Dia Kembali

138 19 1
                                    

"Dih seru banget!! Ko bang Jon bisa naik Helikopter sih.."

Erlangga sangat senang karna akhirnya bisa video call dengan Jonathan. Jonathan menunjukkan pemandangan dari langit pada ketiga temannya.

"Hahaha iya. Tapi disini sedang tidak baik," bisik Jonathan.

"Terus, kapan elu balik?" Tanya Jidan.

"Aah.. itu yang ingin aku sampaikan. Aku akan pulang paling cepat besok, kalau ada halangan mungkin lusa," katanya dengan sangat antusias.

Jidan dan Nanda saling menatap dengan wajah panik.

"Gua ga yakin elu bisa balik besok. Mending elu fokus selesaiin kerjaan elu itu, gausah mikirin pulang lah," kata Jidan.

Bibir Jonathan langsung menekuk mendengarnya.

"Kalian gamau aku pulang?" Tanya Jonathan.

"Hahaha bukan.. maksud Jidan, elu harus profesional dong. Masa lagi di tempat kerja bilang mau pulang, iya kan?" Tanya Nanda. Jidan mengangguk-angguk.

"Oh.. hahaha yasudah. Tapi kalian makan dengan benar kan? Aku ga sabar pengen-"
"Oh yaampun batrenya lobet, dadah..." Jidan langsung memotong kalimat Jonathan dan menutup teleponnya.

Kedua alis Erlangga menekuk menoleh ke arah Jidan.

"Batrenya ga lobet.." katanya heran.

Jidan dan Nanda yang menghela nafas lega menoleh ke arah Erlangga.

"Kalo nanti bos nya Jonathan liat di nelpon pas kerja gimana hayo?" Tanya Jidan.

Erlangga mengangguk pelan.

"Udah sana siap-siap? Gua nganter elu sekolah dulu baru nganter Nanda," suruh Jidan.

"Iya.."

Jidan dan Nanda kembali saling memandang saat Erlangga masuk ke dalam kamar.

"Kalo Jonathan berharap balik, pasti nanti ga jadi balik," ucap Jidan.

"Hahaha ternyata memang ga gampang yah memutar keinginan Jonathan. Kutukannya menyusahkan sekali," ucap Nanda meregangkan tubuhnya.

*********************

Sampai di kelas, Erlangga langsung menuju ke mejanya. Sama seperti kemarin, Obi pindah tempat duduk dengan Jaya.

Meski mereka masih bercanda dan mengobrol, Obi sama sekali tidak melihat ataupun berbicara langsung pada Erlangga.

"Eh Bi.."

Obi yang sedang mengunyah jajanan menoleh ke arah Toro sambil bersandar di bangku.

"Hmm??" Sahutnya sambil melihat ke depan karna takut guru yang sedang menerangkan menegurnya.

"Gua tadinya gamau nanya, tapi ini udah 2 hari. Elu kenapa sama Erlangga?" Tanyanya.

Obi tetap memasang wajah datar sambil memasukkan sepotong wafer ke dalam mulutnya.

"Ga ada apa-apa tuh," jawabnya singkat.

"Masa? Berarti waktu Erlangga cerita ke gua sambil nangis itu bohong yah,"

Obi berhenti mengunyah lalu dia menoleh ke arah Toro.

"Dia cerita apa?" Tanya Obi.

"Kalo ceritanya bohong ngepain di bahas. Udah, gua cuman pengen nanya gitu doang,"

Mata Obi bergetar melihat Toro lalu dia melirik ke arah Erlangga yang sedang memperhatikan pelajaran di depan kelas.

"Toro, gua mau ngomong sesuatu sama elu," kata Obi menelan ludah makanannya sambil membuka buku karna guru mereka sudah memberikan mereka tugas.

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang