Mulai Terbuka?

109 21 5
                                    

Dengan pandangan berkunang-kunang, Erlangga perlahan membuka matanya. Suasana terasa begitu sunyi di sekitarnya.

Erlangga yang masih merasa pusing, melihat Tria duduk tertidur dengan menyandarkan kepalanya di tepi kasurnya.

"Bang.. Tria.."

Mata Tria seketika terbuka lebar mendengar suara adiknya.

"Erlangga? Kamu gapapa?" Tanya Tria langsung bangun.

"Masih pusing.." katanya lesu.

"Kamu mau apa? Minum? Abang ambilin dulu yah,"

Tria langsung bangun dan pergi keluar.

Erlangga yang masih merasa lesu melihat keluar jendela kalau hari sudah gelap.

Jidan, Nanda dan Jonathan yang ada di luar pun masuk setelah mendapat kabar dari Tria.

"Wes.. jagoan udah bangun," ledek Nanda.

Jonathan duduk di tepi kasur dan kembali memeriksa suhu Erlangga. Jidan, Nanda, dan Tria yang baru tiba terdiam menunggu apa yang ingin Jonathan sampaikan.

"Panasnya ga turun. Kita bawa ke klinik aja yu," kata Jonathan sambil kembali memakai topinya.

Tria yang tampak cemas melihatnya dengan mata gemetar.

Sementara Jidan dan Nanda dalam satu motor, Tria membonceng Jonathan dan Erlangga ke klinik.

Antrian yang cukup panjang membuat Tria emosi, tapi Jonathan dengan lembut menenangkan Tria.

"Gua tau sih Erlangga lagi sakit, tapi Jonathan sama Tria beneran ga pacaran?" Bisik Jidan ke Nanda.

"Kan elu sendiri yang bilang kalo elu pernah ngeliat mereka mau ngewe di dapur," balas Nanda.

Karna gejalanya tidak terlihat, dokter hanya memberikan obat penurun panas dan menganjurkan Erlangga untuk tetap istirahat.

"Kalau Erlangga masih sakit, aku tidak akan pergi ke pernikahan Olivia," ucap Jonathan.

Jidan, Nanda dan Tria tersentak mendengar itu setelah Jonathan berhasil menidurkan Erlangga.

"Elu pergi aja, gua yang jagain Angga nanti," kata Jidan.

"Gua juga libur dulu aja," tambah Nanda.

"Kalo gitu gua jug-"

Kalimat Tria terhenti karna Jonathan langsung menutup mulutnya.

"Bang Tria ga boleh libur. Bang Tria kan punya bos, ga kerja sendiri. Jadi ga boleh seenaknya libur gitu aja,"

Tria mengangguk pelan dan kembali melihat adiknya.

Jonathan menoleh ke arah Jidan lalu dia tersenyum.

"Makasih," katanya sambil menepuk pundak Jidan lalu pergi keluar dari kamar untuk menyiapkan tempat tidur untuk Tria di ruang tengah.

Di tengah malam, Tria yang terbangun karna tidak bisa tidur nyenyak melihat lampu di ruang tamu masih menyala. Dia perlahan bangkit lalu mengintip kesana dan melihat Jonathan sedang duduk menutup mulutnya yang khas kalau dia sedang berfikir.

Tria memang tau kalau otak Jonathan memang mengerikan, tapi baru kali ini dia melihat langsung bagaimana Jonathan sedang berfikir.

Setelah beberapa saat terdiam, Jonathan berkedip lalu menoleh ke arah Tria.

"Bang Tria belum tidur? Karna Erlangga sakit yah?" Tanya Jonathan tersenyum.

Tria sedikit terkejut, tapi dia mencoba bersikap biasa lalu berjalan mendekatinya.

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang