Jonathan berbaring di sofa, memandangi langit-langit sambil memainkan jarinya. Sesekali dia bernyanyi pelan, dia menyanyikan lagu-lagu yang pernah dia nyanyikan bersama Olivia.
******************************
"Tria... Ada orang yang mau ketemu sama elu noh!!!"
Tria yang sedang ada di lantai atas melihat ke bawah. Alisnya menekuk karna dia melihat Erlangga, Jidan, Nanda dan seorang perempuan yang mencarinya.
"Bang Tria.." panggil Erlangga melambaikan tangannya dari kejauhan.
Tria yang baru saja turun menggunakan lift, berjalan menghampiri mereka sambil memungut sebuah balok besar yang dia lewati.
"Eh, dia bukan mau mukul kita pake kayu kan?" Bisik Nanda ke Jidan.
Saat melihat genggaman tangan Tria semakin kuat memegang kayunya, mereka semua semakin yakin kalau Tria akan memukul mereka.
"DASAR TOLOL!!!"
Tria mengayunkan balok kayu di tangannya dengan sangat kuat. Jidan dan Nanda yang ketakutan sudah bersiap ingin menghindar. Tapi tria berhenti menyerang karena perempuan yang bersama mereka berjalan menghalangi Tria.
"Minggir.." kata Tria geram.
"Gua gamau. Gua juga udah ngomelin mereka. Dari reaksi elu pasti Jonathan ada di rumah elu kan?" Tanya Olivia.
Tria yang geram pun membuang kayu itu dari tangannya.
"Gausah sok bijak nona. Elu juga penyebab Jonathan begini kan?"
Mata Olivia berkedut mendengarnya.
"Elu pasti bilang ke Jonathan kalo elu ga perduli sama harta, elu ninggalin dia karna orang tua elu. Elu ga jauh beda sama dua orang yang ada di belakang elu,"
Olivia menggertakan giginya lalu dia melempar Tria dengan kunci mobilnya.
"IYAA!! GUA EMANG TOLOL!!!"
Erlangga yang ada di tengah-tengah mereka terkejut sambil terus melihat mereka secara bergantian.
"Keputusan gua hari itu emang salah, terus kenapa? Semua orang punya pilihan sulit di hidupnya. Pilihan yang gua dapet juga mungkin dari kesialan Jonathan! MAKANYA GUA DATENG KESINI BUAT MINTA TOLONG SAMA ELU BIAR GUA BISA MINTA MAAF KE DIA, DASAR OTAK OTOT!!!"
Pekerja yang ada di sekitar mereka sempat terhenti karna teriakan Olivia.
Kedua alis Tria semakin menekuk lalu dia berbalik membelakangi mereka semua.
"Gua lagi kerja. Kalo kalian masih mau ketemu Jonathan, balik lagi jam 5," katanya pergi meninggalkan mereka.
*******************************
Jam 6 sore, Tria sudah tiba di rumahnya. Baru dia ingin membuka pintu, Tria mendengar suara isakan kecil dari dalam.
Tria membuka pintunya perlahan lalu dia melihat Jonathan duduk meringkuk di lantai. Dia menangis, menangis pelan dengan wajah tertutup oleh topinya.
"M-Maaf.. maaf bang Tria.. aku ga tahan.."
Tria perlahan duduk di sebelah Jonathan lalu merangkul dan meletakkan kepalanya di bahunya.
"Hidup emang ga adil, bahkan ke orang baik kaya elu juga begitu," bisik Tria.
"Kenapa.. aku salah apa sama dunia sampe semua makhluk di dunia ini kompak buat benci sama aku..."
"Gua ga bakal ninggalin elu. Gua janji..." Kata Tria pelan.
"Dulu Olivia juga ngomong begitu. Tapi karna aku bangkrut, orang tuanya mutusin hubungan kami. Aku akhirnya punya keluarga baru yang baik, tapi sahabat aku ngehasut mereka terus sekarang mereka benci sama aku. Aku udah ga punya apa-apa. Apa lagi yang mau di ambil... Astagaa....."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...