"Waktunya 15 menit, cuman 15 menit dari awal aku pisah sama mereka dari kelas. Kalo di kurang jalan dari kelas, harusnya mereka ada di gerbang 10 menit. Pikir Erlangga pikir..."
Obi dan Jaya saling memandang heran melihat Erlangga bergumam sendiri di tepi jalan sambil memperhatikan letak terakhir Jaya dan Anggi berdiri dari orang-orang di sekitar mereka.
"Eh Professor!!"
Erlangga yang masih bergumam cepat menoleh ke arah Obi.
"Elu kenapa? kesurupan?" Tanya Obi heran.
Erlangga membuka mulutnya lalu terhenti.
"Gapapa," katanya menunduk sambil pergi ke salah satu orang dewasa yang sedang mengobrol.
Obi mengerutkan kening memperhatikan raut wajah Erlangga yang berubah-ubah sampai akhirnya wajahnya berubah seakan dia baru menyadari sesuatu.
"Terimakasih.." kata Erlangga membungkuk lalu bergegas pergi dari sana.
"Lah pea, kenapa dia malah makasih?" Tanya Obi.
"Otaknya konslet kali," sahut Toro.
Erlangga terus berlari dan berbelok di persimpangan pertama. Dia terus melihat satu persatu toko yang dia lewati sampai langkahnya terhenti saat tiba di sebuah agen toko.
"Permisi.."
Seorang pria tua muncul di hadapan Erlangga.
"Koh maaf.. boleh ga saya numpang liat cctv toko kokoh yang ngarah ke jalan?" Tanya Erlangga.
"Buat apaan?" Tanya orang itu memakai kacamatanya.
"Emm.. emm.. buat.."
"Tugas sekolah,"Erlangga terkejut karna kedatangan Obi dan Toro.
"Tugas sekolah apa?" Tanyanya lagi.
"Biasa koh.. biasanya kakak kelas suka ngasih tugas ga jelas ke anak-anak yang baru masuk. Kami di suruh pantau jalanan di sekitaran sekolah," kata Obi tersenyum.
Kokoh itu mengangguk lalu mempersilahkan mereka masuk dan menunjukkan rekaman cctv nya.
Erlangga menghela nafas lega lalu dia melangkah masuk bersama Obi dan yang lainnya.
"Tombol ini buat play, terus ini mundur, maju, kalian ngerti kan? Kokoh tinggal dulu yah ke depan,"
"Makasih Koh.." kata Obi masih tersenyum.
Setelah si pemilik rumah pergi, Obi kembali memasang wajah ketus nya menoleh ke arah Erlangga. Tapi Erlangga sudah terpaku menatap layar cctv di hadapannya.
"Eh, kasih tau dong elu nyari ap-"
"Ketemu!!" Kata Erlangga girang.Obi dan Toro memperhatikan rekaman yang di hentikan oleh Erlangga.
"Mirip sama ciri-ciri yang di kasih tau sama orang-orang di depan sekolah," katanya kembali memakai tas bersiap pergi. Tapi saat Erlangga ingin pergi, Obi menahan bahunya.
"Jangan cuekin gua!!!" Katanya geram.
Erlangga mengerutkan kening lalu dia menghela nafas.
"Gua nyoba ngikutin jejak mobil yang nyulik Anggi sama Jaya. Siapa tau aja ketemu,"
Obi dan Toro terdiam sejenak lalu mereka tertawa.
"Hahaha apaan sih. Jadi ceritanya si Professor pengen jadi detektif?" Kata Obi tertawa.
Erlangga terkekeh pelan lalu dia berbalik dan berniat pergi meninggalkan Obi dan Toro.
"Itu kan alesan elu ga bilang ke gua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
FanfictionPerhatian: Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis. Bagi yang tidak nyaman, di mohon untuk tidak melanjutkan. Dalam satu surat warisan, terdapat 4 orang yang pemilik rumah baru yang mereka dapatkan. Mereka berempat merasa aneh karna tidak ada sa...