Sejauh ini semenjak kedatangan santri laki-laki masih aman dan berjalan dengan baik. Tidak ada satu pun yang keluar kost-an setelah kejadian kemarin. Mungkin karena hari pertama pindah mereka ingin tahu lingkungan sekitar. Seiring berjalan waktu juga Humeyra sudah tidak memikirkan rasa malu nya, bukti nya saja ia masih bisa keluar rumah dengan aman. Bukan itu saja, dengan niat membantu acara tunangan anak pamannya, Humeyra rela angkat beban berat untuk perlengkapan makanan di sana.
Dalam satu hari Humeyra berhasil membantu bundanya membawa sepuluh dus logistik, tidak terbayang Humeyra harus berjalan menanjak ke arah rumah pamannya. Dan yang paling Humeyra syukuri adalah kehadiran santri tidak membuatnya mogok berjalan keluar. Mereka tetap berada di dalam kost.
"Bun, semuanya sudah nggak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Humeyra setengah terengah kecapean.
"Sudah semua Mey. Humey pulang aja nanti bunda nyusul masih banyak yang harus dibantu buat acara besok." ujar Bunda langsung disetujui Humeyra.
Perlahan matahari mulai terbenam, Humeyra pun sudah lelah dengan aktivitas hari ini. Belum lagi ia harus mengerjakan editan foto yang dikirim rekan grup nya, dari kemarin pekerjaan Humeyra sangat menumpuk hingga Humeyra harus memberikan alibi masuk akal agar deadline bisa diundur.
Saat akan berjalan menurun mendekati kost, Humeyra celingak-celinguk memastikan tidak ada laki-laki nongkrong di halaman kost-an ataupun ditempat jemuran, secara sore hari adalah waktu terbaik untuk nangkring di luar karena saat matahari mulai terbenam tepatnya di tempat jemuran kost akan terlihat keindahan sore hari dimana semburat oranye mulai menggambar langit kampung. Bukan itu saja, di dalam kost itu ada tangga yang menghubugkan langsung dengan atap kost, saat berdiri di sana mata akan dimanjakan dengan pemandangan khas kampung yang pasti akan dirindukan, gunung menjulang tinggi menjadi pusat keindahan kampung, di kaki gunung pun akan terlihat penampakan gua dimana saat sore hari burung-burung akan terbang bergerombol menuju gua itu. Keindahan mana lagi yang bisa dinikmati di kampung ini? Menurut Humeyra kostan ini dalah pilihan tepat dihuni oleh santri atau santriwati mengingaat di kost ini banyak tempat baik untuk belajar yang tidak akan jenuh karena disuguhkan dengan pemandangan alam. Kalian pasti ingat, tempat jemuran itu sekarang sudah sangat terbuka karena penutup nya sudah lama sobek dan tidak diperbaiki juga.
Sedikit penasaran hinggap dalam benak Humeyra, apa yang sedang para santri lakukan di dalam? Apakah terus mengaji? Belajar atau apa? Sebenarnya memang hebat bagi mereka memilih untuk masuk pondok pesantren, iman mereka kuat bisa tahan untuk tidak keluar pondok, tidak main handphone bahkan pandangan mereka dijaga agar tidak menatap lawan jenis dengan cara memisahkan tempat masing-masing. Sebenarnya dulu sekali Humeyra sudah ditawari Kak Aisyah untuk mondok, dan semua biaya Kak Aisyah tanggung. Jelas Humeyra menolak keras, karena peraturannya terlalu ketat apalagi untuk perempuan, tidak diperbolehkan keluar pondok kecuali dalam keadaan yang mendesak.
Yang lebih Humeyra tidak mau saat itu, ia harus berkerudung setiap hari tanpa lepas, harus memakai gamis bahkan kegiatannya pasti akan jenuh. Jika sudah belajar pasti untuk mengisi perutpun ia harus masak bersama-sama, segalanya dilakukan secara mandiri. Apalagi Humeyra belum bisa hidup tanpa Bunda, untuk ke kamar mandi malam-malam pun Humeyra membangunkan Bunda untuk ditemani.
Lantas sekarang penyesalan itu ada, ia membutuhkan orang yang mampu membimbing hijrah nya, kalau dulu masih bisa dengan Kak Aisyah, mengingat dulu Kak Aisyah belum menikah, jadi banyak waktu luang jika harus mengajari agama pada Humeyra.
"AYAM LONCAT!" Teriak Humeyra tiba-tiba, jantungnya berdetak hebat ditengah lamunan nya, ia dikagetkan kala air satu ember ditumpahkan tepat di depan matanya. Di mana lagi kalau bukan berasal dari tempat jemuran santri.
Humeyra melirik cepat ke samping, pandangannya tertuju pada dua pria mematung melihat Humeyra kaget diiringi latah. Baik Humeyra dan dua laki-laki tersebut terdiam beberapa detik hingga akhirnya Humeyra tersadar. Menyadari hal itu, tanpa melirik kembali Humeyra langsung berlari sekencang mungkin agar raut malu nya dapat ia sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Genç KurguMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...