Humeyra duduk terdiam diapit oleh dua orang, kakaknya dan satu teman Kak Aisyah. Saat ini Ali benar-benar duduk tepat di belakang nya, baik Humeyra atau Ali hanya bisa bungkam walaupun mata mereka saling menatap. Padahal Humeyra ingin sekali berbicara dengan Ali, apapun itu pembahasan nya.
Satu tahun lalu berjalan cerita cinta seperti tidak akan pernah usai, tapi nyatanya takdir berkata lain. Lebih tepatnya sifat Humeyra yang berubah, saat itu Humeyra merasa tergerak untuk mencoba dalam kesendirian alias putus dari Ali, untuk alasan lainnya karena Ali terlalu dekat dengan teman kantornya bernama Eliza, dan itu membuat Humeyra amat sangat cemburu. Tapi ternyata Ali mewujudkan itu, mengakhiri hubungan mereka tepat satu tahun anniversary, dengan berani nya Ali datang ke rumah meminta izin pada bunda untuk melepas Humeyra dan berhenti mencintai nya.
Jelas keputusan yang Ali membuat Humeyra terkejut beriring sesal. Tadinya Humeyra menyangka Ali akan berusaha meyakinkan nya lagi bahwa cinta Humeyra untuk Ali masih ada walaupun sekecil biji jeruk. Alhasil cinta itu masih ada dalam hati Humeyra, terselip diantara ego nya yang berubah menjadi sesal.
Satu bulan berlalu Humeyra dikejutkan dengan kabar kedekatan Ali dan Eliza dari Kak Aisyah bahkan dalam waktu dekat setelah putus dengan Humeyra, Ali akan meminang Eliza. Dalam sejarah cintanya, kali ini yang semenyakitkan itu. Mengapa kabar buruk itu datang begitu cepat menambah luka di hatinya semakin dalam?
Hampir tiga tahun Humeyra berusaha untuk mengakhiri sesal nya, berusaha mengubur semua rasa rindu di hati, berusaha untuk mengikhlaskan Ali. Tapi sebenarnya itu sulit, Ali selalu muncul dalam mimpi bahkan membuat Humeyra yakin bahwa mimpi itu membawa pertanda ada kesempatan untuk kembali bersama dengan Ali. Lagi-lagi kenyataan menampar keras harapan Humeyra, Ali sudah melamar Eliza dan akan menggelar pernikahan dalam waktu dekat.
Haruskah Humeyra hadir ke acara pernikahan Ali sedangkan Humeyra sendiri masih belum rela melepaskan Ali? Bila kembali dipikirkan Humeyra takut untuk membuka hati, sekarang saja Humeyra tidak belum menemukan dermaga untuk ia labuhkan cintanya. Belum ada daya tarik dalam hatinya untuk menyukai pria baru selain Ali, belum ada pria yang membuatnya nyaman selain Ali.
Apakah nanti Humeyra akan dipertemukan dengan lelaki sebaik Ali? Sebagaimana sikap Ali selalu membuat amarahnya padam karena sikap lembut Ali padanya.
Humeyra mencoba menyalakan layar ponsel, memantau pesan masuk pada room chat namun sebenarnya bukan itu tujuan Humeyra menyalakan layar ponselnya, melainkan mencoba melihat wajah Ali yang terpantul dari layar ponselnya. Manik Humeyra terbuka lebar saat melihat gerak bola mata Ali jatuh tepat di layar ponselnya, melihat setiap pergerakan Humeyra. Ingin Humeyra menangis saat itu juga.
"Sebelum keberangkatan ke tempat tujuan, mari kita berdoa. Berdoa dimulai,"
Semua tertunduk meminta penjagaan pada yang Kuasa saat di perjalanan. Sontak Humeyra pun ikut menunduk berdoa. Jika yang lain berdoa untuk keselamatan selama diperjalanan, doa Humeyra berbeda. Harapannya masih menyala untuk Ali, hatinya masih tertuju untuk Ali, penyesalan nya membekas begitu jelas. Ia menginginkan kesempatan yang Tuhan berikan untuknya, maka tanpa berkata lain akan Humeyra perbaiki apa yang salah lalu membangun cinta yang sebenarnya. Jujur, kembali bertemu dengan Ali membuat Humeyra memaksa ingin kembali, meskipun bibirnya bungkam namun hatinya tak henti berteriak menyuarakan Ali untuk kembali menoleh ke belakang.
Jikalau kesempatan terakhir itu ada, mohon kembalikan hati dia yang dulu, kembalikan perhatian dia yang selalu membuat diri ini tenang, kembalikan senyuman dia yang hanya ditujukan untukku membuat mata ini berbinar terang, kembalikan cinta dia yang membuat pundak ku tegap menghadapi dunia. Akhirnya aku tersadar, sekecil apapun perhatianmu mampu memberikan ketenangan untukku. Nyatanya kamu adalah satu-satunya dermaga ternyaman tempat persinggahan kapal hati. Sayangnya kapal terlanjur karam di lautan berduri.
.
.
.
Berjam-jam perjalanan akhirnya Humeyra sampai ditempat tujuan, niat awalnya Humeyra akan terus membututi Kak Aisyah, nyatanya tidak. Seperti tadi waktu dzuhur, Humeyra berjalan sendiri mencari masjid bermodalkan mengikuti teman Kak Aisyah dari belakang. Kata Kak Aisyah lagi datang bulan dan itu membuat Humeyra super teramat kesal. Selain tidak ada teman berbicara, ia tidak bisa bersembunyi di balik badan kakaknya untuk mengintip pergerakan Ali.
Tapi tidak apa, semuanya terbayar saat ia sudah tiba di Mesjid Istiqlal. Ramai sekali orang datang, bisa dibilang seperti akan melihat konser musik, bedanya semua yang datang menggunakan pakaian tertutup, apalagi para wanita, banyak sekali dari mereka menggunakan cadar. Sekali lagi Humeyra menciut, melihat pakaiannya jauh dari kata muslimah.
Pandangan yang membuat Humeyra tertampar sampai-sampai Humeyra ingin menghilang dari tempat ini adalah, melihat kaum adam berwajah tampan nan sejuk. Rasanya Humeyra sedang diajak ke surga. Adam bersarung disandingkan dengan kemeja putih dilengkapi peci di kepala, membuat Humeyra geleng-geleng kepala sambil menutup mata.
Dalam sekejap Humeyra merubah kriteria jodohnya, Humeyra ingin yang seperti ini, walaupun sebatas sarungan tetapi wibawa dan ketampanan tidak luntur sama sekali.
"Kak Aisyah aku pengen satu yang kayak gini aja," rengek Humeyra menggoyangkan lengan kakaknya.
"Bukannya kamu pengen jodoh yang bawa motor aerox?"
Humeyra menggeleng keras, "Nggak! Sekarang aku berubah pikiran, aku pengen yang sarungan aja. Lebih keren, ganteng juga." ujar Humeyra begitu semangat.
Kak Aisyah menghembus nafas panjang, "dek, untuk memilih jodoh, paras bukan jadi kriteria utama. Baik laki-laki maupun perempuan ingin jodoh yang sempurna, coba kamu pikir sejenak. Apa alasan kamu nanti menikah dengan seorang pria? Apa cuman jadi pendamping hawa nafsunya saja?" Tanya Kak Aisyah namun Humeyra tak menggubris.
"Pernikahan itu untuk melaksanakan ibadah yang lebih sempurna dan tanggung jawabnya lebih berat. Pria yang paham agama, sangat berhati-hati dalam memilih calon istrinya. Kamu pernah dengar al ummu madrasatul ula? Ibu adalah madrasah pertama untuk anaknya. Paham ilmu agama, sholehah, lemah lembut, sabar. Bagi wanita juga memilih pria itu seperti memilih antara surga dan neraka, laki-laki yang paham ilmu agama akan senantiasa menasihati, membimbing pada kebaikan bahkan menjaga kamu dari segi apapun, karena setelah kata qabiltu nikahaha saat itu juga si laki-laki siap menanggung dosa apapun yang istrinya perbuat dan memiliki kewajiban untuk mengarahkan kamu kepada hal yang baik bukan membiarkan kamu. Makanya pilih calon mu sebaik mungkin karena nanti kamu akan hidup bersama sikap dan wataknya. Cari pria yang betul-betul mencintai mu apa adanya dan bisa menjamin kamu ke syurga nya Allah bersama-sama." jelas Kak Aisyah panjang lebar.
Sontak saja Humeyra merenung, sebegitu beratkan menikah? Tapi yang ia lihat menikah itu indah.
"Menikah itu indah, bila disertai ilmu agama yang fasih agar saling menyempurnakan satu sama lain. bukankah manusia memiliki ke kurangan? Sehebat apapun ia, setampan apapun ia, sekaya apapun ia butuh pelengkap untuk menyeimbangkan sesuatu hal yang siapa tahu akan membawa hal buruk untuk hidupnya." sambung Kak Aisyah langsung menjawab pertanyaan di dalam otaknya.
Teman seusia Humeya memang sudah banyak yang menikah mungkin karena mereka sudah siap menghadapi resiko setelah menikah, sedangkan Humeyra masih terlihat kekanak-kanakan belum sepenuhnya ia dewasa walaupun umurnya sudah genap dua puluh tahun, tidak menutup kemungkinan dirinya masih belum matang dalam berpikir dan mengambil tindakan. Selama ini Humeyra sadari, ia masih banyak mengeluh menghadapi ujian, masih belum bisa mengalah bila bertengkar dengan Farid, ego nya lebih besar juga belum sepenuhnya mampu meredam emosi. Humeyra harus lebih banyak belajar agar sedikit demi sedikit ilmu yang ia miliki dapat membentuk Humeyra dalam berpikir lebih dewasa untuk masa depannya.
___________________________________________________
Apapun yang sekarang sedang diusahakan, semoga semuanya berjalan lancar sampai titik akhir, yang sedang berusaha menjadi lebih baik lebih ditambah lagi semangatnya... Pasti bisa. Bayangin saja di depan sana bahagia sedang menunggu...
28 Maret 2023
In Memoriam
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Teen FictionMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...