Setelah kedatangannya di kampung ini, Agam seringkali berdiam diri di tempat jemuran, karena posisi rumah yang ia tempati berada di atas, maka dari arah mana pun ia akan disuguhkan langsung dengan pemandangan jalan raya, termasuk ia bisa melihat rumah wanita yang menjadi incerannya. Humeyra, satu nama yang menjadi alasan ia berada di tempat jemuran ini. Melalui perantara adik perempuan itu, Agam bisa dengan mudah berkomunikasi. Seperti saat ini, karena keadaan di luar rumah sepi tidak ada teman-temannya, Agam memerintah Farid yang akan berangkat mengaji untuk pulang sebentar, meminta nama akun instagram kakaknya.
Dengan hati senang Agam menunggu kedatangan Farid, tidak sampai satu menit Agam menunggu, Farid sudah muncul sambil berlari. Spontan wajah Agam melukiskan senyum.
"Ini Kak Agam," ucap Farid menyerahkan secarik kertas padanya.
Agam meraih kertas itu melalui sela-sela pagar, dipandangnya sejenak tulisan itu hingga menimbulkan seutas senyuman, tidak ingin berlama Agam menggenggam kertas itu lalu memasukkan nya ke dalam saku celananya.
Tanpa disadari dari bawah sana ada sosok yang sedang menelitinya dan tidak sengaja Agam melihatnya. Siapa lagi kalau bukan Humeyra, si perempuan yang mampu mengintip dalam persembunyian nya. Sempat Agam melirik sejenak, namun ia sudahi karena ia takut gurunya melihat dirinya sendirian di sini.
"Makasih ya Rid, salam untuk Kak Humeyra kalau mau keluar rumah hati-hati." ucap Agam yang langsung dijawab dengan acungkan jempol dari Farid.
Agam mengangguk diiringi senyum dan mempersilahkan Farid untuk pergi mengaji, begitupun Agam berlalu masuk ke dalam rumah sebelum yang lain melayangkan pertanyaan bertubi-tubi mengenai hal apa yang sedang ia lakukan bersama anak kecil yang di duga adik dari wanita di samping rumah ini.
~~~
Sore hari tidak pernah gagal mengumpulkan khalayak, memadati jalanan penuh dengan kendaraan. Vibes pulang kerja memang lain, apalagi beriring cuaca cerah. Tubuh yang dirasa lelah pun terbayar kala melihat sinar jingga di langit. Seperti saat ini, di alun-alun tempat tinggal nya penuh dengan massa. Beragam, namun kebanyakan dari mereka adalah berburu makanan. Memang sore hari jajanan pinggir jalan bertumpuk di pinggir alun-alun.
Humeyra melirik ke sana ke mari, menjelajahi setiap stand jajanan. Ini yang selalu Humeyra nantikan, mendambakan sore yang cerah. Ia pemburu langit, tenang rasanya saat memandang langit, dari sekian langit yang Humeyra pandang tak satupun membuat dirinya bosan, yang hadir dalam hatinya adalah rasa kagum. Apapun yang terlukis di langit, Humeyra akan jatuh cinta. Gumpalan awan putih berpadu warna oranye, menanti matahari terbenam yang bersembunyi di balik awan hingga menyebarkan warna indah ke seluruh langit, membiaskan ke bumi menciptakan suasana hangat.
Dua hal yang selalu Humeyra damba, lukisan langit dan desiran ombak. Dua hal yang tak habis-habis menyihir manik nya, tak henti membuat lisannya berucap syukur. Apapun yang ia lihat di langit, akan ada satu pengabadian dalam ponselnya. Kelak saat tubuhnya sudah tak mampu untuk berburu langit, ia akan membuka satu per satu potret langit. Sebuah bukti bahwa langit sudah banyak menemani perjuangan hidupnya.
Setelah puas memandang sekitar, akhirnya Humeyra bertemu dengan Zulfa. Tanpa banyak berbicara mereka berdua langsung memasuki area masjid dan mencari tempat nyaman untuk berbincang.
Saat berada di samping Zulfa beberapa kali Humeyra mencuri pandang. Perempuan di sampingnya sibuk mengeluarkan beberapa buku berikut alat tulisnya. Yang menjadi pusat perhatian Humeyra adalah cadar. Zulfa bisa bertahan mengenakan cadar semenjak ia bertemu di SMA, meskipun beberapa kali ia melihat Zulfa dicaci maki, diprotes oleh guru sendiri lantaran mengenakan cadar, tak pernah ia melihat Zulfa membalasnya, melainkan hanya respon diam. Sekuat itulah iman Zulfa hingga sampai hari ini pun cadar itu masih melekat menutup parasnya yang cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Teen FictionMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...