Hari-hari berlalu begitu cepat, seiring berjalan nya waktu semua disibukkan dengan pekerjaan masing-masing, tapi tidak dengan Humeyra. Ia masih senantiasa bersantai di rumah menerima pesanan kerudung yang terkadang ia antar menggunakan motor. Beberapa hari ke belakang pun suasana sekitar mulai sepi, karena sekarang seluruh penghuni kost sedang disibukkan dengan ujian. Beberapa dari mereka pun jarang berkoar di luar, kebanyakan diam di dalam. Jelas akhir-akhir ini Humeyra pun jarang berjumpa dengan Agam, hanya waktu-waktu tertentu itupun tidak lama. Paling bila berjumpa sekilas hanya tersenyum atau tidak Humeyra mengintip keberadaan Agam dari dalam rumah.
Bahkan kabar salam pun semakin jarang ia dengar dari Farid, mungkin karena fokus belajar, Agam lebih banyak diam di dalam. Terkecuali saat sore, Humeyra bisa melihat Agam sesekali di atap kost, itupun hanya sebentar, pesan dari Agam yang biasanya ia dapati selang satu hari, dua hari, kini ia harus menunggu lamanya.
Meskipun harus menunggu lama, Humeyra mencoba untuk memahami posisi Agam. Agam yang berstatus mahasiswa pasti akan disibukkan dengan belajar, handphone pun hanya sesekali bisa dimainkan, mengingat kegiatan santri tidak lepas dari ibadah maka semua handphone akan disita sampai waktu yang ditentukan.
Humeyra beralih pada jendela ruang tamu yang langsung tertuju pada ruang utama kost-an, ia melihat semua santri duduk rapih mengerjakan soal ujian, sebagian dari mereka sudah selesai mengerjakannya. Dari kejauhan Humeyra bisa melihat perawakan Agam, sedang membaca urutan soal sesekali membalikkan kertas seolah sedang berpikir mencari jawaban. Tidak sadar sudut bibir Humeyra tertarik membentuk senyum simpul.
Tinggal menunggu beberapa minggu menuju perpisahan, sisanya harus kembali ikhlas menerima bahwasanya kamu pergi terlalu cepat.
Perhatian Humeyra teralihkan kala notifikasi handphone nya berbunyi, kedua alis Humeyra nyaris bertaut saat melihat nomor tidak dikenal berada di layar handphone nya.
+62857-xxx-xxx :
Assalamualaikum Mey, ini dengan Habsya, masih ingatkah?Sontak mulut Humeyra ternganga, matanya terbuka lebar saat mengeja nama didalam pesan. Humeyra tidak menyangka dengan apa yang ia baca saat ini, beberapa kali ia menepuk pipinya berusaha menyadarkan bila ia sedang bermimpi. Tapi sayangnya ia sudah terbangun, ujian cinta apalagi yang datang pada kehidupan Humeyra? Allah kembali datangkan seorang pria yang tidak Humeyra sangka. Pertemuan dengan Habsya minggu lalu pun sebenarnya hanya Humeyra yang melihat pria itu hendak salat jumat, Humeyra pun tidak yakin Habsya melihatnya atau tidak. Selepas nya tidak sama sekali ia mengingat bahkan memikirkan pria itu.
"Masya Allah, dia dapat nomer ku dari siapa toh?" monolog Humeyra lantas duduk di sopa ruang tamu.
Humeyra :
Waalaikumsalam, Masya Allah Habsya. Masih ingat, kita satu kelas waktu kelas dua SMP+62857-xxx-xxx :
Iya benar, bagaimana kabarnya? Sehat?Humeyra :
Alhamdulillah sehat,+62857-xxx-xxx :
Jumat lalu aku lihat kamu di alun-alun, maaf nggak sempat nyapa, lagi terburu-buru hehe.Humeyra :
Oh iya, nggak apa-apa. Kamu lanjut kuliah?+62857-xxx-xxx :
Alhamdulilah, iya Mey
Kapan-kapan aku silaturahmi ke rumah boleh?Kedua mata Humeyra terbelalak, ada apa ini sebenarnya ya Tuhan? Jika pun mereka hanya singgah, sesungguhnya aku bukan dermaga yang tepat untuk mereka. Jangan biarkan dirinya menerka-nerka hal yang tidak pasti, anggap saja ini adalah perkenalan semata tak memiliki makna apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
TienerfictieMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...