Ribut yang masih berdiri disana, dengan cepat mencium bibir kakek Hasbi.

"Anda tampan sekali. Saya pamit dulu,"

Kepalanya terasa berasap karna malu, kakek Hasbi terdiam lalu dia membanting tongkatnya dan berteriak di dalam dekapan bantal.

*******************************

"Jualan??? Ka Angga jualan di sekolah?" Tanya Gama melihat isi container kecil berisi makanan.

"Iya.. aku jualan di sekolah," sahut Erlangga yang sedang memakai seragam di kamar.

Gama penasaran ingin memegangnya, tapi Jonathan yang muncul pun menahan tangan Gama.

"Ga boleh yah.. ini untuk di jual," katanya tersenyum.

"Gama mau mie gorengnya.." katanya memelas.

Jonathan mendengus tersenyum melihat betapa manjanya Gama kecil.

"Ini aku sudah pisahkan," ucap Jonathan memberikan sepiring kecil mie goreng yang dia buat.

Mata anak itu terbinar-binar lalu melahapnya dengan riang.

"Yaampun.. dia ngepain lagi sih?"

Jonathan menoleh ke arah Jidan yang baru pulang mengantar Nanda.

"Selamat datang. Mau aku buatkan sesuatu untuk di jalan?" Tanya Jonathan.

"Gausah Jon. Sekarang gua ada tempat buat nongkrong," kata Jidan melewati Jonathan ke arah dapur sambil tersenyum.

Jonathan terdiam sebentar lalu dia tersenyum senang karna akhirnya Jidan punya teman selain mereka.

"Katanya ga suka nongkrong karna takut boros," kata Jonathan.

Jidan menggaruk pipinya malu lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

"Jadi gua dapet temen, biasanya satu grup gitu ngumpul di rumah gitu. Jadi ga boros-boros amat lah, ga kaya nongkrong di warung," kata Jidan tersenyum.

"Aaah.. kalau begitu kamu bawa kopi atau teh saja? Setidaknya kan kamu bukan hanya menumpang disana,"

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang