Kelepasan

109 13 3
                                    

"WAHAHAHAHA ANJING NGAKAK!!! Ternyata selama ini emang Obi nya aja yang baperan," kata Toro tertawa terbahak-bahak.

"Apaan sih anjing," celetuk Obi malu.

"Ngga ngga. Sumpah berasa kaya orang tolol tau ga? Udah melas melas gataunya salah hahaha,"

Erlangga terkekeh dan meminum esnya.

"Padahal kan gua udah bilang, elu coba ngomong langsung. Malah takut," kata Jaya juga menggerutu.

Obi yang tersipu malu, melirik ke arah Erlangga yang terlihat menikmati minumannya. Erlangga yang merasa di perhatikan pun melihat ke arah Obi lalu tersenyum.

Obi tersipu melihat Erlangga tersenyum ke arahnya.

"Ga!!! Erlangga!!"

Erlangga yang ingin ke toilet, terhenti karna Suci berteriak memanggilnya dari jauh.

"Iya?" Sahut Erlangga tersenyum.

"Haduh.. bentar bentar.. capek huhhhh..."

Erlangga berkedip cepat melihat Suci berlari kelelahan.

"Elu.. elu mau kemana?" Tanya Suci masih terengah-engah.

Erlangga menunjuk ke arah belakangnya dengan tubuh masih menghadap ke arah Suci.

"Ah, iya juga hahaha.. toilet yah," katanya masih lelah.

"Ada apa Suci? Kalo nyari Toro, dia ada di kantin sama Jaya sama Obi," kata Erlangga.

"Oh ngga ngga. Gua emang pengen ngomong sama elu,"

Erlangga mengangguk pelan lalu perutnya terasa melilit.

"M-Maaf Suci.. udah ga tahan,"

Erlangga bergegas masuk ke toilet meninggalkan Suci yang terbengong disana.

Tidak lama Erlangga masuk, dia sudah kembali sambil mengeringkan tangannya dengan tisu.

"Ada apa?" Tanya Erlangga.

"Engg.. eh, gua punya kawan yang suka sama elu. Mau gua kenalin ga?" Tanya Suci.

"Suka apa?" Tanya Erlangga balik.

"Suka.. suka. Suka sama elu. Masa ga ngerti," kata Suci heran.

Dengan senyuman dan matanya yang bingung, Erlangga memiringkan kepalanya.

"Bawa HP ga?" Tanya Suci.

"Bawa.. kenapa?" Tanya Erlangga lagi.

"Coba liat wa elu,"

Tanpa berfikir panjang, Erlangga langsung menyerahkan HP-nya.

"Dia ga takut gua liat-liat wa nya? Ga ada rahasia apa emang udah di apus?" Pikir Suci membuka wa nya.

Saat melihat riwayat chat di wa Erlangga, Suci seketika mematung karna ada banyak sekali yang wa dia dari perempuan. Semuanya di tanggapi dengan baik, tapi tidak terlihat kalau Erlangga mengerti maksud pesan dari orang-orang ini.

"Dia.. polos banget.." pikir Suci syok.

"Ini wa dari siapa aja?" Tanya Suci.

"Ada yang dari kelas 7-B, dari kakak kelas juga banyak,"

Suci semakin tidak tau harus berkata apa lagi dan akhirnya dia membalikkan HP Erlangga.

"Udah? Kalo udah gua mau balik lagi ke kantin, ga enak sama yang laen. Gua duluan yah," kata Erlangga pergi dari sana.

Masih di tempat, Suci diam memperhatikan Erlangga yang sudah belok ke arah kantin.

"Gimana?"

Suci berbalik lalu tersenyum melihat Toro datang.

PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang